Menkeu-26104-aw-1Pemerintahan Presiden Joko Widodo terus menggali sum­ber-sumber dana murah untuk membiayai proyek infrastruk­tur yang terus digeber sepan­jang 2016. Salah satu sumber dana yang dipilih adalah Bank Investasi Infrastruktur Asia di Beijing, China.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Menurut Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro, Indo­nesia resmi menjadi member dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) atau Bank Investasi Infrastruktur Asia. Dengan adanya AIIB, Indonesia optimistis bisa mempercepat berbagai proyek pembangunan infrastruktur di tanah air.

Tingkat bunga yang akan ditetapkan cukup rendah, sama halnya seperti lembaga multilateral lain. Misal­nya Bank Dunia maupun Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB). “Karena lembaga multilateral, pasti akan rendah. Lebih rendah diband­ingkan dengan surat utang,” ung­kap Bambang kepada pers di Hotel The Westin, Beijing, China, Minggu (17/1/2016).

Bila bunga yang diberikan tidak kompetitif, Bambang menilai, AIIB tidak akan menarik bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Pros­es penentuan bunga, nantinya akan menjadi negosiasi antara peminjam dengan AIIB. “Logikanya mereka ingin sukses tentu harus kompetitif termasuk tingkat bunga,” imbuh­nya.

Menurut Bambang, Pemerintah Indonesia akan langsung menawar­kan enam proyek kepada AIIB, yang terdiri dari sektor energi, jalan, dan air minum. Bambang optimistis, proyek tersebut dapat dibiayai oleh AIIB mulai dari tahun ini.

BACA JUGA :  Resep Membuat Kue Cucur Gula Merah yang Simple Anti Gagal

“Kita ingin tunjukan kalau kita gabung bukan sekadar kontribusi duit dan nggak ngapa-ngapain, kita memang butuh infrastruktur dalam jumlah besar. Infrastruktur kita ket­inggalan. Ada kesempatan lembaga baru masih semangat kenapa nggak kita manfaatkan,” paparnya.

Nilai enam proyek infrastruktur ini sekitar USD 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun (kurs Rp 14.000/USD) yang telah disiapkan untuk diaju­kan kepada AIIB. “Tahun pertama ini kita ajukan USD 2 miliar,” kata Bambang.

Enam proyek tersebut meliputi berbagai bidang infrastruktur. Tiga proyek ada pada bidang kelistrikan, kemudian pembangunan jalan tol, perbaikan jalan nasional dan air mi­num. “Jadi ada enam proyek yang diajukan,” imbuhnya.

Bambang menambahkan, ada be­berapa dari proyek tersebut sudah melalui proses pembangunan dan dibiayai oleh lembaga multilateral lainnya. Nantinya dana dari AIIB, akan melengkapi kekurangan pembi­ayaan. “Ada yang diusulkan itu diga­bungkan dengan lembaga multilat­eral lain,” sambung Bambang.

Dalam skema AIIB, proyek infra­struktur yang didanai adalah infra­struktur fisik alias hard infrastruk­tur seperti, jalan, jalur kereta api, bandar udara (bandara), pelabuhan, pembangkit listrik, transmisi, kilang minyak, dan lainnya. “Ini hanya un­tuk yang hard infrastructure,” ung­kapnya.

BACA JUGA :  Hidangan Kreasi yang Lezat dengan Brownies Kurma Kukus

Indonesia menjadi salah satu ang­gota dari AIIB atau Bank Infrastruk­tur Asia. AIIB telah resmi beroperasi setelah diresmikan oleh Presiden China Xi Jin Ping, di Beijing.

Bambang menuturkan, kepent­ingan Indonesia dalam AIIB adalah pembiayaan infrastruktur. Indone­sia masih membutuhkan banyak infrastruktur untuk dibangun, se­mentara dana yang tersedia tidak tercukupi. “Kita ingin pembangu­nan infrastruktur dipercepat, kita butuh lembaga seperti AIIB ini,” tegas Bambang.

Pemerintah memiliki beberapa sumber pendanaan. Di antaranya adalah yang berasal dari Angga­ranPendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, belanja yang dike­luarkan hanya mampu melengkapi infrastruktur dasar. “Kalau per­cepatan infratruktur, kita nggak bisa bergantung kepada APBN, karena APBN lebih kepada infra­struktur dasar,” ujarnya.

Selain APBN, Indonesia juga cukup aktif dalam menarik pem­biayaan dari lembaga multilateral. Seperti dari Bank Dunia (WB) dan Asian Development Bank (ADB). Namun ternyata, masih belum cu­kup.

“Yang penting kita memperban­yak alternatif sumber pendanaan, dari yang ada sekarang, kenapa kare­na untuk infrastruktur kita butuh percepatan,” ujarnya.

============================================================
============================================================
============================================================