BANDUNG, Today – Sukses membawa PERSIB juara seÂbagai pemain, asisten pelatih dan pelatih kepala ternyata dinilai belum lengkap oleh DjadÂjang Nurdjaman.
Prestasi di level Asia masih menjadi impian dan tekad DjadÂjang bersama Maung Bandung ke depannya.
Djadjang merasa belum puas dengan pencapaiannya saat Maung Bandung tampil pada babak play off Liga ChampiÂons Asia, karena gagal melaju setelah kalah 0-4 dari klub asal Vietnam, Hanoi T&T di My Dinh StaÂdium, Selasa (10/2/2015) lalu.
Hasil di AFC Cup pun menurut Djadjang, belum dapat dikatakan memuaskan pendukung setia Maung Bandung.
PERSIB pada kompetisi level kedua Asia ini harus tersingkir pada babak 16 besar saat dikalahkan klub asal Hong Kong, Kitchee SC dengan skor 0-2.
Penampilan PERSIB di level Asia tahun lalu bukan kali pertama. SeÂbelumnya, Maung Bandung sukses menembus perempat final kompetisi kasta tertinggi Asia, Piala Champions Asia 1995/1996 yang berubah nama menjadi Liga Champions Asia sejak tahun 2002.
“Impian besar saya bersama PERSIB yang belum terwujud adalah prestasi level Asia. Kemarin hanya bisa sampai 16 Besar dan play off di Champions Asia. Itu yang belum terÂwujud,†kata Djadjang di rumahnya.
Dengan pelajaran yang diambil di Italia selama satu tahun, Djadjang puÂnya harapan kembali bersama PERSÂIB dan menggapai mimpi prestasi level Asia itu.
Untuk itu, dia berharap kisruh panjang dunia sepakbola Indonesia cepat usai agar sepakbola Indonesia dapat kembali berkompetisi dengan negara lainnya.
Sebab, tanpa adanya kompetisi dan sanksi FIFA yang masih melekat, dipastikan impian soal level Asia itu sulit diwujudkan.
“Harapan utamanya adanya jaÂlan keluar dalam waktu dekat ini, sehingga kompetisi di Indonesia bisa berjalan. Cabut sanksi FIFA dan pembekuan PSSI sama Menpora, dan sepulang di Italia harapannya semua sudah beres. Kita pun bisa berbenah untuk menggapai mimpi itu (prestasi level Asia),†ucapnya.
Banjir Dukungan
Dukungan penuh hadir dari asisten pelatih Yaya Sunarya kepada pelatih kepala Persib Jajang Nurjaman yang akan belajar hingga ke Italia.
Langkah baik ditunjukkan manaÂjemen Persib mampu menjalin kerja sama dengan tim raksasa Serie A Italia Inter Milan. Sangat beruntung Persib menjadi salah satu tim yang mampu memberangkatkan pelatih lokal ke negeri pizza itu.
“Tentu mendukung apa yang dilakukan Pak Jajang pergi ke Italia bagus untuk perkembangan dan kita tahu durasinya juga cukup lama kan ya,†ucap Yaya pada Jumat (8/1) di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani Bandung.
Yaya berpendapat, pengalaman Jajang Nurjaman selama berada di Italia sangat berarti bila diaplikasikan kepada Persib Bandung.
Djanur sapaan akrabnya akan mengenali persiapan tim-tim di eropa sana saat menghadapi kompetisi yang ketat. Bagaimana program latihan diÂberikan serta pembinaan usia muda.
“Sekelas pelatih pro saja harus ikut selama 3 bulan kursus kepelaÂtihan. Pak Jajang sampai satu tahun dan mungkin nantinya di sana bakal mempelajari dari awal persiapan kompetisi bagaimana cara memÂbuat latihan tim di Inter Milan dalam mmbuat suatu program,†tutur Yaya.
Yaya melanjutkan, pertandingan home dan away bagi setiap tim akan memiliki tekanan berbeda. Oleh seÂbab itu penerapan program latihan pun akan turut berbeda. Nantinya Janur akan memiliki pandangan unÂtuk bisa melihat secara mendalam perbedaan persiapan di klub IndoneÂsia dan eropa.
“Kita tahu nantinya akan ada perÂtandingan di home dan away. Nah disitu akan tahu bagaimana memperÂsiapkannya dalam beberapa hari itu. Pengalaman luar biasa saya suport,†ulasnya.
Meski merasa kehilangan akan kepergian Janur, Yaya tetap menatap hidup kedepan dan menyusun segala rencana baik untuk tim. Ia pun mengÂharapkan pelatih Jajang bisa kembali ke Persib untuk membagi ilmunya dan membawa kembali prestasi.
“Kerja sama selama ini kita proÂfesional kita terlibat emosi enggak bisa dipungkiri lah terasa kehilangan. Bagaimanapun kita harus life must go on mudah-mudahan Pak Jajang balik lagi kesini bisa membagi ilmunya,†pungkas Yaya.
(Imam/net)