Pertemuan antara Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, dengan PT Pancakarya Grahatama Indonesia (PGI), selaku pelaksana optimalisasi terminal Baranangsiang, mendapat sambutan antusias dari Wakil Walikota Bogor, Usmar Hariman.
Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]
Usai menghadiri Musrenbang tingkat Kecamatan Bogor SeÂlatan, Usmar mengungkapÂkan bahwa rencana pembanÂgunan optimalisasi Terminal Baranangsiang itu tertunda karena adanya rencana pembangunan Kereta Api Ringan atau Light Rail Transit (LRT), dan adanya usulan revisi Perpres nomor 98 tahun 2015 tentang LRT. “Kalau semuanya sudah clear dan apabila sudah ditetapkan bahwa pembangunan LRT sampai ke Terminal Baranangsiang, maka realisasinya harus segera dilakukan, mengingat pembanguÂnan LRT itu ditargetkan pada tahun 2018 mendatang sampai Kota Bogor yaitu di TerÂminal Baranangsiang. Jadi tinggal segera di eksekusi saja realisasinya,” ungkapnya.
Kalau sudah pasti soal kelanjutan opÂtimalisasi terminal Baranangsiang, tinggal dilanjutkan dengan pembuatan komitmen addendum baru, kerjasama antara PemÂkot Bogor dengan PT PGI. Jadi harus jelas juga, kewenangan pihak ketiga dimana, keÂwenangan LRT dimana, kewenangan PemÂkot Bogor dimana, termasuk soal terminal Transit untuk tetap melayani ada dimana. Selain itu, masalah sarana prasarana juga harus diutamakan, seperti pembangunan Park and Ride, Underpass maupun fasilitas fungsi lainnya. “Selain merevisi desain soal optimalisasi terminal Baranangsiang, haÂrus ada juga kesepakatan baru atau addenÂdum, karena di tahun 2013 seharusnya suÂdah memulai kegiatan pembangunan fisik di terminal Baranangsiang, tetapi karena mengalami berbagai masalah, maka renÂcana pembangunan terhenti. Jadi langkah awal sekarang dengan adanya kejelasan dan kelanjutan soal optimalisasi terminal Baranangsiang, maka harus dilakukan dulu addendum baru,” tandasnya.
Revitalisasi pembangunan terminal BaÂranangsiang, sejauh ini tak kunjung menÂemukan jawaban pasti karena terganjal beberapa kendala. Salah satu kendalanya, yakni Walikota Bogor sedang melakukan upaya agar pembangunan Light Rail TranÂsit (LRT) tidak dilaksanakan di terminal BaÂranangsiang.
Sekda Kota Bogor, Ade Syarief Hidayat mengatakan bahwa Pemkot Bogor akan mencoba meminta bantuan kepada SuÂharto, Direktur Perencanaan dan PemÂbangunan Transportasi, Kementrian PerÂhubungan agar pembangunan stasiun LRT tidak bermuara di terminal Baranangsiang Bogor.
“Walikota ingin pembangunan stasiun LRT tidak dilaksanakan di terminal BaÂranangsiang, karena jantung Kota Bogor itu akan dikhususkan untuk revitalisasi Terminal Baranangsiang,†ujar Ade Syarief kemarin.
Terpisah, Soeharto yang baru menÂjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pembangunan Transportasi mendukung langkah percepatan revitalisasi BaranangÂsiang. Namun, pihaknya mengatakan tidak terlibat dalam upaya pembangunan termiÂnal Baranangsiang.
“Saya dukung terminal Baranangsiang dipercepat, namun permohonan bantuan dari Pemkot Bogor untuk tidak dibangun LRT diarea terminal Barangsiang belum saya terima surat resminya,†kata Suharto kepada BOGOR TODAY kemarin.
Suharto menambahkan bahwa pembatalan pembangunan LRT tidak bisa sembarangan, hal ini diperkuat dengan adanya Perpres Nomor 98 Tahun 2015 tenÂtang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/LRT.
“Peraturan LRT ini dibuat oleh PresÂiden, tidak bisa sembarangan dihentikan, tetapi apabila Pemkot Bogor secara resmi meminta bantuan tidak masalah, sejauh ini saya tegaskan surat resmi dari Pemkot Bogor belum saya terima,†pungkas SoeÂharto.
Diketahui, Pemkot Bogor dan PT Pancakarya Grahatama Indonesia (PGI) masih melakukan penyesuaian desain reÂvitalisasi Baranangsiang. “Kami berharap secepatnya ada kata sepakat, seperti haraÂpan masyarakat pada umumnya,†kata dia.
Bekas Astapra Kota Bogor itu juga meÂnambahkan bahwa revitalisasi terhadap Terminal Baranangsiang tidak akan dimuÂlai oleh PT PGI, sebelum pihak Pemkot BoÂgor melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada para warga tentang akan dilakukan revitalisasi tersebut. “Intinya perlu sosialÂisasi yang matang. Tidak bisa main eksekuÂsi kosongkan terminal. Ini memang proses masih panjang,†kata dia.Terpisah, AngÂgota Komisi C DPRD Kota Bogor, Yus RusÂwandi, mengatakan, pihaknya meminta agar Bima Arya secepatnya memberi penÂegasan status terminal. “Apakah mau direÂvitalisasi, atau mau diapakan. Harus ada kejelasan. Terus terang, saya sudah banyak laporan dari warga di dapil, ‘gimana ini Pak, Baranangsiang kok dibiarkan begitu-begitu aja’. Ya, saya bingung jawabnya, karena dewan kan hanya memberi masuÂkan dan usul,†kata dia, kemarin.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kota BoÂgor, Heri Cahyono, juga meminta kejelasan soal status optimalisasi bangunan BarananÂgsiang. “Kita sudah berkali-kali rapatkan soal itu. Ya, ini bakal jadi presden buruk kalau digantung terus-menerus. Saya pribÂadi menyayangkan, kenapa Baranangsiang masih begitu-begitu saja tanpa tindak lanÂjut,†kata dia.
(Yuska)