Jose-Mourinho---FootyRendersLEICESTER City sukses menumbangkan Chel­sea 2-1 pada pekan ke-16 Liga Primer Inggris, Selasa (15/12/2015) dini hari WIB. Hasil ini membawa The Foxes kembali menduduki puncak klasemen sementara dengan raupan 35 poin. Sementara The Blues harus berku­tat posisi 16 dengan koleksi 15 poin. Atas hasil ini, Manajer Chelsea, Jose Mourinho merasa dikhianati oleh para pemainnya.

Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Pada laga di King Power Stadium, Leicester tetap mengandalkan Jamie Vardy sebagai tumpuan serangan. Vardy didukung oleh Riyad Mahrez, Leonardo Ulloa, dan Marc Albrighton yang berdiri di belakangnya.

Sementara itu, manajer Chelsea, Jose Mourinho, mencadangkan Cesc Fabregas dan Gary Cahill. Di lini depan, Mourinho me­masang Diego Costa.

Leicester tampil sangat baik di babak pertama. Mereka berani menekan Chelsea dan menciptakan beberapa peluang bagus. Hasilnya, Vardy membawa mereka unggul 1-0 lewat golnya pada menit ke-34.

Tim tuan rumah langsung tancap gas setelah babak kedua dimulai. Gol Mahrez pada menit ke-48 menggandakan keunggu­lan mereka.

Chelsea yang meningkatkan gempuran mereka di sisa waktu cuma bisa membalas sekali lewat gol Loic Remy pada menit ke-77. Mereka pun akhirnya pulang dengan tangan hampa.

Mahrez melakukan aksi individu menawan pada menit kedua yang membuat gawang Chelsea terancam. Dia menggiring bola dari sisi kanan dan meliuk-liuk melewa­ti beberapa pemain Chelsea. Tapi, penyele­saiannya mengarah tepat ke tangkapan kiper Thibaut Courtois.

Setelahnya, Leicester berani menekan Chelsea lewat serangan-serangan yang mer­eka bangun dengan rapi. Tim tuan rumah juga solid ketika bertahan. Sementara itu, Chelsea terlihat kesulitan mengembangkan permainan. Meski lebih banyak menguasai bola, mereka nyaris tak menciptakan pelu­ang berarti.

Leicester mendapatkan kans lagi pada menit ke-18, lagi-lagi lewat Mahrez. Namun, tembakan Mahrez dengan mudah diamank­an oleh Courtois.

Kebuntuan terpecahkan saat laga mema­suki menit ke-34. Leicester memimpin 1-0 berkat gol Vardy. Vardy yang berlari di an­tara dua pemain Chelsea sukses menyontek umpan Mahrez dari sisi kanan. Chelsea ber­peluang menyamakan skor dua menit kemu­dian. Akan tetapi, sundulan Nemanja Matic meneruskan tendangan sudut Willian cuma menerpa sisi atas mistar gawang.

Leicester yang tak menurunkan intensi­tas serangannya punya kans mencetak gol kedua pada menit ke-44. Albrighton me­lepaskan tembakan dari luar kotak penalti, tapi Courtois mampu mengantisipasinya dengan baik.

Hingga berakhirnya babak pertama, skor tak berubah. Leicester masih unggul 1-0. Tiga menit setelah babak kedua dimulai, seisi stadion kembali bergemuruh. Mahrez mencetak sebuah gol indah untuk membawa Leicester unggul 2-0. Usai menerima umpan Albrighton dari sisi kiri, Mahrez melakukan gerak tipu di kotak penalti yang membuat Cesar Azpilicueta terkecoh. Mahrez lantas mengakhiri aksinya dengan sebuah tem­bakan melengkung ke tiang jauh yang tak bisa dijangkau Courtois.

Diego Costa menyia-nyiakan sebuah peluang emas pada menit ke-62. Dia tinggal menghadapi kiper Kasper Schmeichel setelah menerima umpan Cesc Fabregas. Namun, sontekannya bisa digagalkan Schmeichel. Dari sepak pojok yang mereka dapat, Chel­sea kembali berpeluang mencetak gol. Akan tetapi, tembakan Branislav Ivanovic dari jarak dekat dihalau pemain Leicester. Sun­dulan Fabregas beberapa saat kemudian dengan mudah ditangkap Schmeichel. Se­mentara itu, tembakan Pedro masih melam­bung.

BACA JUGA :  Turunkan Berat Badan dengan Air Lemon, Ini Dia 3 Cara Membuatnya

Chelsea baru bisa memperkecil keter­tinggalannya pada menit ke-77. Sundulan jarak dekat Remy meneruskan umpan silang Pedro mengubah skor menjadi 1-2. Albrigh­ton nyaris mencetak gol untuk Leicester pada menit ke-84. Dia melepaskan tembakan dari luar kotak penalti yang tak bisa dijang­kau Courtois, tapi masih sedikit melebar.

Hingga peluit panjang berbunyi, usaha Chelsea untuk menyamakan kedudukan tak membuahkan hasil. Leicester menang 2-1.

Striker Chelsea, Loic Remy tak percaya timnya amat dekat dengan zona merah di papan klasemen Liga Inggris. Dia pun meminta agar rekan-rekannya segera berbenah agar tak makin terperosok. Remy heran dengan laju buruk Chelsea musim ini. Dia berharap The Blues bisa meraih kemenangan demi kemenangan di laga mendatang.

“Tak seorangpun percaya (dengan laju Chelsea) karena kami adalah juara bertahan. Musim ini masih cukup panjang dan kami masih mempunyai waktu untuk berbenah. Saya yakin perbaikan itu akan segera terwu­jud. Kami harus menang,” kata Remy seperti dikutip Sports Mole.

“Situasinya memang amat berat buat kami tapi sebagai tim kami masih mempu­nyai kualitas untuk bangkit lagi. Saya yakin kami bisa membuktikan pada pertandingan berikutnya. Di pertandingan tadi kami ke­cewa bukan cuma karena kalah tapi juga se­mestinya kami tampil lebih bagus lagi. Kami tak hanya bisa mengandalkan satu atau dua pemain untuk tampil bagus sekali di setiap pertandingan. Seluruh anggota tim harus meningkatkan penampilan.

“Kami harus bersiap dan tampil lebih bagus lagi. Kami harus lebih kompak, tak membuat kesalahan dan mencetak gol. Itulah yang penting. Kami harus berbenah atau kami akan tetap berdiam di dekat zona merah papan klasemen dan itu bukanlah po­sisi yang tepat bagi Chelsea,” ucap dia.

Mourinho Dikhianati

The Blues boleh saja mendominasi pen­guasaan bola tapi kalah efektif dari Leicester. Meski hanya memiliki 35 persen penguasaan bola, The Foxes sukses melahirkan sembilan percobaan dan lima diantaranya on target, yang berujung dua gol dari Jamie Vardy dan Riyad Mahrez.

Di seberang kubu, Chelsea melahirkan 11 percobaan yang lima di antaranya mengarah ke sasaran. Namun, hanya Loic Remy saja yang bisa menciptakan gol balasan namun tidak mampu menghindarkan timnya dari kekalahan.

“Leicester pantas menang karena mer­eka lebih baik dariapda kami untuk waktu yang lebih lama. Saya pikir kami tim yang lebih baik untuk 20 sampai 25 menit, maksi­mal 30 menit. Tapi mereka adalah tim yang lebih baik selama satu jam.”

“Sulit bagi kami dan kemudian kami ke­bobolan dua gol yang tidak dapat diterima oleh saya karena saya tahu salah satu kuali­tas terbaik saya adalah membaca permainan untuk para pemain saya. Membaca lawan dan mengindentifikasi setiap detil tentang lawan.”

“Saya merasa pekerjaan saya sudah dikh­ianati. Sulit bagi kami untuk mencetak dua gol ketika Anda memiliki para pemain yang tidak dalam level terbaiknya. Ketika Anda memiliki sejumlah pemain, terutama di po­sisi-posisi krusial, maka ini sulit.”

BACA JUGA :  Basarnas Akan Bentuk Unit SAR di Kota Bogor, Meliputi Wilayah Sukabumi dan Cianjur

“Ini berat. Sepanjang musim lalu saya melakukan pekerjaan yang fenomenal dan saya membawa mereka ke level yang sebe­lumnya belum pernah mereka capai sebel­umnya,” sungut dia kepada Sky Sports.

Itu adalah kekalahan Chelsea, yang kes­embilan di Premier League musim ini. Statis­tik mengungkapkan, sejak 1978-79 baru kali ini Chelsea menelan kekalahan setidaknya sembilan kali dari 16 laga pembuka di kom­petisi liga level teratas. Di akhir musim itu sendiri Chelsea terdegradasi.

Sementara itu, eks bintang The Blues, Frank Lampard percaya masa depan Mourinho akan ditentukan oleh keputusan yang dibuat Roman Abramovich.

Sang juara bertahan Premier League ka­lah untuk kali ke-9 musim ini, setelah mer­eka tumbang 1-2 di tangan Leicester City semalam dan kini mereka terpuruk di per­ingkat 16, terpaut satu poin dari zona degra­dasi.

“Keputusan mengenai Mourinho hanya ditentukan oleh satu orang dan itu adalah Roman Abramovich. Ia mungkin akan men­gamati semuanya dengan cermat. Jelas sempat ada situasi di mana klub mengganti manajer mereka di tengah kompetisi. Saya tidak tahu berapa banyak Anda bisa melaku­kan itu.

Namun saya harus mengatakan bahwa Jose Mourinho dikontrak klub untuk ren­cana jangka panjang. Apa yang akan mereka dapatkan jika memecatnya sekarang? Mer­eka mungkin tidak akan masuk empat besar atau enam besar. Mereka tidak akan terde­gradasi jika boleh jujur, jadi saya kira Roman akan menunggu hingga akhir musim nanti. Mengapa mereka harus membuat perubah­an radikal yang takkan berpengaruh banyak, lebih baik melakukannya di akhir musim,” ujarnya kepada Sky Sport.

Tak Berpikir Juara

Leicester menjadi tim paling subur se­jauh ini. Sejauh ini, Jamie Vardy dkk. sudah mencetak 34 gol, di mana 15 di antaranya di­cetak oleh Vardy dan 11 di antaranya dicetak oleh Riyad Mahrez.

Tapi, bagi Ranieri, target timnya belum tercapai. Di awal musim, ia dan pemain-pemainnya memasang target bertahan di Premier League. Dengan 35 poin di tangan, Leicester tinggal membutuhkan 5 poin lagi untuk mencapai angka 40, raihan poin yang dianggap aman untuk lepas dari kejaran de­gradasi.

“Bagi pemain-pemain saya, kami masih membutuhkan lima poin lagi. Jangan terta­wa, ini serius,” ujar Ranieri seperti dilansir Soccerway.

Leicester kini berjarak 21 poin dari zona degradasi. Jarak yang sebenarnya relatif aman. Namun, Ranier tak mau terlena. Ia menyebut, masih ada laga-laga berat menan­ti di depan.

“Saya tidak tahu, bagaimana caranya kami akan mengumpulkan lima poin itu.”

“Bayangkan saja, kami masih akan meng­hadapi Everton di laga tandang, Liverpool tandang, dan melawan (Manchester) City di kandang dan Bournemouth tim yang fantas­tis di kandang,” kata Ranieri. (*/Net)

Susunan Pemain

Leicester City : Schmeichel; Simpson, Morgan, Huth, Fuchs; Mahrez (Inler 82’), Drinkwater (King 17’), Kante, Albrighton; Ulloa, Vardy (Okazaki 88’)

Chelsea : Courtois; Ivanovic, Zouma, Terry (Fabregas 53’), Azpilicueta; Ramires, Matic; Willian, Oscar (Remy 65’), Hazard (Pedro 31’); Costa.

============================================================
============================================================
============================================================