SURIAH TODAY – Televisi pemerin­tah Suriah melaporkan bahwa ten­tara pemerintah sudah menembus pertahanan di dua kota di barat laut Aleppo. PBB telah menghentikan se­mentara perundingan damai dalam upaya mengakhiri lima tahun perang sipil di Suriah, hanya beberapa hari setelah dimulai.

Namun utusan khusus PBB Staf­fan de Mistura menegaskan bahwa itu tak berarti perundingan telah gagal dan akan dimulai lagi pada 25 Februari. Masing-masing pihak menyalahkan yang lainnya atas am­bruknya perundingan.

Perundingan terhenti setelah pemerintah Suriah menyatakan bah­wa mereka telah melancarkan seran­gan balasan pada oposisi dan memo­tong jalur persediaan kunci ke kota Aleppo yang dikuasai pemberontak.

Televisi pemerintah Suriah mel­aporkan bahwa tentara pemerintah sudah menembus pertahanan di Nubul dan Zahraa, dua kota di barat laut Aleppo.

Mengenai perundingan, Mistura mengakui bahwa “masih banyak yang harus dilakukan”. “Ini bukan akhir dan ini bukanlah kegagalan pe­rundingan,” katanya.

Oposisi marah mengetahui bah­wa serangan pemerintah yang didu­kung pesawat Rusia terus berlanjut saat perundingan.

“Mereka datang dan mereka tetap di sini. Kedua belah pihak menegaskan bahwa mereka bermi­nat untuk memulai proses politik.”

Kepala delegasi pemerintah Su­riah, Bashar Jaafari, menyalahkan oposisi atas penghentian tersebut. Bashar menuduh mereka bertindak di bawah perintah Arab Saudi, Qatar dan Turki “untuk menggagalkan pe­rundingan,” kata televisi pemerin­tah Suriah.

Dengan menyalahkan pemerin­tah atas kegagalan itu, oposisi Su­riah, Komite Negosiasi Tinggi HNC mengatakan mereka tak akan kemba­li sampai kondisi di lapangan mem­baik. “Seluruh dunia melihat siapa yang menggagalkan negosiasi. Siapa yang mengebom warga sipil dan membuat mereka kelaparan,” kata kepala kordinator HNC Riad Hijab.

Oposisi marah mengetahui bah­wa serangan pemerintah yang didu­kung pesawat Rusia terus berlanjut saat perundingan berlangsung, sep­erti di Aleppo.

AS mengatakan Rusia bisa dis­alahkan atas penghentian perund­ingan, dengan mengatakan bahwa serangan udara dengan sengaja me­nyasar kelompok oposisi.

Namun sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan bahwa mereka tak akan menghentikan serangan udara. “Sampai kami benar-benar men­galahkan organisasi teroris seperti Front al-Nusra,” tandasnya.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================