279606_kepala-badan-pusat-statistik--bps---suryamin_663_382JAKARTA, TODAY — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar USD50,6 juta pada Januari 2016, membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat defisit USD230 juta.

Membaiknya neraca perdagangan selama Januari didorong oleh surplus perdagangan non minyak dan gas (migas). BPS mencatat ekspor non migas pada bulan lalu sebesar USD9,39 miliar, lebih sedikit dibandingkan dengan impor non migas yang sebesar USD9,23 miliar.

Namun jika dilihat secara tahunan, nilai sur­plus neraca perdagangan Januari 2016 anjlok jika dibandingkan dengan surplus periode yang sama tahun lalu USD632,3 juta. “Setiap Januari memang selalu terjadi penurunan dan biasanya akan meningkat di bu­lan-bulan berikutnya,” ujar Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di kantor pusat BPS, Senin (15/2/2016).

BACA JUGA :  Komisi III DPRD Kota Bogor Soroti Pembangunan 2 Unit Sekolah Satu Atap

Menurutnya, penurunan nilai surplus akibat masih lemahnya permintaan global menyusul pelemahan eko­nomi sejumlah negara mitra dagang. Amerika Serikat, misalnya, meski menjadi pangsa ekspor terbesar, nilai ekspor non migas Indonesia ke Negeri Paman Sam turun 7,02 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi USD1,23 miliar. Penurunan ekspor juga terjadi ke Jepang.

Suryamin mengatakan, ekspor Indonesia ke Jepang turun sebesar 11,84 persen setelah hanya membukukan nilai USD1,04 miliar. Statistik menunjukkan, penurunan ekspor terbesar terjadi ke China, yakni minus 27,74 pers­en setelah hanya mencatatkan nilainya hanya sebesar USD 888,6 juta.

Pertumbuhan ekspor nonmigas terjadi pada komo­ditas lemak dan minyak hewan/nabati, pertanian, tam­bang, bijih, kerak & abu logam, bubur kayu (pulp), serta timah.

BACA JUGA :  Pencok Kentang Betawi, Makanan Renyah yang Gurih Bikin Nagih

Sedangkan pertumbuhan impor nonmigas dido­rong oleh naiknya impor komoditas mesin & peralatan mekanik, besi & baja, bahan kimia organik, kapal laut & bangunan terapung, dan senjata/amunisi. Sementara neraca perdagangan migas tercatat defisit USD11 juta, menyusut dibandingkan dengan defisit bulan sebelum­nya USD50 juta.

Data BPS menunjukkan, ekspor migas Indonesia pada Januari 2016 sebesar USD1,1 miliar, turun diband­ingkan dengan ekspor Desember 2015 yang sebesar USD 1,3 miliar. Lalu dari sisi impor migas, tercatat sebesar USD1,22 miliar pada Januari, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya USD1,8 miliar. “Namun nilai impor mi­gas Januari turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai USD1,96 miliar,” tandas Suryamin.

(Yuska Apitya/dtkf)

============================================================
============================================================
============================================================