Menjadi seorang muslim sejati merupakan cita-cita kita semua sebagai pribadi yang menghendaki ridho Allah SWT. Tidak menutup kemungkinan seorang yang berdarah Tiong-hoa pun menjadi seorang muslim. Namun menjadi seorang muslim sejati tidaklah mudah, beberapa rintangan harus dihadapi dalam mencari jati diri sebagai pribadi muslim sejati.
Oleh : Abdul malik/MGG
[email protected]
Hal itu dirasakan Tenny Gunawan atau kerap disapa Inong. Ia memÂpunyai latar belakang sebagai keturunan Tiong-hoa bermarga Ang yang memeluk agama Islam. Walaupun keturunan Tiong-hoa, wanita yang lahir pada 26 november 1973 ini tak perlu merasa berbeda karena menÂgalir darah Tiong-hoa did alam tuÂbuhnya.
“Saya selalu bangga menjadi ketuÂrunan Tiong-hoa, selalu bangga menÂjadi warga Negara Indonesia, selalu bangga juga punya kebudayaan yang berbeda dari satu keluarga. Saya tidak perlu malu, karena perbedaan itu buÂkan suatu hal yang memalukan, justru sangat unik,â€ungkapnya.
Perjalanannya sebagai seorang muslim juga tidak terlalu mulus. WaniÂta berkerudung ini justru merasakan rasis bukan lantaran dia keturunan Cina, akan tetapi karena kerudung yang ia kenakan. Mirisnya ia meraÂsakan rasis ini di negaranya sendiri.
Inong sempat mendapatkan perÂlakuan yang tidak baik dari orang-orang terhadap kepercayaannya sebÂagai seorang muslim.
“Kebetulan di tempat saya bekerja hanya saya yang berhijab, saya diperÂlakukan rasis oleh atasan saya yang kebetulan mereka warga negara asing, karena saya berasal dari agama muslim dan berhijab, apalagi paradigma muslim di mata dunia tidak jauh dari kata teroÂris,†ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut Inong tidak pernah merasa putus asa dalam pekerÂjaannya, ia tetap berusaha untuk memÂberikan yang terbaik kepada perusahaan dimana tempat ia bekerja.
“Awalnya saya merasa risih. Namun itu bukan masalah, saya hanya melakuÂkan yang terbaik saja. Jadi jangan memanÂdang sebelah mata orang yang berbeda, kita mempunyai potensi yang baik untuk menjadi yang terbaik†pungkasnya.