BOGOR, TODAYÂ – Pemerintah Kabupaten Bogor masih terus berupaya mewujudkan Bogor Caang Tahun 2018 dengan meÂmastikan tidak ada desa atau wilayah yang tidak teraliri listrik.
Menurut Kepala Dinas EnÂergi dan Sumber Daya MinÂeral (ESDM) Kabupaten Bogor, Ridwan SyamsuÂdin, saat ini rasio elekÂtrifikasi di Bumi Tegar Beriman telah menÂcapai 97,25 persen.
“Rasio itu suÂdah melampaui capaian nasional. Tapi kami terus berupaya untuk mewujudkan ini semua pada 2018,†kata Ridwan, Senin (28/12/2015).
Ia pun tidak meÂnampik jika desa-desa menjadi kendala untuk meÂmasukkan infrastruktur listrik. Seperti pemasangan gardu dan sebagainya.
Saat ini, kata dia, dari 3,1 juta rumah, tinggal 34 ribu rumah yang masih dalam keadaan gelap. “Tapi itu tidak terkonsentrasi di satu titik ya. Tapi tersebar dengan jumlah berbeda. Kalau dikalkulasi, jadi 34 ribu,†lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala BiÂdang Ketenagalistrikan pada ESDM Kabupaten Bogor, Dede Armansyah menjelaskan, ruÂmah-rumah yang belum menÂdapat listrik ini sebagian besar berada di 10 Kecamatan seperÂti Jasinga, Nanggung, Cigudeg, Sukajaya, Tenjolaya dan LeuÂwiliang untuk kawasan Bogor Barat. Sementara Bogor Timur termasuk di wilayah SukamakÂmur dan Cariu.
“95 persennya disana dan sisanya kecil-kecil tersebar di seÂluruh Kecamatan. Namun yang paling krusial itu ada di daerah pegunungan yang akses jalanÂnya sulit,†ujar Dede, Jumat.
Pada April 2015 lalu, di CibÂinong terdapat 60 rumah yang belum terlistriki oleh PLN dan menumpang listrik kepada teÂtangganya.
Menurut Dede, jika mereÂka masuk dalam kategori keÂluarga miskin bisa mendapat program listrik desa yang telah dianggarkan untuk tahun 2015 sebesar Rp 9 miliar.
“Sebenarnya di Cibinong suÂdah berlistrik semua. Tapi tidak semua tercatat sebagai pelanggan PLN. Itu memang tidak melangÂgar aturan, tapi untuk keamanan seharusnya satu mesih KWH itu untuk satu rumah saja,†tegasnya.
Untuk tahun 2015, Pemkab Bogor menyisihkan dana Rp 9 miliar untuk kebutuhan proÂgram listrik desa yang mampu memenuhi listrik di 7.110 rumah.
Sedangkan pada tahun 2014, anggaran untuk program yang sama terÂsedia anggaran Rp 14 miliar namun hanya bisa mengcover 6.409 rumah.
Meski angÂgaran lebih beÂsar dari tahun ini, jumlah ruÂmah yang bisa dipenuhi kebuÂtuhan listriknya lebih sedikit kaÂrena terganjal fakÂtor infrastruktur seperti pemasangan jarÂingan tegangan menenaÂgah ( JTM).
(Rishad Noviansyah)