w03f2nhMpGBANK plat merah papan atas, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyatakan kinerjanya di 2015 po sitif. Semua indikator keuangan mulai dari laba, kredit, hingga aset meningkat di 2015 lalu.

Oleh : ALFIAN MUJANI
[email protected]

Namun, Direktur Utama BRI, As­mawi Syam, be­lum memberikan angka kenaikan­nya, karena masih menunggu hasil final. “Semua indikator rasio dan angka-angka tum­buh. Aset, pinjaman, simpa­nan, laba tumbuh. Hanya NPL (rasio kredit bermasalah) yang turun, dari 2,2% menjadi 2% meski dalam kondisi pereko­nomian sulit,” jelas Asmawi saat makan malam di rumah makan kawasan Menteng, Ja­karta, Selasa malam (5/1/2016).

Untuk kredit, Asmawi mengatakan, sekitar 74% porto­folio kredit BRI adalah untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurut­nya, sektor UMKM jauh terke­na dampak guncangan pereko­nomian yang terjadi.

BRI juga tengah mengejar aset di atas Rp 1.000 triliun. Ini tertuang dalam rencana bisnis BRI di 2017. “Kalau bisa tercapai lebih awal dari 2017 akan membanggakan, karena di ASEAN belum banyak bank yang asetnya Rp 1.000 trili­un,” jelas Asmawi.

BACA JUGA :  Komisi IV DPRD Kota Bogor Minta Pemkot Maksimalkan Mitigasi Bencana

Data terakhir di kuartal III- 2015, jumlah aset BRI adalah Rp 775,8 triliun. Sejumlah cara dilakukan untuk meningkatkan aset, antara lain mengakuisisi perusahaan asuransi, dan juga lewat revaluasi aset meski jum­lahnya tidak signifikan yaitu hanya skeitar Rp 8 triliun.

Untuk tahun ini, BRI mem­punyai dua fokus utama, yai­tu peningkatan kredit usaha rakyat (KUR) dan peluncuran satelit. “Kami beli satelit un­tuk mempersatukan nusan­tara dengan sistem perbank­an. Dulu Gajah Mada dengan Sumpah Palapa, kami ingin menyatukan dengan sistem perbankan. Nasabah kami ti­dak hanya di kota tapi juga di desa. Kami punya motto me­layani yang belum terlayani dan menjangkau yang belum terjangkau,” jelas Asmawi.

Soal satelit yang rencanan­ya akan diorbitkan pertenga­han tahun ini, Asmawi men­erangkan, layanan BRI bakal makin prima. “Beberapa kali kami dikomplain, kok BRI ATM-nya sering offline dan lemot. Itu semua karena ko­munikasi. Kami menggunak­an 9 provider satelit, kadang bagus dan kadang berma­salah. BIla menggunakan satelit sendiri, maka kontrol­nya di kami,” papar Asmawi.

BACA JUGA :  SAHUR OF THE ROAD RAWAN DENGAN TAWURAN PELAJAR

Selain itu, dengan satelit ada efisiensi biaya yang luar biasa. Selama ini, BRI harus mengelu­arkan Rp 500 miliar per tahun untuk menyewa slot satelit. Sementara biaya untuk satelit sendiri adalah USD 200 juta atau sekitar Rp 3 triliun dengan masa pakai 17 tahun. “Jadi ada efisiensi yang luar biasa. Yang terpenting, satelit memberikan layanan bank yang terintegra­si,” kata Asmawi.

Saat ini BRI memiliki 22.000 mesin ATM yang terse­bar. Satelit ini menjadi penting untuk peningkatan pelayanan.

Soal KUR, BRI akan menggenjot program kredit berbun­ga 9% ini. Dari alokasi yang diberikan pemerintah Rp 100 triliun, BRI memiliki porsi pe­nyaluran Rp 70 triliun. (dtc)

============================================================
============================================================
============================================================