DOHA, TODAY — Harga minyak dunia kemarin melesat tinggi hingga 6%. Ini adalah capaian tertinggi dalam 2 pekan terakhir. Ini terjadinya karena adanya pertemuan para menteri perÂminyakan asal Arab Saudi, Rusia, Watar, dan Venezuela.
Empat negara produsen dan eksportir beÂsar minyak dunia itu sepakat untuk menahan produksi minyaknya, guna menahan pasokan minyak yang melimpah dan harga yang turun. Kesepakatan ini juga akan diikuti oleh produÂsen minyak lain. Kesepakatan ini dikeluarÂkan hasil pertemuan menteri perminyakan 4 negara, yaitu Arab Saudi, Rusia, Qatar, dan Venezuela yang berlokasi di Doha. Pertemuan tertutup ini memang membahas soal aksi menaikkan harga minyak yang terus turun tajam.
Dilansir dari Reuters, SelaÂsa (16/2/2016), Menteri PerminÂyakan Arab Saudi, Ali al-Naimi mengatakan, mereka sepakat menahan produksi minyak di tingkat Januari 2016 lalu. Diharapkan langkah ini bisa menstabilkan harga minyak.
Dia berharap, negara proÂdusen lain ikut melaksanakan kesepakatan ini. Menteri PerÂminyakan Venezuela, Eulogio Del Pino mengatakan, dirinya akan berbicara dengan Iran dan Irak besok, terkait kesepakatan tersebut.
Iran memang berencana untuk meningkatkan pasokan minyaknya pasca dilepasnya sanksi ekonomi. Pertemuan Doha ini dilakukan, setelah harga minyak terus turun dalam 18 bulan lebih hingga ke bawah USD 30/barel, atau yang pertama kalinya dalam lebih dari 10 tahun terakhir.
Bila negara produsen minÂyak yang tergabung dalam OrÂganization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) melakukan konsesus ini, maka harga minyak akan naik. AnÂjloknya harga minyak dunia hingga di bawah USD 30/barel menyakitkan bagi para proÂdusen. Mereka terpaksa meÂmangkas anggaran negarany, karena pendapatan dari minÂyak menurun.
Kemarin, harga kontrak minyak Brent untuk pengiriman April naik US$ 1,87/barel menÂjadi USD 35,26/barel, naik 11% dibandingkan harga dua hari lalu. Sementara harga kontrak minyak produksi Amerika SeriÂkat (AS). naik USD 1,49/barel ke USD 30,93/barel. Naik lebih dari 12% dari posisi Jumat pekan lalu.
Pertemuan di Doha menÂjadi perhatian pelaku pasar minyak internasonal. “Hasil pertemuan bisa memberi damÂpak ke minyak secara signifiÂkan. Bila tidak ada kesepakatan pemangkasan suplai, maka akan terjadi aksi jual. Demikian juga sebaliknya,†kata Takayuki Nogami, Kepala Ekonom dari Japan Oil, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (16/2/2016).
Menteri Perminyakan VenÂezuela, Eulogio Del Pino, telah mengunjungi sejumlah negara produsen minyak untuk bersaÂma-sama mengurangi produkÂsinya agar harga naik. Belum diketahui hasilnya.
Menurut sejumlah preÂdiksi, harga minyak produksi AS akan terus tertekan karena stok minyak di AS terus meÂningkat. Harga minyak ini bisa jatuh di bawah USD 20/barel.
(Yuska Apitya/dtk)