2114196JAKARTA TODAY – Beban mul­tifinance kian membengkak se­cara bulan ke bulan. Kenaikan beban multifinance tercatat berasal dari bunga dan tenaga kerja. Plus penghapusan piu­tang pembiayaan.

Dalam ikhtisar laporan keuangan multifinance Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat beban yang ditanggung multi­finance sebesar Rp 53,56 tril­iun naik 12,7%. Beban opera­sional seperti: bunga, tenaga kerja, dan penghapusan piu­tang pembiayaan mendong­krak beban multifinance.

Rinciannya, bunga yang ha­rus dibayarkan multifinance se­bear Rp 17,5 triliun pada Septem­ber naik dibandingkan Agustus sebelumnya Rp 15,5 triliun. Ke­mudian tenaga kerja juga men­galami kenaikan dari Agustus sebesar Rp 9,7 triliun menjadi Rp 10,9 triliun pada September.

BACA JUGA :  Bejat, Oknum Guru Diduga Lecehkan Sejumlah Siswi di Tanjab Barat

Sementara pada beban penghapusan piutang pembi­ayaan juga mengalami kenai­kan pada September menjadi Rp 8,1 triliun dari sebelumnya Rp 7,2 triliun pada Agustus.

Beban operasional yang membengkak ini akan berdam­pak pada perolehan laba sampai akhir tahun. Jerry Fandy, Head of Treasury and Funding FIF Group mengatakan, beban multifinance banyak berasal dari beban bunga kredit. Disatu sisi menaikan suku bunga kredit bukan solusi. Se­bab, suku bunga acuan atau BI Rate bertahan.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Optimis Raih Poin di Laga Piala Asia U-23 Lawan Australia

“Perusahaan harus efisien­si supaya bunga kredit yang disalurkan kepada konsumen juga tidak mahal. Sulit seka­rang ini kalau menaikan bun­ga kredit. Jalannya memang harus efisiensi,” terang Jerry pada Jumat (4/12/2015).

(Yus­ka Apitya/net) intennadya

============================================================
============================================================
============================================================