BOGOR, TODAY – MahaÂsiswa Lanskap InstiÂtut Pertanian Bogor (IPB) menawarkan dua konsep penataan Kota Bogor.
Konsep pertama ialah Bubulak Berkarya yang meÂnitikberatkan pada urban agÂriculture. Kemudian, konsep Green Safety Street ManageÂment yang mengambil objek di ruas Bogor Outer Ring Road (BORR). Masing-masing konsep ditawarkan oleh mahasiswa program pascasarjana Arsitektur Lanskap dan mahasiswa S1 dari fakultas yang sama.
Dosen Pembimbing dari mata kuliah terkait, Hadi Susilo Arifin, menjelaskan, konsep Bubulak Berkarya digagas untuk memanfaatkan lahan yang masih tersedia di lokasi Bubulak dengan konsep urban agriculture.
“Pemberdayaan pekarangan sebagai rumah pangan lesÂtari, ini potensial kalau dijalankan. Sementara untuk bantaran sungai ada ide untuk memproteksi dan mengkonservasi ,†jelas Hadi terkait konsep Bubulak Berkarya yang merupakan singkatan dari Kreatif, Produktif, dan Berbudaya tersebut.
Lewat Bubulak Berkarya, direkomendasikan empat metode yang dapat diaplikasikan. Pertama, implementasi kawasan rumah pangan lestari. Kedua, perlindungan lahan pertanian. Ketiga, optimalisasi fungsi greenbelt atau koridor hijau, dan terakhir revitalisai kawasan sempadan sungai.
Sementara untuk Green Safety Street Management, rekoÂmendasi berdasar observasi penataan jalan, terutama yang berada di bawah jalur BORR. Lewat konsep ini disusun rekoÂmendasi pengelolan lanskap Kota Bogor yang meliputi 5 hal.
Pertama, aplikasi stormwater palnter sebagai jalur penaÂnaman pengendakli air limpasan permukaan. Kedua, integrasi sistem pengelolaan sampah organik jalan dengan aplikasi lubang biopori. Ketiga, penerapan road safety management untuk keselamatan pengguna jalan.
Keempat, program street art corner sebagai media penyÂalur aktivitas seni masyarakat. Dan terakhir, layanan terpadu berbasis aplikasi ponsel.
Menanggapi rekomendasi yang diberikan, Walikota Bima Arya menyampaikan apresiasinya. Menurutnya ada dua hal yang diperlukan dalam penataan lanskap kota.
“Pertama, edukasi yang tidak berhenti. Kedua, rekayasa fisik yang canggih, yang menutup ruang gerak bagi hal negatif, seperti vandalisme dan sebagainya,†ungkapnya. Dan konsep yang ditawarkan mahasiswa IPB ini, lanjut Bima, termasuk dalam poin kedua.
“Bogor punya kontur dan karakter geografis yang khas, dibanding kota lain, yang menjadi surga bagi orang-orang untuk beraktivitas. Dan ini menjadi ruang untuk inovasi,†ujarnya sambil mengakui ‘kecanggihan’konsep yang ditawarÂkan mahasiswa IPB tersebut.
Namun diakui Bima pula, seringkali konsep hebat yang diterima Kota Bogor, terkendala permasalahan anggaran saat akan diimplementasikan. “Ini yang harus dilakukan. WuÂjudkan ide tanpa harus memikirkan anggaran,†tandasnya.
(Latifa Fitria)