bawahan-HLBOGOR, TODAY — Wabah penya­kit kembali melanda kawasan hu­nian mahassiwa Institut Pertanian Bogor (IPB), Dramaga, Kabupaten Bogor. Sedikitnya 17 mahasiswa IPB yang tinggal di asrama dan in­dekost di sekitar kampus terpaksa dirawat intensif, di Rumah Sakit Karya Bhakti Pertiwi, Dramaga, Kabupaten Bogor, sejak Sab­tu(5/12/2015). Mereka terserang penyakit hepatitis A.

Informasi diperoleh me­nyebutkan, jumlah mahasiswa mengindap penyakit itu terus bert­ambah dalam kurun waktu dua pe­kan. Bahkan, mahasiswa angkatan 49 Fakultas Kehutanan IPB, Senna, me­ninggal di Medan setelah diopname selama empat hari di RS Karya Bhakti Pertiwi, Dramaga, Kabupaten Bogor. Senna dipulangkan ke kampung hala­mannya karena tidak memiliki biaya buat terus menjalani perawatan.

Hikam, mahasiswa angkatan 51 yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Karya Bhakti Pertiwi, Dramaga, mengatakan gejalanya pus­ing dan mual. “Awalnya mual, demam, mata kuning, pas masuk sini (RS Karya Bhakti Pertiwi) dokter bilang saya kena penyakit hepatitis,” kata Hikam di ru­ang Vanda III/1 Rumah Sakit Karya Bhakti Pertiwi, Dramaga, Kabupaten Bogor, Rabu (9/12/2015).

Sementara itu, Kepala Kantor Hukum, Promosi, dan Humas IPB, Yatri Indah Kusumastuti, membenar­kan sejumlah mahasiswa kampus itu dalam dua pekan terakhir banyak yang terserang hepatitis A. “Memang ada sejumlah mahasiswa IPB yang terkena dan suspect hepatitis A. Untuk jumlah pasti mahasiswa yang terserang, hingga saat ini kita masih melakukan pendata­an ulang,” kata Yatri saat dikonfirmasi.

Tak hanya itu, Yatri mengatakan pihak kampus tengah menelusuri dan mengidentifikasi awal mula penyebaran penyakit tersebut. “Sampai saat ini kami masih melakukan assessment penyeba­ran penyakit hepatitis yang menjangkiti sejumlah mahasiswa IPB,” ujar Yatri.

BACA JUGA :  Kelola Bansos dan Tangani Bencana, Pj. Bupati Bogor Lakukan Sinergi Dengan Komisi VIII DPR RI dan Pemerintah Pusat 

Menurut Yatri, mahasiswa terjang­kit hepatitis A berasal dari berbagai program studi dan semester. Namun, sebagian besar yang terjangkit adalah mahasiswa baru IPB yang tinggal di As­rama IPB. “Sementara paling banyak adalah mahasiswa yang tinggal di as­rama dan kosan yang terjangkit hepa­titis,” ucap Yatri.

Yatri melanjutkan, guna menganti­sipasi hal itu, pihak IPB akan melaku­kan langkah-langkah dan pencegahan kasus hepatitis A, dengan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. “Kami langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota dan Ka­bupaten untuk tindak lanjut secara komprehensif,” tambah Yatri.

Kabid Pemberantasan, Pencegahan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2PKL) Dinkes Kabupaten Bogor, dr. Kusnadi, mengatakan, pihaknya su­dah melakukan investigasi. “Hasilnya belum ketahuan. Kemungkinan besok (hari ini,red),” kata dia, saat dikonfir­masi, Rabu petang.

Hepatitis A adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus hep­atitis A yang disebarkan melalui ko­toran/tinja penderita; biasanya melalui makanan (fecal-oral). Beberapa kasus hanya memberikan sedikit atau tanpa gejala terutama bagi yang masih muda.

Waktu antara dan gejala, antara 2-6 minggu. Gejalanya biasanya berakhir dalam 8 minggu dan meliputi: mual (nausea), muntah-muntah, mencret, kulit kuning (terutama bagian putih dari mata), demam, dan nyeri abdomen.

Sekitar 10–15% dari penderita akan kambuh kembali dalam 6 bulan setelah infeksi pertama. Penyakit hepatitis A yang fatal jarang terjadi, tetapi mung­kin terjadi pada lansia.

Biasanya penyakit ini disebarkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kotoran penderita hepatitis A. Kerang (Shellfish) yang ti­dak dimasak dengan matang, biasanya menjadi sumber infeksi penyakit ini. Dapat juga menyebar melalui kontak erat dengan penderita. Setelah ter­kena hepatitis A satu kali, maka orang tersebut akan kebal seumur hidupnya terhadap penyakit ini. Diagnosa mem­butuhkan tes darah, karena gejalanya seringkali sama dengan penyakit lain­nya.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Senin 25 Maret 2024

Vaksin hepatitis A efektif untuk pencegahan. Beberapa negara mereko­mendasikan vaksinasi untuk anak-anak dan pada yang beresiko tinggi dan be­lum pernah divaksin sebelumnya. Vak­sinasi tampaknya efektif untuk seumur hidup.

Usaha pencegahan lainnya adalah mencuci tangan dan memasak makan­an dengan matang. Tidak ada per­awatan khusus yang bisa dilakukan, kecuali istirahat dan pengobatan untuk mengatasi mual, atau mencret sesuai kebutuhan. Infeksi biasanya sembuh dengan sempurna dan tanpa penyakit hati berkelanjutan. Penanganan kega­galan hati yang akut, bisa dilakukan transplantasi hati.

Di dunia terjadi sekitar 1,5 juta pen­derita hepatitis A dengan gejala setiap tahunnya. Diperkiraan sekitar 10 juta terinfeksi setiap tahunnya. Umumnya terjadi di bagian dunia dengan sanitasi yang buruk dan tidak cukup air bersih.

Di negara berkembang sekitar 90% anak-anak pada umur sepuluh tahun pernah terinfeksi dan akan kebal pada saat dewasa. Kadang-kadang terjadi wabah di negara berkembang yang agak maju, ketika anak-anak belum ter­kena infeksi hepatitis A sebelumnya. Tetapi juga tidak divaksinasi, demikian juga kebanyakan yang lainnya.

Di tahun 2010, Hepatitis A akut menyebabkan 102,000 kematian. World Hepatitis Day terjadi tiap tahun pada tanggal 28 Juli untuk mengin­gatkan akan virus hepatitis.

(Rishad Noviansyah|Yuska Apitya)

============================================================
============================================================
============================================================