Untitled-10Kehadiran Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, dalam peresmian kantor DPD Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Bogor, mengundang kecaman dari perhimpunan ormas di Kota Bogor.

Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]

25 Organisasi Masyarakat (Ormas) yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Un­tuk Pancasila (GRUP) meng­gelar Press Confrence di Jalan Kapten Muslihat, Taman Topi, Kota Bogor kemarin.

Dengan hadirnya Bima dalam acara peresmian kantor HTI, GRUP menilai Bima telah mendukung or­ganisasi yang notabene anti Pan­casila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Rahmat Imron Hidayat, Ketua GP Ansor Kota Bogor sebagai per­wakilan dari GRUP, mengatakan, bahwa GRUP kecewa dengan Bima Arya yang meresmikan kantor HTI. Menurutnya, HTI cenderung tidak toleransi terhadap pemeluk agama lain, hal ini disebutnya akan mem­bahayakan kesatuan NKRI. “Waliko­ta telah melanggar sumpah jabatan dengan meresmikan kantor HTI, melanggar cita-cita Ir. Soekarno dan telah melanggar kesepakatan alim ulama terdahulu yang me­nyatakan NKRI sudah final,” kata dia, kemarin.

Romi mewakili GRUP menam­bahkan, menuntut Walikota Bogor untuk segera mencabut peresmian sekretariat HTI dan tidak mengiz­inkan HTI berkembang di Kota Bo­gor. GRUP juga menuntut Walikota Bogor menyampaikan hal itu secara terbuka dimedia cetak maupun ele­ktronik, selain itu kata Romi, GRUP akan mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor untuk menggunakan Hak Angket karena Kepala Daerah telah melang­gar konstitusi.

BACA JUGA :  Hilangkan Kerutan dan Wajah Kendur, Wajah Kencang Bebas Noda Hitam Hanya dengan Jeruk Nipis, Ini Dia Caranya

“Kita akan membuktikan kepada masyarakat bahwa kami bertekad mempertahankan NKRI sampai mati,” ujar Romi.

Menurut Romi, GRUP mengang­gap konsep negara khilafah tidak mempunyai landasan dalam Islam melainkan bersifat histroris, sehing­ga model kekhilafahan yang diusung HTI bertentangan dengan perspektif NKRI. “Semenjak ditetapkan sebagai NKRI, tidak ada lagi pejuang-pejuang yang sepakat dengan konsep Negara Khalifah,” tambah Romi.

Selain itu, menurut Romi, per­mufakatan dalam merumuskan ben­tuk NKRI dengan landasan Pancasila sebagai filsafah dan idiologi bangsa merupakan ijtihat para pendiri bang­sa Indonesia termasuk umat Islam.

“NKRI mengikat bagi seluruh el­emen bangsa yang terdiri dari berb­agai suku, ras, agama sebagaimana sabda Rasulullah SAW,” pungkasnya.

Sekedar Informasi, 25 Organisasi yang tergabung dalam GRUP, yakni GP Ansor, KNPI, FMB, KPTB, IPNU-IPPNU, YSK, ProDem, HMI MPO, Ma­pancas, KRM, Pagar Kuwangi, GMNI Bogor Raya, PMII Pakuan, BEM FH Unida, BTW, FMKI, AMII dan FAM IPB.

BACA JUGA :  Kapan Puasa Syawal Dilakukan? Simak Ketentuannya

Sementara mengenai hal ini, Wali Kota Bogor, Bima Arya membantah kehadirannya dalam acara peres­mian kantor organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Kota Bogor seb­agai dukungannya. Bima mengaku tidak sependapat dengan HTI. “Saya berbeda pendapat dengan kawan-kawan Hizbut Tahrir Indonesia, ter­masuk soal Khilafah serta cara pan­dang terhadap agama dan negara,” kata Bima, Kamis (11/2).

Kedatangannya di sana, menu­rutnya, hanya sekedar mengayomi dan merawat silaturahmi. Bagi Bima, perbedaan keyakinan, agama, cara pandang, politik tak boleh jadi ham­batan untuk silaturahmi.

Ada beberapa hal yang Bima ang­gap tidak sesuai dengan pemahaman­nya. “Saya banyak tidak sependapat dengan konsep manifesto Khilafah Hizbut Tahrir,” kata Bima.

Menurut dia, ketidak sepaha­mannya itu ia sampaikan juga saat menghadiri peresmian kantor HTI. Bima mengungkapkan, hal tersebut ia sampaikan secara terbuka di hada­pan orang banyak dalam acara Hiz­but Tahrir pada 8 Februari 2016.

(Yuska)

============================================================
============================================================
============================================================