BOGOR TODAYÂ – Dinas KesÂehatan (Dinkes) Kota Bogor bakal menggelar deteksi dini kanker terhadap 100 pasien di setiap puskesÂmas. Ini dilakukan berteÂpatan dengan puncak perÂingatan Hari Kanker Dunia, Rabu (24/2/2016). Saat ini, ada 162 penderita kanker di Kota Bogor. Dominasi kanker adalah payudara.
“Nantinya, tidak sekadar menggelar acara untuk memÂperingati saja, namun tetap ada aksi positif, yakni deteksi dini kanker,†kata Kepala Dinkes Kota Bogor, dr Rubaeah, kemarin.
Rencananya, kata dia, deÂteksi dini dilakukan serentak di Kota Bogor. Terutama, untuk mendeteksi penyakit kanker yang sering diderita peremÂpuan dan anak-anak.
Kegiatan deteksi dini kanker akan dipusatkan di PuskesÂmas Tanah Sareal, dan secara serentak diikuti oleh 24 puskÂesmas yang tersebar di enam kecamatan di Kota Bogor. ProÂgram ini diutamakan untuk 100 pengguna Badan PenyelengÂgara Jaminan Sosial (BPJS) KesÂehatan di setiap kecamatan.
Kecamatan yang terpilih unÂtuk ikut serta dalam kegiatan ini, yaitu Kecamatan BondonÂgan, Sindangbarang, Bogor Utara, Bogor Tengah, Cipaku, dan Kedung Badak.
Ketua Yayasan Kanker IndoneÂsia (YKI) Kota Bogor, Yane Ardian sangat mendukung diselenggaraÂkannya kegiatan ini di Kota Bogor. “Saya ketua YKI sangat antusias dengan kegiatan ini karena kegÂiatan ini memberi dampak positif kepada masyarakat dan memberiÂkan semangat kepada para pendÂerita kanker,†ujarnya.
Menurutnya, YKI Kota Bogor akan membentuk dan meluncurÂkan Paguyuban Survival Kanker Kota Bogor. Nantinya, Paguyuban Survival Kanker Kota Bogor yang beranggotakan para penderita kanker yang sudah sembuh, mampu bertahan dari kanker, dan yang masih berjuang melaÂwan penyakit kanker.
Para anggota, sambung Yanne, akan berbagi pengalaÂmannya agar dapat mengeduÂkasi masyarakat akan bahaya kanker dan dampaknya, baik secara mental maupun fisik. “Bagi para penderita kanker, mereka sadar dan tahu bahwa mereka tidak berjuang sendiri dan optimistis tidak ada penyaÂkit yang tidak bisa disembuhÂkan,†katanya menjelaskan.
Penderita kanker setiap tahunnya memang terus berÂtambah. Berdasarkan laporan badan PBB yang mengurusi kesehatan (WHO), penderita kanker di seluruh dunia setiap tahun bertambah 6,25 juta orang. Dari jumlah sebanyak itu, dua per tiga di antaranÂya berada di negara-negara berkembang, termasuk IndoÂnesia. Dengan fakta-fakta ini, kanker masih ditahbiskan sebÂagai penyebab kematian terbeÂsar ketiga di dunia.
Jumlah penderita kanker di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi peningkaÂtan dari tahun ke tahun dapat dibuktikan sebagai salah satu penyebab kematian. Hanya beberapa kanker yang dapat diobati secara memuaskan, terutama jika terdeteksi lebih dini dan diobati saat masih stadium dini. Keberhasilan pengobatan sangat ditentuÂkan oleh jenis kanker, staÂdium kanker, keadaan umum penderita, dan usaha pendÂerita untuk sembuh.
Rubaeah menjelaskan, Kota Bogor memang dipilih oleh KeÂmenkes sebagai tuan rumah dalam menggelar acara puncak Hari Kanker Dunia 2016. MenurutÂnya, keputusan tersebut memang keinginan dari Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek langsung. “Ini kan memang cukup mendaÂdak, Pemerintah Kota Bogor sih bangga-bangga saja. Kami siap dan menerima dipercaya KeÂmenkes,†katanya.
Tahun 2015, masih kata dia, sebanyak 162 warga Kota Bogor terdeteksi kanker. “Sebanyak 80 kanker payudara, tujuh orang terkena leher rahim, sisanya kanker usus, kanker paru, dan mata sisanya,†jelasnya..
(Latifa Fitria|Yuska Apitya)