IMG-20151119-WA0013Pernah mengikuti ajang Mojang Kabupaten Bogor pada 2009. Lalu menjadi foto model untuk produk-produk kecantikan dan fashion, serta menjadi penyanyi, kini malah kepincut usaha katering. Itulah yang terjadi pada diri Anggie Yannie Kosidin, 23 tahun.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Wanita cantik kelahiran Jakarta ini, tertarik untuk menjalankan usaha katering kare­na dia dan suaminya, Alexander Djuanto (38 tahun) gemar makan di luar rumah. ‘’Dari dulu saya memang suka masak membantu mama dan nenek di rumah. Tetapi be­gitu menikah dengan Alex, kami sering makan di luar rumah,’’ kata Anggie ke­pada Bogor Today, di Kedai Idola Pasar Bersih Sentul City, Kabupaten Bogor, Kamis (19/11/2015).

Ternyata, lanjut Anggie, biaya makan di luar rumah sebagai pengan­tin baru, lumayan banyak. ‘’Ya biaya makan kami di luar berdua bisa sam­pai Rp 9 juta sebulan. Cukup besar,’’ katanya.

Karena pengeluaran yang cukup besar itu, Anggie berpikir, kenapa dia tidak masak sendiri dan buka usaha katering. Meski sudah biasa memasak, Anggie masih perlu keyakinan apakah masakannya pantas dikomersilkan atau tidak. ‘’Awalnya saya masak un­tuk suami, dan suami saya suka. Nah, beberapa temannya juga menyukai masakan saya. Mereka bilang enak,’’ katanya.

Dari komentar suami dan teman-te­mannya itulah, Anggie memiliki keyaki­nan bahwa masakan yang dia bikin akan disukai banyak konsmen. Keyakinan dia benar. ‘’Saya mulai mendapat pesanan nasi boks untuk karyawan,’’ katanya.

Harga nasi rames boks buatan Ang­gie, dibandrol Rp 8.000-Rp 10.000 un­tuk karyawan dan mahasiswa. Tetapi untuk paket standar umum dia ban­drol Rp 15.000-Rp 20.000 sudah leng­kap ayam, atau daging, telur, sayuran, tahu tempe, dan lain-lain. ‘’Paket un­tuk karyawan saya jual dengan harga murah sekalian membantu mereka, karena tidak semua karyawan gajinya besar kan,’’ katanya.

Aneka macam masakan khas Med­an dan masakan tradisional Indonesia bisa Anggie bikin sndiri. Yang men­arik, Anggie punya keahlian khusus dalam memasak jengkol dan gule ke­pala ikan khas Medan. ‘’Bangun tidur saya bisa langsung masak dan menci­cipi makanan. Saya selalu membuat bumbu sendiri karena kunci masakan enak itu adanya di bumbu,’’ ujarnya.

Anggie bercerita bahwa yang mem­bedakan masakan satu pengusaha kat­ering dengan yang lainnya adalah di bumbu. Ketika belajar memasak dulu, Anggie dapat pelajaran dari neneknya bahwa untuk menghasilkan masakan yang enak harus berani di bumbu. ‘’Ka­lau tidak berani di bumbu, lebih baik jangan buka usaha kuliner karena rasan­ya tidak akan istimewa,’’ katanya.

Meski saat ini belum terlalu ra­mai, Kedai Idola yang dia ban­gun kelak akan maju pesat. Dia yakin, pengunjung Pasar Ber­sih Sentul City akan semakin ramai dan semakin padat. Apa­lagi sebentar lagi unit aparte­men di sebelah barat Pasar Ber­sih akan segera beroperasi dan dihuni ratusan warga. ‘’Belum lagi nanti ada Aeon Mall yang juga akan buka di kawasan ini,’’ ujar wanita yang sudah memiliki dua anak tetapi masih tampak seperti lajang itu.

Alexander, suami Anggie, adalah pengusaha asesoris mo­bil di kawasan Tajur, Kota Bogor. Lelaki yang tapak kalem dan tak banyak bicara ini, sangat men­dukung usaha istrinya. Apalagi Anggie punya tekad yang kuat ingin punya pendapatan send­iri. ‘’Walaupun suami punya usaha, saya sebagai wanita modern ingin pun­ya pendapatan sendiri yang memadai. Karena itu, saya terjun di bisnis kater­ing dan kuliner ini,’’ pungkas Anggie.

============================================================
============================================================
============================================================