Semua orang pasti pernah mengeluh pusing atau sakit kepala. Jika yang dirasakan sakit kepala biasa, mungÂkin tidak terlalu berisiko. Mungkin dengan mengonsumsi obat pereda nyeri kepala, keluhan sudah beres. Tapi, lain ceritanya jika mengalami pusing sampai terÂasa berputar-putar. Jika terjadi keluhan puyÂeng seperti ini, sebaiknya jangan diremehkan. Bisa jadi itu adalah vertigo.
Oleh : Latifa Fitria
Vertigo secara psikologis juga membuat penderitanya mengalami depresi. Untuk menghilangkan vertigo, penderita biasanya mengonsumsi obat anti vertigo yang dijual bebas di pasaran. Namun, para ahli medis seÂbenarnya tidak merekomendasikan cara ini. Soalnya, obat tersebut hanya menghilangkan gejala, bukan membasmi penyebab vertigo.
Gejala lain yang menyertai pusing berÂputar ini adalah pandangan kabur, mual dan muntah, berkeringat dingin, denyut nadi cepat, berdebar-debar, serta telinga teraÂsa penuh dan berdenging. “Vertigo adalah gangguan keseimbangan disertai gejala pusÂing yang khas, berputar-putar,” kata dokter umum, dr Erin Destrini.
Erin menjelaskan, penderita vertigo umumnya tidak bisa berdiri tegak ketika terserang vertigo. Untuk meredakan pusing, penderita biasanya berbaring dan menutup mata. “Terkadang tutup matapun, mereka tetap merasa berputar-putar,” katanya.
Frekuensi vertigo yang dialami setiap orang berbeda-beda. Ada yang mengalami vertigo beberapa saat saja. Ada pula yang merasakan selama berjam-jam. Bahkan, ada pula vertigo yang berlangsung sampai semingÂgu.
Serangan vertigo ringan umumnya bisa dihilangkan dengan beristirahat sejenak. VerÂtigo menjadi berbahaya jika gejalanya parah. Karena menghilangkan keseimbangan, verÂtigo berat dapat melumpuhkan penderitanya sehingga terjatuh. “Bagi penderita lanjut usia (lansia) vertigo bisa menyebabkan komplikasi serius pada tubuh,” tambahnya.
Vertigo hanya bisa disembuhkan dengan mencari tahu dari mana asal vertigo tersebut. Ada dua jenis penyebab vertigo, yaitu sentral dan periferi. Vertigo sentral mengacu pada otak. Sedangkan periferi terjadi di luar otak, seperti pada telinga dan mata.
Dengan kata lain, tubuh memiliki organ keseimbangan yaitu di telinga bagian dalam. Organ ini nantinya berhubungan dengan otak. Pada umumnya, penderita vertigo menÂgalami gangguan di bagian otak atau di bagian telinga tersebut.
Gangguan di otak yang menyebabkan verÂtigo bisa terjadi karena luka di bagian batang otak. Selain itu, bisa juga dipicu tumor otak atau terjadi penyumbatan pembuluh dara otak yang mengganggu fungsi otak sebagai pengatur keseimbangan tubuh.
Jika tidak ada gangguan di otak, alat-alat keseimbangan dalam tubuh, seperti telinga dan mata akan diperiksa. “Sindrom meniere ini adalah salah satu gangguan pada telinga yang paling sering dikeluhkan pada penderita vertigo,” katanya.
Sindrom meniere adalah kondisi di mana terdapat cairan pada telinga bagian dalam, sehingga menyebabkan vertigo timbul. Gejala lainnya, rasa penuh di telinga dan berkurangÂnya pendengaran yang juga berfluktuasi serta telinga berdengung.
Selain telinga, yang kelelahan yang sangat pada mata juga bisa menimbulkan vertigo. Kelelahan mata bisa terjadi ketika mata dipakÂsa terus bekerja, kurang tidur, atau seharian menatap layar komputer. “Kebiasaan memÂbaca sambil tiduran atau menonton sambil tiduran juga bisa mengundang vertigo,” kata Erin. (*)