SELAMA ini, Kesenian Angklung di sekolah hanya terÂdapat dalam kegiatan ekstrakulikuler. Salah satu buÂdayawan asal Bogor, Ade Suarsa meminta pemerinÂtah, khususnya Kabupaten Bogor untuk menjadikan alat musik bambu ini menjadi wajib disetiap sekolah sebagaisalah satu upaya pelestarian budaya.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Menurut Ade, jika angklung hanya dikenalkan dalam moÂmen-momen tertentu, semiÂsal Pasanggiri atau kegiatan seremonial, pelestarian yang digaungkan dirasa tidak maksimal dan belum tentu sampai kepada telinga masyarakat, khuÂsusnya anak usia dini.
“Pemerintah provisni dan pemerinÂtah daerah harus menjadikan Kesenian Angklung menjadi salah satu pelajaran wajib disekolah. Agar sosialisasi kesenian angklung ini ‘nendang’ dan benar-benar ada di masyarakat, baik itu ketika TK, SD, SMP, dan SMA,†ucap Ade Suarsa.
Pria yang kerap menjadi juara dalam festival seni musik dan pertunjukan ini menambahkan, dengan dimasukkannya kesenian angklung ke dalam kurikulum maka pergerakan pekestarian ini akan siÂmultan.
“Kesenian angklung ini jangan hanya dijadikan pajangan dan hancur. Angklung ini harus dimasukkan ke dalam kurikulum agar geliat pelestarian kesenian angklung ini semakin baik, apalagi ada acara PasÂanggiri Angklung setiap tahunnya,†ungÂkapnya.
Dan, lanjutnya, jika kesenian ini benar-benar ada di sekolah-sekolah, maka festiÂval ini dilombakan dahulu di tingkat kabuÂpaten dan bukannya langsung ditunjuk.
Terpisah, Bupati Bogor Nurhayanti mendukung langkah Ade Suarsa tersebut yang menginginkan agar kesenian angÂklung dimasukkan dalam kurikulum sekoÂlah.
“Usulan itu sangat bagus, apalagi anÂgklung ini berasal dari Desa Cileuksa, Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan kami akan mengkajinya,†ujar Nurhayanti.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DeÂwan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor Wasto Sumarno meminÂta kesenian angklung harus dimasukkan ke dalam kurikulum, namun sebelum itu terÂjadi maka harus ada pelatihan kepada para guru kesenian.
“Guru kesenian harus diberikan pelaÂtihan atau pembinaan kesenian angklung dan dari daerah Jawa Barat lainnya agar budaya Sunda ini tetap lestari. Apalagi, angklung ini sudah dipatenkan ke UNESÂCO pada tahun 2010 lalu sebagai warisan budaya tak berbenda Indonesia,†tuÂtupnya. (*)