Untitled-6PT Chevron Pacific In­donesia berencana me­mangkas 1.200 karyawa­nnya. Pemangkasan ini dampak dari terus merosotnya harga minyak dunia hingga di bawah level USD 30/barel.

Kepala SKK Migas Amin Suna­ryadi mengungkapkan, saat ini, perusahaan migas tersebut sudah mengajukan sejumlah angka un­tuk mengurangi karyawannya. Se­belumnya, perusahaan migas Brit­ish Petroleum (BP) Indonesia juga telah melakukan pemangkasan karyawan, namun jumlahnya ti­dak besar.

“So far yang sudah selesainya tahun lalu itu BP (Indonesia). Ng­gak ribut karena jumlahnya kecil. Nah, yang besar ini Chevron, itu sudah mengajukan 1.200 orang,” ujar Amin saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Senin (1/2/2016).

Ia menjelaskan, pemangkasan karyawan ini dilakukan melalui beberapa mekanisme, di antaran­ya mengundurkan diri secara su­karela dan pensiun dini. Pemang­kasan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2015.

“Bertahap. Jadi tahapnya gini, ditawarkan sukarela, nah nanti dihitung lagi berapa banyak yang mundur, tahap kedua pensiun dini sudah cukup apa belum, nanti ditadipermudah, ini kan tahap kedua nih, warkan lagi. Jadi kalau ditanya seber­apa lama, aku belum tahu,” katanya. ­

BACA JUGA :  Sajian Malam Hangat dengan Bakso Udang Kuah Bening yang Gurih dan Mantap, Wajib Coba

Amin menjelaskan, penurunan harga minyak telah menekan kin­erja perusahaan migas. Tak hanya memangkas belanja modal maupun operasional, namun hingga berujung pada pemangkasan para karyawan. “Karena harga minyak jatuh, penye­babnya jelas. Belanja capex, opex di­tekan. Salah satunya untuk eksplora­si dikurangi,” sebut dia.

Sebagai informasi, Chevron Pa­cific Indonesia (CPI) adalah anak perusahaan dari Chevron yang ber­tugas mengeksplorasi minyak yang ada di Riau. Sebelum diambil alih oleh Chevron, perusahaan ini ber­nama Caltex Pacific Indonesia. Para karyawan CPI ditempatkan di 4 kota di Riau yaitu Dumai, Duri, Minas dan Rumbai. CPI juga merupakan peru­sahaan minyak kontraktor terbesar di Indonesia, dengan produksi sudah mencapai 2 miliar barrel.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkap­kan ada sekitar 25% dari 7.000 pega­wai PT Chevron Pacific Indonesia (PCI) atau sekitar 1.750 orang diberi­kan opsi mengundurkan diri. Hal ini terjadi menyusul semakin anjloknya harga minyak dunia.

BACA JUGA :  Resep Membuat Tumis Buncis Ayam Pedas untuk Menu Makan Siang yang Sedap

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, IGN Wiratm­adja meminta Chevron memberikan tawaran pensiun dini sukarela dari­pada melakukan PHK secara paksa.

“Kita sarankan tidak PHK tapi su­karela. Ada 25% dari 7.000 pegawai keluar dengan cara sukarela, tidak dipaksa,” kata Wiratmadja dite­mui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/2/2016).

Selain karyawan lokal, lanjutnya, opsi pensiun dini juga ditawarkan Chevron kepada karyawan berke­warganegaraan asing yang bekerja di Indonesia. “Besar sekali kurangi ekspatriat, kalau waktunya pensiun yah pensiun kurangi secara alami. Karena Chevron secara organisasi mengecil di Kalimantan Timur dan Sumatera ada merger,” katanya.

Kendati demikian, menurutnya, PHK secara sukarela tersebut juga di­barengi dengan kompensasi berupa bonus dan hak lainnya kepada pe­kerja yang mengambil pensiun dini. “Ditawarkan secara sukarela ada bonusnya kalau keluar. Kalau tidak mau, di sana tugaskan apa saja mau, kan merger bukan PHK paksa,” tu­tupnya.

(detik)

============================================================
============================================================
============================================================