debat-politikBOGOR TODAY – Universitas Djuanda (Unida) Bogor dan Keluarga Mahasiswa Nadhatul Ulama Institut Pertanian Bogor (KMNU-IPB) lolos melaju ke grand final lomba debat kepe­miluan dan demokrasi tingkat mahasiswa se-wilayah Bogor 2015.

Sebelumnya, Unida dan KMNU IPB telah menyisihkan sebanyak delapan kelompok be­rasal dari mahasiswa universitas dan organ­isasi mahasiswa ekstra dan intra se-wilayah Bogor sebagai peserta, sebulan lalu.

Acara grand final lomba debat yang dis­elenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor, itu berlangsung di aula Badan Koodinasi Pemerintah dan Pembangunan (BKPP) Wilayah I Bogor, Kamis (19/11/2015).

Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto ha­dir untuk membuka acara ini, dirinya men­gatakan, untuk penyelenggara acara debat kepemiluan dan demokrasi tingkat maha­siswa ini, kedepannya dapat diselenggarakan di taman-taman Kota Bogor, seperti d taman ekpresi. karena jika acara dilakukan ditempat umum, masyarakat kota bogor dapat melihat acara debat ini.

“Ini berguna untuk wawasan politik bagi warga yang menyaksikannya dan memanfaat­kan fasilitas umum di Kota Bogor,” kata dia.

BACA JUGA :  7 Tips Menetralisir Tubuh usai Makan yang Bersantan saat Lebaran

Bima juga menjelaskan, acara ini sangat layak diselenggarakan di Kota Bogor, selain untuk menarik animo kaum muda Kota Bo­gor, acara ini untuk menekan kaum muda agar tidak menjadi golput. Ia menambahkan, acara ini dapat meningkatkan kepekaan pela­jar untuk pengetahuan politik.

“Edukasi ini harus dijabarkan dari awal proses pemilihan hingga tahapan terakhir sampai terpilihnya seseorang yang dipilih. ini sangat penting untuk membuka wawasan bagi masyarakat agar paham struktur dan me­kanisme pemilu,” ungkapnya.

“Kami mensuport kegiatan KPU Kota Bo­gor dalam edukasi poltik seperti ini,” tam­bahnya.

Terpisah, Ketua KPU Kota Bogor, Undang Suryatna mengungkapkan, bahwa mereka juga sebelumnya diwajibkan untuk membuat karya tulis tentang tema debat ini. Kali ini yang masuk di babak final yakni Unida dan KMNU IPB. “tujuannya, untuk mengkritisi pe­milu dan kita dapat pahami kekurangan pe­milu nantinya yang akan kita hadapi di tahun 2018. Untuk juri di grand final ini, ada tiga, yaitu KPU Jawa Barat, akademisi dari Unpak Bogor dan KPU Kota Bogor.” akunya.

BACA JUGA :  Rapat Paripurna Terakhir Bima Arya - Dedie Rachim, Sahkan 2 Perda

Menurut Undang, pihaknya setuju dengan pendapat Walikota Bogor untuk memanfaat­kan ruang publik dalam menyelenggarakan acara seperti ini. Lomba debat bertemakan penyelenggaraan Pilkada serentak ini terbagi tiga sesi. Penyampaian argumen pro dan kon­tra dari masing-masing peserta sesuai tema. Kemudian sesi intuksi dan terakhir closing statemen menyampaikan argumen pro dan kontra. “Seperti diketahui bahwa mahasiswa itu kritis, analitis dan sering kali vokal terha­dap berbagai persoalan, maka tujuan lomba debat ini kita ingin melihat dari mereka yang pro dan kontra sehingga menjadi masukan kami kedepan terkait penyelenggaraan Pilka­da serentak,” tuntas Undang.

(Rizky De­wantara)

============================================================
============================================================
============================================================