Untitled-9CIBINONG, TODAY – Stagnan­nya kinerja PD Pasar Tohaga ditengarai akibat minimnya visi yang ingin dicapai jajaran direksinya untuk mencapai deviden Rp 1 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Bogor.

Pada 2015, Badan Usaha Mi­lik Daerah (BUMD) itu baru me­nyodorkan deviden sekitar Rp 500 juta.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bogor, Yuyud Wahyudin menilai, Tohaga hanya mengandalkan retri­busi sebagai pendapatan uta­manya sejak 2007 lalu. Ia pun menuntut Tohaga merevisi bisnis plan-nya jika tak ingin terus merugi atau kolaps.

“Banyak potensi bisnis yang berujung uang yang bisa diga­rap sama Pak Eko Romli (direk­tur utama, red) dan koleganya. Tapi sampai sekarang, baru itu-itu saja yang digarap. Retribusi lagi retribusi lagi,” kata Politisi PPP itu kepada Bogor Today, Senin (22/2/2016).

Menurutnya, Tohaga bisa mengembangkan bisnis den­gan membuka ruko-ruko modern atau menjadi pe­masok barang-barang kebutu­han yang biasa dijual dipasar dengan bekerjasam dengan petani. Ini, kata Yuyud, juga bisa menekan harga di pasar yang bisanya dari pertani di­kumpulkan tengkulak.

BACA JUGA :  Polisi Tangkap Pencuri Pagar Besi di Tempat Pemandian Air Panas Parung

“Jadinya, tidak cuma dari re­tribusi pendapatannya. Jadin­ya, kontribusi ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga bisa ter­capai dan bisa besar. Soalnya, berat kalau masih mengandal­kan retribusi dan menargetkan deviden Rp 1 miliar,” lanjutnya.

Terpisah, Eko Romli Wahyu­di pun menyadari minimnya inovasi dari BUMD pimpinan­nya. Ia pun telah mengum­pulkan jajaran staf dan direksi lainnya untuk membahas ren­cana bisnis sepanjang 2016 ini untuk bisa segera memenuhi deviden Rp 1 miliar.

“Memang berat kalau hanya mengandalkan retribusi. Karen ini mengatur peraturan bupati dan tidak pernah naik. Kalau begini terus, pasti bangkrut. Makanya, kami akan kembang­kan dengan membuka Tohaga Logistik, Trading dan Advertis­ing,” kata Eko.

Keadaan ini diperparah dengan masih banyaknya kios menganggur yang dimiliki. Dari ribuan kios pedagang yang tersebar di 24 pasar, ia menegaskan hanya 52 persen yang aktif beroperasi atau teri­si. Sementara sisanya tutup.

Romli pun mengaku telah menerbitkan edaran kepada pemilik toko yang tutup untuk menyewakan kembali maupun tetap membayar kebersihan keamanan. Pasalnya, jika toko mereka tutup, maka mereka ti­dak juga membayar kebersihan dan keamanan. “Kami selalu nombok soal kebersihan dan keamanan,” lanjutnya.

BACA JUGA :  Pj.Bupati Bogor : Peringatan Nuzulul Quran Jadi Refleksi Pengamalan Nilai Al Qur’an Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Menurutnya, banyaknya toko yang tutup, sangat ber­pengaruh pada psikis peda­gang maupun konusmen untuk berbelanja. “Makanya, kami akan coba Tohaga Logistik, Tohaga Trading dan Advertis­ing tadi untuk mencari sumber baru,” katanya.

Soal permodalan, kata Eko, pihaknya masih menunggu hing­ga Maret atau April mendatang. Jika dana mencukupi, maka pihaknya tidak membutuhkan penyertaan modal. “Kalau me­mang kurang, kami pasti minta. Toh ini baru pertama. Kemarin dewan juga bilang kenapa dari dulu tidak minta? Kalau rencana bisnisnya saja belum jelas buat apa. Sayang uangnya tidak ter­pakai,” tegasnya.

Ia menegaskan, dari tiga rencana yang telah disebutkan, baru Tohaga Logistik yang telah terbentuk. Tim ini nantinya, kata Eko, menjadi penyuplai salah satu praduk ke pedagang yang ada di pasar. “Akan kita coba dulu dari sektor perta­nian maupun sembako,” pung­kasnya.

(Rishad Noviansyah)

============================================================
============================================================
============================================================