JAKARTA, TODAY — Para pengguna jasa kereta listrik Bogor- Jakarta akan mendapat fasilitas tambahan jam keberangkatan. PT KAI Commuter Jabodetabek meÂnambah 4 jadwal perjalanan KRL Commuter Line di perlintasan BoÂgor. Penambahan tersebut sudah mulai diterapkan Minggu (1/11/2015).
“Sehingga jumlah total perjalanÂan pada lintas tersebut menjadi 391 perjalanan per hari,†ujar Manajer Komunikasi PT KCJ, Eva KhairuniÂsa, melalui keterangan tertulisnya, Minggu (1/11/2015).
Eva mengatakan tahun ini PT KCJ juga menambah 120 unit kereta dari Jepang. Sebanyak 78 kereta suÂdah tiba dan telah beroperasi setiap harinya.
Sampai saat ini, jumlah penÂumpang Commuter Line mencapai 800.000 sampai 850.000 penumpÂang setiap hari. Dengan penambaÂhan jadwal kereta ini, Eva berharap PT KCJ dapat mencapai target penumpang.
“PT KCJ mengÂharapkan penamÂbahan perjalanan KRL ini dapat mengakomodir jumlah pengguna jasa yang terus meningkat. Sehingga target 1.2 juta penumpang pada tahun 2019 dapat terwujud,†ujar Eva.
Tarif Sampai Desember
Sementara itu, rencana PT KAI ComÂmuter Jabodetabek (KCJ) untuk menaiÂkkan tarif batal dilakukan hingga akhir tahun ini. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah meminta PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) untuk tiÂdak menaikkan tarif kereta “commuter line†atau KRL hingga akhir tahun ini.
Sekretaris Jenderal Kemenhub, Sugihardjo, menegaskan, KCJ sebelÂumnya telah mengajukan rencana keÂnaikan tarif KRL dikarenakan kontrak dana PSO akan habis pada 18 NovemÂber 2015.
Meski demikian, Kemenhub berÂharap KCJ bisa menalangi terlebih dahuÂlu biaya untuk menutupi tarif tersebut dengan jaminan dana PSO tambahan dibayarkan pada awal tahun depan. “Kita minta KCJ untuk menalangi daÂhulu, sementara kita mengkoordinasiÂkan kepada Kementeri Keuangan untuk membayarkan tahun depan,†katanya.
Menurut Sugihardjo, upaya terseÂbut dilakukan karena masyarakat beÂlum bisa menerima kenaikan tarif di tengah kondisi perekonomian nasional dan global yang masih fluktuatif. “Ini seperti buah simalakama, enggak diÂnaikkan masyarakat belum bisa menerÂima, kalau tidak dinaikkan Kemenkeu dananya tidak ada,†katanya.
Dikorankan BOGOR TODAY sebeÂlumnya, Kementerian Keuangan (KeÂmenkeu) sendiri mengabulkan rencana tambahan dana public services obligaÂtion (PSO) untuk kereta rangkaian lisÂtrik (KRL) comuter line yang diusulkan Kementerian Perhubungan. Hal ini diÂlakukan untuk menghindari kenaikan harga tiket.
Menteri Keuangan, Bambang BrodÂjonegoro mengungkapkan, pihaknya telah menyepakati pengajuan penamÂbahan PSO tersebut. Namun, dana yang akan digunakan berasal dari KeÂmenterian Perhubungan sendiri.
Bambang menjelaskan, dana yang diambil untuk penambahan PSO ini nantinya akan diambil dari anggaran milik Kemenhub\. Hal ini dilakukan disebabkan penyerapan anggaran KeÂmenhub masih terbilang rendah. “Itu nantinya relokasi di Kementerian PerÂhubungan sendiri, saya sudah sampaiÂkan ke Pak Jonan. Jumlahnya ya sesuai usulan?,†kata Bambang.
Menhub Ignasius Jonan juga suÂdah menemui Bambang Brodjonegoro untuk meminta penambahan subsidi untuk kereta commuter line sebesar Rp 160 miliar yang akan habis pada NoÂvember 2015.
Dengan adanya pertemuan itu diÂharapkan nantinya ada tambahan angÂgaran untuk commuter line. MenurutÂnya, bila PSO tidak ditambahkan maka berdampak pada harga tiket yang akan dinaikkan.
Kata Jonan, jika harga tiket tidak dinaikkan maka nantinya berdampak pada penurunan pelayanan. Hal ini sangat berbahaya. “Kalau misalnya PSO-nya habis tidak bisa ditambah, tiÂdak bisa ditagih tahun depan terpaksa harga tiketnya naik. Karena kalau tidak naik bahaya sekali, pelayanan bisa tuÂrun sekali,†tuturnya.
(Yuska Apitya Aji)