Lesu di bisnis otomotif, PT Astra Internasional Tbk (ASII) tak kehabisan akal. Perusahaan terkeÂmuka di Indonesia ini menginÂcar peluang sektor infrastruktur yang masih cukup tinggi di taÂhun depan.
Meski tahun ini perusahaan masih mencatat perlambatan pertumbuhan di 9 bulan pertaÂma tahun 2015 ini , namun peluÂang pertumbuhan tampak jelas terlihat di sektor infrastruktur yang digarap perusahaan.
“Laba bersih segmen infraÂstruktur, logistik dan lainnya memang mengalami penurunan sebesar 64% menjadi Rp 91 milÂiar. Hal itu disebabkan kerugian awal yang ditimbulkan pengoperasian seksi I Jalan Tol KerÂtosono-Mojokerto,†ujar DirekÂtur Utama PT Astra International Prijono Sugiharto pada acara Investor Summit di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (12/11/2015).
Ditambah sejumlah penuÂrunan lainnya, laba bersih sekÂtor infrastruktur di sektor ini mengalami penurunan laba bersih menjadi hanya Rp 91 milÂiar atau turun 64% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 253%.
Namun demikian, perusahaan yakin kondisi ini bakal membaik di tahun depan. Pasalnya meski tak agresif, namun jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol terus mengalami peningkatan. Hal itu seperti terlihat di ruas jaÂlan tol milik Astra yang saat ini sudah beroperasi, yakni jalan tol Tangerang-Merak.
Di tengah perlambatan ekoÂnomi yang terjadi tahun ini, PT Marga Mandala Sakti (MMS), anak usaha PT Astra InternasÂtional yang mengoperasikan Jalan Tol Tangerang-Merak 72,5 Km justru mencatatkan peningÂkatan volume lalulintas harian kendaraan sebesar 8% menÂjadi 34 juta kendaraan per hari pada periode Januari-SeptemÂber 2015. “Pada periode yang sama tahun lalu hanya sekitar 31,48 juta kendaraan per hari,†jelas dia.
Dengan fakta tersebut, ia opÂtimistis bisnis infrastruktur yang digarap perusahaan bisa lebih positif di tahun depan. “Tahun depan akan beda. IndrastrukÂtur kita mulai jalan dan itu bisa berkontribusi baik untuk peruÂsahaan,†pungkas dia.
Kurang Menggairahkan
Kinerja PT Astra InternaÂtional Tbk (ASII) di sembiÂlan bulan pertama tahun ini kurang menggembirakan. Di kuartal III-2015, laba bersih perseroan turun 17% dari Rp 14,499 triliun menÂjadi Rp 11,997 triliun. Laba bersih per saham juga tuÂrun dari Rp 358 ke Rp 296 per saham.
Pendapatan bersih konÂsolidasian juga menurun 8% menjadi Rp 138,177 triliun dari Rp 150,582 triliun di kuartal III-2014. Merosotnya kinerja perseroan disebabkan oleh penjualan mobil yang menurun 20% dan penjualan motor menurun 14%. Selain segmen otomotif, alat berat dan pertambangan, serta agÂribisnis juga berkontribusi menekan laba perseroan.
“Situasi bisnis yang meÂnantang yang dihadapi oleh Grup Astra terus berlanjut dan kami memperkirakan kiÂnerja dari seluruh lini bisnis tidak akan mengalami banyak perubahan di sisa penghuÂjung tahun ini,†ujar Prijono.
Prijono menjelaskan, Grup Astra menghadapi peÂnurunan konsumsi domestik, persaingan di pasar mobil, pelemahan harga komodiÂtas dan penurunan kualitas kredit korporasi dalam semÂbilan bulan pertama tahun ini, sehingga kontribusi dari seluruh segmen bisnis menÂurun kecuali alat berat dan pertambangan.
Meski demikian, ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk masih naik 5% menjadi Rp 100,313 triliun di kuartal III-2015 dari Rp 95,494 triliun di kuartal III-2014. Nilai aset bersih juga naik 5% dari Rp 2,359 triliun ke Rp 2,478 triliun.
Posisi utang bersih secara keseluruhan, di luar anak perusahaan jasa keuangan, mencapai Rp 283 miliar pada 30 September 2015 dibandÂingkan dengan utang bersih sebesar Rp 3,3 triliun pada akhir tahun 2014, karena penÂerimaan modal kerja yang kuat.
(Alfian Mujani|net)