Untitled-8Ledakan lumpur yang menenggelamkan pulu­han desa di dua Keca­matan Porong dan Jabon, Sidoarjo, tak membuat PT Lapin­do, Brantas milik Grup Bakrie tak kapok untuk mengebor gas lagi.

Perusahaan yang bikin heboh dunia dan menguras dana APBN untuk menyelamatkan warga yang lumahnya terkubur lumpur itu, berencana akan melakukan pengeboran lagi. Namun berbagai kalangan, termasuk Kementeria ESDM sudah mewanti-wanti.

Djoko Siswanto, Direktur Hulu Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan, lokasi yang dipi­lih tersebut dinilai pihak Lapindo lebih aman dibandingkan sebel­umnya. Sehingga tidak akan lagi menyebabkan semburan lumpur ke atas.

“Alasan Lapindo secara teknis waktu ngebor yang terjadi blow out, di lapisan atas. Sehingga rekah yang sekarang di mana-mana. Dia mau mengebor yang lebih dalam lagi, menurut mereka itu belum terjadi perekahan, be­gitu,” ujar Djoko, saat jumpa pers di Kantor Ditjen Migas, Jakarta, Senin (11/1/2016).

Lokasi pengeboran di sumur Tanggulangin (TGA)-6 di well pad TGA-1 dan Tanggulangin (TGA) -10 di well pad TGA-2. Lokasi penge­boran berjarak tidak terlalu jauh dari tempat sebelumnya, yang beru­jung pada naiknya lumpur ke permu­kaan tanah.

BACA JUGA :  Minuman Segar, Es Doger Khas Betawi untuk Buka Puasa yang Nikmat

Namun, untuk menguji kebena­ran dari pemaparan pihak Lapindo, maka perlu dilakukan evaluasi se­cara menyeluruh. Mulai dari teknis peralatan yang akan digunakan, para pekerja hingga dokumen perizinan serta aspek sosial masyarakat. “Saat ini sudah berhenti semua. Sudah diintruksikan berhenti karena pem­bahasan kajian ulang revaluasi dan selanjutnya,” tegasnya.

Hingga saat ini Ditjen Migas Kemen­terian ESDM, belum dapat memasti­kan kapan proses PT Lapindo Brantas melakukan pengeboran di Sidoarjo, Jawa Timur bisa dilakukan. Ada proses evaluasi yang harus dilakukan.

Dirjen Migas IGN Wiratmaja Puja menjelaskan, proses evaluasi akan melibatkan banyak ahli. Sehingga keputusan proyek pengeboran yang dijalankan nantinya bisa dilihat se­cara tepat dan komperhensif.

“Dari sisi waktu kita serahkan ke­pada ahlinya. Kita tidak ingin juga berandai-andai,” ujar Wirat, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (11/1/2016).

Para ahli tersebut meliputi Komite Eksplorasi Nasional (KEN), Badan Geologi ESDM, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), SKK Migas, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. “Jadi semuanya nanti mem­berikan rekomendasi ke kita. Selama itu maka prosesnya dihentikan,” terang Wirat.

BACA JUGA :  Takjil Buka Puasa dengan Bubur Mutiara, Ini Dia Resepnya

Ditjen Migas menginginkan PT Lapindo Brantas memotret kondisi perut bumi dari lokasi pengeboran di Sidoarjo, Jawa Timur. Ini untuk jadi acuan awal dari perencanaan Lapindo. “Kita inginkan foto kondisi bawah tanah seperti apa dulu,” kata Djoko Siswanto.

Cara ini dikenal dengan metode seismik, yaitu istilah dalam bidang geofisika untuk menerangkan akti­vitas pencarian sumber daya alam, dan mineral yang ada di bawah per­mukaan bumi dengan menggunakan gelombang. “Ini kan dari dulu juga pernah kita sarankan di sesmik dulu deh,” imbuhnya.

Hal ini biasanya disertakan ketika pengajuan work plan and budget (WPNB) kepada Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas). Akan tetapi perlu dibahas lebih lan­jut dengan Ditjen Migas ESDM dan pihak terkait lainnya.

“Nanti ada meeting bersama. Man­ager di lapangan duduk bersama, geologi, drilling enginer, itu semua duduk bersama, semacam gladi re­sik, sebelum mereka melakukan itu,” tukasnya.

(Alfian Mujani|dtc)

============================================================
============================================================
============================================================