“Kedutan bukanlah suatu kondisi gangguan kesehatan yang serius, namun perlu diperhatikan jika kedutan berlangsung lama, frekuensi terjadinya kedutan relatif berdekatan (beberapa kali dalam sehari) atau bahkan kelopak mata menjadi menutup dengan sendirinya. Kedutan akut seperti itu dicurigai pertanda mengalami gangguan sarafâ€
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Kelopak mata berkedip-kedip atau bergerak sendiri atau yang biasa disebut kedutan pasti pernah diÂalami setiap orang. Kedutan biÂasanya terjadi selama beberapa deÂtik dan biasanya hanya terjadi sekali atau dua kali dalam sehari. Di masyarakat luas tersebar mitos seputar kedutan ini, jika kedutan terjadi di mata sebelah kiri pertanda kita akan menanÂgis, jika kedutan terjadi di mata sebelah kanan pertanda ada orang yang merindukan kita atau akan ketiban rejeki. Entah sejak kapan mitos ini berkembang dan bagaimana sejarahnya, bukan itu pembahasan utamanya, yang akan kita bahas kali ini adalah fakta medis dibalik mitos kedutan pada mata itu sendiri.
Kedutan atau istilah medisnya BlepharoÂspasm (Beb) adalah kontraksi otot tak terÂkontrol yang menyebabkan kontraksi di sekiÂtar mata. Tidak ada penyebab khusus untuk kondisi ini, namun faktor kelelahan dan stres diduga menjadi pemicu utamanya.
Menurut dokter spesialis saraf Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bogor, Yoeswar Darisan memaparkan kedutan bukan masalah medis yang serius. Kedutan adalah kontraksi yang melibatkan otot orbicularis oculi. Kedutan terjadi karena serabut saraf di dalam otak mengalami kontraksi sesaat. Denyutan pembuluh darah tiba-tiba seperti mengalami rangsangan (kontraksi) yang memÂbangkitkan aliran listrik melalui nervus facialis yang membuat mata kejang sesaat.
Selain itu, mata berkedut bisa juga diseÂbakan oleh faktor keturunan, trauma fisik dan infeksi. Hal ini membuat saraf bergerak dan otot mata berkontraksi (dystonia). Atau bisa juga karena stres dan kelelahan, sehingga kontraksi otot menjadi tidak terkendali dan menyebabkan terjadinya kedutan pada daerah sekitar mata (blepharospasm).
“Kedutan bukanlah suatu kondisi gangÂguan kesehatan yang serius, namun perlu diperhatikan jika kedutan berlangsung lama, frekuensi terjadinya kedutan relatif berdekaÂtan (beberapa kali dalam sehari) atau bahkan kelopak mata menjadi menutup dengan sendÂirinya. Kedutan akut seperti itu dicurigai perÂtanda mengalami gangguan saraf,†paparnya.
Tapi, bila hanya sesekali mengalaminya, mata kedutan secara medis bisa juga dikarenaÂkan faktor sedang stres, kurang tidur, atau terÂlalu lama melihat di tempat yang sama dalam waktu lama (misalnya, terlalu lama melihat layar komputer).
“Kedutan pada mata disebabkan karena tuÂbuh didera stres dan kelelahan. Tidak ada cara lain yang bisa dilakukan untuk menghentikan kedutan pada mata ini selain membiarkan tubuh dan mata untuk beristirahat. Sebelum masalah ini semakin parah, ada baiknya muÂlai mengurangi tingkat stres, kurangi asupan kopi, dan cobalah untuk tidur minimal 7 jam sehari,†tambahnya.