DSC_0596Nasib pembangunan optimalisasi Terminal Baranangsiang belum jelas. Meski sudah memasuki tahun 2016, masalah pembangunan terminal Baranangsiang masih saja menggantung, karena Pemkot Bogor belum berani mengambil keputusan apapun, dengan alasan adanya rencana pembangunan kereta api ringan atau Light Tail Transit (LRT) yang terintegrasi atau terkoneksi dengan terminal Baranangsiang.

Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]

Walikota Bogor, Bima Arya, belum be­rani memberikan keputusan apapun terkait kelanjutan proyek pembangunan optimalisasi terminal Baranangsiang yang su­dah mangkrak beberapa tahun itu. Bima mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menunggu kepu­tusan dan kepastian dari pihak PT. Adhi Karya selaku pelaksana pem­bangunan LRT. Jadi pembangunan terminal Baranangsiang tergantung ke-pada rencana pembangunan LRT, dan terminal tidak bisa diban­gun kalau progress LRT belum jelas.

“Kita masih menunggu kepu­tusan dan kepastian dari PT Adhi Karya. Jadi pembangunan terminal Baranangsiang itu harus menunggu rencana pembangunan LRT, karena terminal harus terkoneksi dan ter­integrasi langsung dengan LRT, jadi terminal Baranangsiang tidak bisa dibangun tanpa adanya kepastian pembangunan LRT di terminal Ba­ranang-siang,” kata Bima Arya.

Menurut Bima, Pemkot Bogor sudah memberikan arahan dan me­nyarankan kepada PT. Adhi Karya agar membangun LRT di kawasan Tanah Baru. Namun progresnya be­lum pasti, apakah LRT itu dibangun di Tanah Baru lalu ditarik konek­sinya ke terminal Baranangsiang, atau LRT dibangun langsung di ter­minal Baranangsiang. “Belum ada respon apapun terkait penawaran yang diberikan oleh kami, dan ka­lau mereka tidak mau membangun LRT di Tanah Baru, berarti LRT itu dibangun di terminal Baranangsiang dan konsep pembangunan LRT ha­rus menyesuaikan dengan rencana pembangunan terminal Baranang­siang,” jelasnya.

BACA JUGA :  Pj. Bupati Bogor Apresiasi Dompet Dhuafa Beri Akses Masyarakat Sekitar dan Pengungsi Anak-Anak Pendidikan Berkualitas

Walikota juga akan kembali menanyakan soal kepastian pem­bangunan LRT kepada PT Adhi Karya. “Kita akan tanyakan lagi,” tandasnya.

Terpisah, Sekda Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat mengungkapkan, sam­pai saat ini belum ada pembahasan maupun rapat pertemuan kembali dengan PT Adhi Karya soal kelan­jutan pembangunan LRT. Pemkot Bogor juga sudah membentuk tim transportasi yang menangani ma­salah LRT itu, jadi nanti tim yang akan intensif melakukan rapat dan menanyakan soal kepastian pem­bangunan LRT dan kelanjutannya. Terkait pembangunan terminal Baranangsiang, menunggu dulu dari kepastian PT Adhi Karya. “Kita semua masih menunggu kelanjutan pertemuan dengan pihak PT Adhi Karya dan PT PGI, jadi soal pemban­gunan terminal Baranangsiang akan disesuaikan dengan keputusan pem­bangunan LRT. Apakah akan meng­gunakan jalur kawasan Tanah Baru, atau langsung dibangun di termi­nal Baranangsiang. Kita juga sudah membentuk tim khusus yang menan­gani soal LRT ini,” ungkapnya.

Kabar berkembang, pemilihan lokasi terminal LRT di Tanah Baru ditunggangi sejumlah kepentingan. Siapa yang menitip? Penelusuran BOGOR TODAY menyebutkan, be­ragam kepentingan investasi mulai berdatangan. Para pemain tanah dan saham memesan Balaikota Bo­gor agar menggeser terminal LRT dari Baranangsiang, sekalipun me­langgar Peraturan Presiden (Per­pres).

BACA JUGA :  Pelosok Bandung Barat Diterjang Banjir Bandang hingga Longsor

Namun, ini dibantah. “Nggak ada. Semua menginginkan, yang cepat itu yang mana. Intinya, kami mendorong mana yang lebih cepat dan baik,” kata Ade Sarip Hidayat, kemarin.

Sementara, Ketua Tim Percepa­tan Pelaksana Prioritas Pembangu­nan (TP4) Kota Bogor, Yayat Supriat­na, mengatakan Pemkot Bogor tidak meng-inginkan terjadi pemusatan kendaraan berlebih di seki-tar Ba­ranangsiang. Terlebih kondisi lalu lintas di sekitar Baranangsiang saat ini padat.

Selain itu, konsep pembangu­nan jaringan LRT di Kota Bogor yang melintas di Jalan Pajajaran dinilai meng-gangu estetika Tugu Kujang yang sudah menjadi ciri khas kota hujan. “Pemkot Bogor tidak ingin pembangunan LRT mengganggu es­tetika tata ruang kota. Oleh karena itu kami akan mengusulkan lokasi lain sebagai pengganti Baranang­siang untuk dijadikan stasiun LRT di Bogor,” kata Yayat.

Lokasi lain yang diusulkan salah satunya berada di wilayah Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara. Han­ya saja Pemkot Bogor masih harus membenahi sistem layanan trans­portasi umum untuk menunjang stasiun LRT di Tanah Baru. “Kita ingin melakukan redistribusi angku­tan umum agar tidak hanya terpusat di kota, seperti di Baranangsiang,” kata Yayat.

Pembangunan jaringan LRT mengacu pada Perpres Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Pe­nyelenggaraan Kereta Api Ringan/ LRT. Dalam perpres itu, jaringan LRT di Kota Bogor akan berakhir di Stasiun Baranangsiang. “Kami tetap akan mengusulkan Tanah Baru seb­agai rekomendasi kepada pemerin­tah pusat,” kata dia.

(Yuska)

============================================================
============================================================
============================================================