Untitled-3BOGOR, Today – Universi­tas Djuanda (Unida) Bogor kembali menggelar Research Expo untuk kedua kalinya. Ini merupakan ajang bagi para peneliti internal universitas untuk mendiseminasikan hasil penelitiannya untuk konsumsi masyarakat akademik didalam dan luar kampus.

Dalam expo ini, ditampil­kan poster dan pemaparan 31 hasil penelitian sepan­jang tahun 2015 yang berasal dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), yakni penelitian strategi nasional, penelitian kompetitif nasional, penelitian fundamental, hibah bersaing, penelitian dosen pemula, disertasi dan serta hibah dari BP3IPTEK pemerin­tah provinsi.

Dalam gelaran yang dihad­iri Direktur LPPM Universitas Nusa Bangsa, LPPM Universitas Ibn Khaldun dan STIE Kesatu­an ini, Unida mampu menyer­ap dana penelitian dari Kemen­ristek Rp 1,4 miliar

Sebagai pembahas, Dr Jaka Santos Direktur Eksekutif TAND­EF, Dr Gada Sugada dari Disdik Kab. Bogor, Wardi Septiana dari Balai Taman Gunung Halimun Salak, dan Prof Winugroho dari Balai Penelitian Ternak.

Para pembahas mengupas mengenai penelitian strategis nasional (stranas) dan funda­mental, diantaranya stranas yang dibuat oleh Rektor Uni­versitas Djuanda, Dr Martin Roestamy, stranas oleh Dr En­din Mujahidin (Wakil Rektor Senior), serta hibah kompe­tensi dan fundamental. Melalui risetnya yang berjudul “Model Pengembangan Sistem Hukum Perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan rendah yang layak secara Teknis, Ekonomi dan Sosial.

Endin mengemukakan, kelak semua rakyat Indonesia berhak mendapatkan rumah, bahkan mereka yang berpeng­hasilan rendah. “Konsep ini bu­kannya sesuatu yang mustahil, karena pemerintah berkewa­jiban atas kesejahteraan rakyat Indonesia, dan perumahan adalah kebutuhan primer se­hingga harus diperhatikan ke­beradaannya,” ujar Endin.

Endin sendiri, dengan skim stranas berjudul “Model Pendidikan Karakter Mandiri sebagai Alternatif Pencegahan Kekerasan Seksual terhadap Anak”, mengemukakan pent­ingnya menanamkan pemaha­man kepada anak mengenai tanggungjawab terhadap diri sendiri dan awareness ter­hadap lingkungan sekitar, di­manapun anak berada melalui penerapan konsep sosial ber­basis islam, dan hal ini memer­lukan kerjasama antara pihak sekolah maupun orang tua. Sementara itu, Gada Sugada sendiri mengatakan bahwa me­mang kelemahan sistem pendi­dikan di SD adalah bahwa ber­beda dengan SMP dan SMA, di SD ti­dak ada guru BK/BP. “Padahal guru BK/ BP ini sangat pent­ing untuk memaha­mi apa yang tengah terjadi pada anak melalui pendeka­tan psikologi,” Ujar Gada.

Selama ini peran wali kelas meme­gang kunci utama perkembangan psikologi anak, se­mentara wali kelas juga memiliki tugas membuat materi, mengajar, mengore­ksi, dan memasuk­kan nilai, sehingga waktu yang diperlu­kan untuk pendeka­tan kepada anak menjadi terbatas.

Acara yang diakhiri dengan pengumuman lomba poster hasil pene­litian, yang dimenangkan oleh Dr. Ris­tika Handarini sebagai juara 1, Dr. Wini Nahraeni (juara 2) dan Sam­suri (juara 3). Ginung Pratidina, sebagai Direktur LPPM dan pelaksana acara, berharap agar acara ini dapat mengembangkan iklim peneli­tian di kalangan akademisi Uni­versitas Djuanda dan mening­katkan kualitas hasil penelitian yang dapat dipertanggung­jawabkan secara ilmiah. Dis­eminasi hasil penelitian seperti ini juga menja­dikan pene­litian tidak hanya be­rakhir di lapo­ran hasil pene­litian, melainkan dapat terpublikasi­kan ke masyarakat luas.

Ginung juga mengharap­kan hasil penelitian ini dapat dilanjutkan dalam bentuk aksi pengabdian masyarakat sehingga ada koherensi dan tindak lanjut dari riset. Dede Kardaya, Wakil rektor I yang membawahi riset dan aka­demik, berterima kasih atas peran para dosen dalam pene­litian yang berhasil membawa peringkat Universitas Djuanda dari cluster binaan menjadi cluster Madya.

“Saat mengikuti workshop RISTEKDIKTI untuk menin­gkatkan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) men­jadi A yang diikuti oleh 40 PTS/PTN yang sekarang masih memperoleh AIPT B termasuk Unida, ternyata kelemahan terbesar para PTS/PTN yang memperoleh AIPT B adalah di bagian tata pamong, sumberdaya manu­sia dan penelitian. Kita hanya setengah bintang lagi menuju cluster utama, dengan menin­gkatkan semangat dan mem­buat roadmap yang strategis dan berkelanjutan, insya Allah Universitas Djuanda dapat me­naikkan cluster di masa yang akan datang,” ujar Dede Kar­daya.

(Latifa Fitria)

============================================================
============================================================
============================================================