BANDUNG TODAYÂ – Laju inÂflasi tahun kalender Januari hingga Desember 2015 atau (year to date) Jawa Barat terÂcatat 2,73 persen.
“Berdasarkan pantauan inflasi satu tahun kalender Januari – Desember 2015, Jabar inflasi 2,73 persen,†kata KeÂpala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, Dody GuÂnawan Yusuf, kemarin.
Dody juga menyebutkan, laju inflasi dari tahun ke tahun Desember 2014 hingga DesemÂber 2015 (yoy) sebesar 2,73 persen. Sedangkan pada DeÂsember 2015, hasil pemantauÂan indeks harga konsumen di tujuh kota di Jabar yakni BandÂung, Sukabumi, Bogor, Depok, Bekasi, Cirebon dan TasikmaÂlaya menunjukkan inflasi sebeÂsar 0,79 persen. “Ada kenaikan indeks harga konsumen dari 120,08 pada November 2015 menjadi 121,03 pada Desember 2015,†kata Dody.
Sebanyak enam kelompok pengeluaran pada Desember 2015 mengalami inflasi yakni kelompok bahan makanan sebesar 2,98 persen, makanan jadi minuman, rokok dan temÂbakau 0,40 persen. Kemudian kelompok perumahan, air ,lisÂtrik, gas dan bahan bahar sebeÂsar 0,34 persen.
Inflasi juga pada kelompok kesehatan 0,18 persen, pendiÂdikan, rekreasi dan olahraga 0,05 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jara keuangan 0,11 persen. “Sedangkan untuk kelompok pengeluaran sandang, menjadi satu-satunya yang mengalami deflasi pada Desember 2015 yakni sebesar 0,06 persen,†kata Dody.
Khusus pada akhir 2015, inÂflasi juga dipicu oleh kenaikan harga bawang merah dan cabe merah yang cukup berpengaÂruh terhadap inflasi. “Kedua komoditas, bawang merah dan cabai merah menjadi pemicu inflasi yang signifikan,†kata Dody Gunawan Yusuf menamÂbahkan.
Inflasi di tujuh kota di Jabar yakni Kota Bogor sebesar 0,76 persen, Kota Sukabumi 0,51 persen, Kota Bandung 0,78 persen, Kota Cirebon 0,27 persen, Kota Bekasi 0,91 persÂen, Kota Depok 0,84 persen dan Kota Tasikmalaya 0,65 persen.
(Yuska Apitya Aji)