IMG_9610Menjadi seorang muslim sejati merupakan cita-cita kita semua sebagai pribadi yang menghendaki ridho Allah SWT. Tidak menutup kemungkinan seorang yang berdarah Tiong-hoa pun menjadi seorang muslim. Namun menjadi seorang muslim sejati tidaklah mudah, beberapa rintangan harus dihadapi dalam mencari jati diri sebagai pribadi muslim sejati.

Oleh : Abdul malik/MGG
[email protected]

Hal itu dirasakan Tenny Gunawan atau kerap disapa Inong. Ia mem­punyai latar belakang sebagai keturunan Tiong-hoa bermarga Ang yang memeluk agama Islam. Walaupun keturunan Tiong-hoa, wanita yang lahir pada 26 november 1973 ini tak perlu merasa berbeda karena men­galir darah Tiong-hoa did alam tu­buhnya.

BACA JUGA :  Rapat Paripurna Terakhir Bima Arya - Dedie Rachim, Sahkan 2 Perda

“Saya selalu bangga menjadi ketu­runan Tiong-hoa, selalu bangga men­jadi warga Negara Indonesia, selalu bangga juga punya kebudayaan yang berbeda dari satu keluarga. Saya tidak perlu malu, karena perbedaan itu bu­kan suatu hal yang memalukan, justru sangat unik,”ungkapnya.

Perjalanannya sebagai seorang muslim juga tidak terlalu mulus. Wani­ta berkerudung ini justru merasakan rasis bukan lantaran dia keturunan Cina, akan tetapi karena kerudung yang ia kenakan. Mirisnya ia mera­sakan rasis ini di negaranya sendiri.

Inong sempat mendapatkan per­lakuan yang tidak baik dari orang-orang terhadap kepercayaannya seb­agai seorang muslim.

“Kebetulan di tempat saya bekerja hanya saya yang berhijab, saya diper­lakukan rasis oleh atasan saya yang kebetulan mereka warga negara asing, karena saya berasal dari agama muslim dan berhijab, apalagi paradigma muslim di mata dunia tidak jauh dari kata tero­ris,” ungkapnya.

BACA JUGA :  7 Manfaat Seledri Untuk Kesehatan, yang Terakhir Dicari-cari

Menanggapi hal tersebut Inong tidak pernah merasa putus asa dalam peker­jaannya, ia tetap berusaha untuk mem­berikan yang terbaik kepada perusahaan dimana tempat ia bekerja.

“Awalnya saya merasa risih. Namun itu bukan masalah, saya hanya melaku­kan yang terbaik saja. Jadi jangan meman­dang sebelah mata orang yang berbeda, kita mempunyai potensi yang baik untuk menjadi yang terbaik” pungkasnya.

============================================================
============================================================
============================================================