Untitled-5Seperti rambut saja, walaupun gondrong tapi kalau bersih, ya tidak masalah

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Mencukur rambut kemaluan adalah salah satu anjuran dalam suatu agama. Bahkan disarankan bahwa anjuran ini sebaiknya dilakukan secara rutin, yaitu setiap 40 hari sekali. Anjuran ini berlaku bagi pria maupun wanita. Ternyata, dibalik latar belakang tuntu­nan agama, mencukur ram­but kemaluan yang dilakukan dengan cara yang tepat dapat memberikan beberapa manfaat dari sisi kesehatan.

Merawat bagian kemaluan terma­suk rambut-rambut halus di sekitarnya sangat penting dilakukan pria maupun wanita. Ada orang yang malas mencukur bulu rambut tapi ada juga yang sangat terob­sesi mencukurnya karena ingin terlihat seksi dan sebagainya.

Pakar andrologi Prof Dr dr Nukman Moe­loek mengakui bulu kemaluan memang tidak selamanya harus dicukur. “Kalau mau cukur ya tinggal cukur, kalau tidak juga tidak apa-apa. Yang penting usahakan tetap bersih,” kata Prof Nukman.

Menurut dia, umumnya pertumbuhan rambut akan terhenti setelah dua bulan. Jadi rambut kemaluan yang sudah gondrong tidak akan bertambah gondrong terus meski tidak dicukur.

BACA JUGA :  Hilangkan Kerutan dan Wajah Kendur, Wajah Kencang Bebas Noda Hitam Hanya dengan Jeruk Nipis, Ini Dia Caranya

Namun rambut kemaluan yang tidak dicu­kur memang berisiko sebagai tempat berkem­bangnya bakteri jika tidak dibersihkan den­gan baik. Tapi jika dibersihkan dengan benar, bakteri tidak akan berkembang di sana. “Sep­erti rambut saja, walaupun gondrong tapi ka­lau bersih, ya tidak masalah.” katanya.

Pisau cukur adalah senjata yang sangat populer yang menjadi pilihan untuk meng­hilangkan rambut kemaluan. Bagi keban­yakan orang, teknik perawatan ini adalah solusi yang baik dibanding dengan teknik menggunting. Yang harus diperhatikan, me­mangkas rambut kemaluan dengan pisau cukur sebaiknya dilakukan setelah membasa­hinya dengan air hangat. “Sebelum dicukur, jangan lupa dibasahi dan diberi sabun dulu agar licin dan gampang mencukurnya,” ujar Prof Nukman.

Selain teknik mencukur dengan pisau cukur, teknik lainnya yang bisa digunakan adalah teknik elektrolisa, laser, waxing (lilin) atau menggunakan obat penghilang rambut.

Teknik elektrolisa bisa menghilangkan bulu kemaluan secara permanen hanya dalam satu kali perawatan, tapi harganya cukup ma­hal. Sedangkan teknik waxing tidak terlalu dianjurkan karena menimbulkan rasa sakit pada bagian alat kemaluan yang memang san­gat sensitif.

BACA JUGA :  Ada Efek Jika Minum Kopi Setelah Makan Daging? Simak Ini

Mau dicukur atau tidak, yang pasti rambut kemaluan harus dijaga kebersihannya. “Yang jelas, semua yang ada pada diri manusia itu adalah pemberian Tuhan, jadi harus selalu di­pelihara,” kata Prof Nukman

Sebagian orang mempertanyakan pent­ingnya praktik pencukuran ini, sebab dikait­kan dengan kejadian luka dan infeksi setelah mencukur, menghilangkan fungsi perlindun­gan alat kelamin dari debu atau kotoran lain, hingga adanya pendapat bahwa hal ini mere­potkan dan tidak memberikan efek apapun.

Dengan mencukur rambut kemaluan, proses pembersihan produk kelenjar minyak dan keringat dapat dilakukan dengan sem­purna. Bila produk kelenjar ini tersisa di area rambut, maka menyebabkan area tersebut lembab dan bakteri mudah berkembang biak (menyebabkan gatal, bengkak, kemerahan, dan lainnya). Memastikan rambut kemaluan tetap tipis akan mencegah bersarangnya tun­gau atau kutu kelamin (jenis Phthirus pubis).

Cukup banyak manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dengan mencukur rambut kemaluan, disamping sekaligus menjalani an­juran agama bagi yang beragama Islam. Tidak perlu ragu untuk mencukur rambut kemalu­an. Kebersihan sebagian dari iman, kebersi­han adalah kunci kesehatan.

============================================================
============================================================
============================================================