Arief-YahyaSebentar lagi Pemerintah Indonesia memberikan fasilitas bebas visa bagi wisatawan dari sejumlah negara untuk menggenjot sektor pariwisata. Masalahn­ya, apa yang akan dilakukan setelah turis asing itu berbondong-bondong datang ke Indonesia.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Kepastian pemerintah bakal mem­bebaskan visa tersebut, dis­ampaikan Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Untuk menca­pai target 20 juta wisatawan di 2019, pemerintah akan membebaskan visa untuk 85 negara. Arief optimistis tar­get tersebut bisa tembus.

“Negara yang telah memberi­kan free visa ada kenaikan 20%, maka untuk mencapai target 20 juta wisatawan di 2019, maka kita akan bebaskan visa ke 85 negara,” ujar Arief saat menghadiri Seminar dan Musyawarah Nasional “Indonesia’s Shopping Centers: Envisioning the Future”, di Hotel Mulia, Jakarta, Se­lasa (19/1/2016).

Ia juga memberikan saran kepada Kementerian Perdagangan apabila ingin menjadikan Indonesia surga belanja bagi wisatawan seperti di Singapura atau Hongkong.

Menurut dia, ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu pajak, membuat street shopping, dan juga teknologi.

“Kita sarankan ke Kemendag itu untuk membuat tax refund agar In­donesia kompetitif, diusulkan untuk membuat Electronic Tourist Refund Services (ETRS), kita juga belum me­miliki street shopping, yang ketiga itu teknologi seperti e-commerce, karena lifestyle memang sudah berubah, dulu Telkom yang buat wartel, sekarang nggak ada wartel, kalau kita telepon kita nggak perlu datang ke suatu tempat,” jelas dia.

BACA JUGA :  Menu Makan Siang dengan Ayam Kecap dan Telur Spesial yang Lezat dan Sedap Bikin Keluarga Ketagihan

Arief juga menambahkan, kejadi­an bom di Thamrin pekan lalu tidak mempengaruhi pariwisata di Indo­nesia. “Kejadian kemarin tidak ada pengaruh ke pariwisata Indonesia, saya cek ke 14 hotel nggak ada ma­salah, di airlines tidak ada pembata­lan, paket wisata juga tidak terjadi apa-apa,” ujar Arief.

Terkait usulan dari Menteri Pari­wisata, Arief Yahya untuk Kement­erian Perdagangan yang mengusulkan adanya Electronic Tourist Refund Ser­vices dan pembangunan street shop­ping, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagan­gan, Sri Agustine menanggapi dengan positif.

“Maksudnya bapak itu kan ini supaya bersaing, kan kalau kita be­lanja di luar negeri tax nya dikem­balikan, maunya kita bisa terapkan hal sama. Ini usulan baik supaya Indonesia bisa disamakan dengan negara-negara yang menerapkan itu. Tetapi hal ini bukan hanya uru­san Kemendag, tapi Kemenkeu dan sebagainya,” kata Sri di Hotel Mu­lia, Jakarta, Selasa (19/1/2016).

BACA JUGA :  Menu Tanggal Tua, Kacang Panjang Tumis Telur yang Murah dan Praktis

Sri juga menanggapi tentang be­lum adanya street shopping di Indo­nesia seperti di Singapura (Orchard Road) dan juga Hongkong untuk me­ningkatkan jumlah wisatawan.

“Kenapa kita tidak punya street shopping? Menurut saya, ada ad­vantage-nya dan sedikit perlu effort karena Indonesia panas. Kita me­merlukan area sosial yang luas, teru­tama Jakarta. Ini bisa diciptakan. Di Pasar Baru, di Paris Van Java, sudah ada, maksud bapak seperti itu. Ke depan bisa dilakukan, yang sudah tetlanjur berdiri bisa diciptakan. De­sainnya saja seperti itu,” ujar Sri.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata, Arief Yahya, memberikan saran ke­pada Kementerian Perdagangan, apa­bila ingin menjadikan Indonesia surga belanja bagi wisatawan seperti di Sin­gapura atau Hongkong,ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu pajak, mem­buat street shopping, teknologi.

============================================================
============================================================
============================================================