Banyak cara pemerintah daerah mengubah waÂjah kota. Setiap daerah berbeda-beda. Mereka memiliki caranya sendiÂri-sendiri. Hal ini sangat bergantung pada cara memahami para Bupati atau Walikota terhadap mimpi sebagian besar warganya.
Walikota Bogor Dr Bima Arya Sugiarto punya pandangan yang berbeda dengan kebanyakan kepala daearah lain. Jika kepala daerah lain cenderung mengutamakan pembanÂgunan fisik, maka Bima Arya lebih memikirkan bagaimana membanÂgun kembali budaya dan karakter masyarakat Kota Bogor.
Sebagai putra Bogor asli, Bima Arya sangat paham sejarah masyarakat bekas pusat kerajaan Pakuan Pajajaran ini. Yaitu sebuah masyarakat yang sangat guyub, hangat, santun, menjunjung tinggi persaudaraan dan persahabatan, dan sangat mencintai lingkungan yang seÂjuk, asri dan nyaman. Itu sebabnya, Bogor pada masa Kerajaan Pakuan Pajajaran dijadikan pusat pemerinÂtahan sekaligus pusat peristirahatan yang sangat nyaman. Begitu juga pada zaman kolonial Belanda, Bogor menjadi Buitenzorg, sebuah kawasan yang nyaman dan tenang, aman dan tenteram. Dan, para pembesar BelanÂda menjadikan Bogor sebagai tempat peristirahatan.
Pemahaman terhadap sejarah kenyamanan dan ketenangan Bogor itu pula, tampaknya yang membuat Bima Arya memilih membangun taÂman sebagai langkah awal mengubah atau lebih tepatnya merekonstruksi Kota Bogor yang sudah telanjur berantakan. ‘’Secara fisik, betul taÂman memang membuat wajah kota jauh lebih cantik. Dengan taman, kota jauh lebih hijau,’’ ujar Bima Arya kepada Bogor Today, Selasa (23/12/2015) malam.
Namun, jelas doktor Ilmu Politik Universitas Nasional Australia ini, secara non fisik, taman bukan hanya mempercantik kota. Bukan juga seÂbatas ruang terbuka hijau. ‘’MemÂbangun taman adalah membangun karakter dan kultur warga,’’ ujarnya.
Dalam bayangan Bima Arya, taÂman adalah tempat keluarga bercengÂkrama, taman tempat anak muda berkarya. ‘’Semakin luas ruang-ruÂang terbuka dan taman-taman, seÂmakin sempit ruang bagi anak muda untuk berprilaku negatif,’’ katanya.
Dengan semakin banyak taman yang indah, menurut Bima, semakin banyak pilihan bagi anak muda unÂtuk salurkan enerji positifnya. BerÂkreasi dan berekspresi. ‘’Di taman keutuhan keluarga juga dirawat. Di taman kebersamaan keluarga terus dipelihara,’’ katanya.
Karena begitu tingginya makna taman bagi pembangunan Kota BoÂgor, maka menjadi kewajiban seluÂruh warga kota untuk menjaga, merÂawat, dan memfungsikannya sebagai arena dimana karakter dan budaya masyarakat dibangun melalui seÂbuah interaksi khas taman.
Menurut catatan Bogor Today, samÂpai akhir tahun 2015 ini tidak kurang dari 10 taman yang sudah rampung dan hampir rampung dibangun Pemkot BoÂgor. Diantaranya Taman Kencana, TaÂman Ekspresi, Taman Bogor, Taman Air Mancur, Taman Heulang, Taman VertiÂkan Jembatan Merah, Taman PerangiÂnan, Taman Hutan Kota Ahmad Yani, Skate Park, dan Taman Lodaya.
Agar taman ini benar-benar berÂfungsi sebagai arena pembangunan karakter dan budaya masyarakat Kota Bogor, menurut Bima, maka perlu pelibatan masyarakat dalam menjaga dan merawatnya. ‘’Pemerintah Kota Bogor akan terus merangkul komunitas-komunitas yang ada di masyarakat,’’ pungkas Bima.
(advertorial)