20151112110750650MASIH banyaknya BUMN (Badan Uasaha Milik Negara) yang sakit, ternyata membuat Presiden Joko Widodo tak tinggal diam. Mantan Walikota Solo ini membuat gebrakan baru dengan membentuk 6 holding BUMN.

Oleh : Alfian Mujani
[email protected]

Tak tanggung-tanggung, keputusan pembentukan 6 holding BUMN ini diba­has dalam rapat kabinet terbatas yang dipimpin oleh Pres­iden Joko Widodo ( Jokowi). “Ada 6 holding yang tadi disampaikan dan diminta Presiden dan Wapres untuk dikaji lebih mendalam,” un­gkap Sekretaris Kabinet, Pramono Anung usai rapat di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/2/2016)

Rapat diawali dengan sambutan Jokowi. Kemudian, Menteri BUMN Rini Soemarno mempresentasi­kan program holding. Selanjutnya adalah diskusi oleh para menteri sebelum lahirnya keputusan.

Ide holding, kata Pramono, bertujuan agar BUMN bisa sema­kin kuat dan tidak terganggu oleh pihak-pihak lain yang mencari keun­tungan.

“Usulan mengenai BUMN hold­ing dalam rangka BUMN sehat dan kuat dan menghindarkan BUMN dari praktik yang pernah terjadi. Jadi san­gat gampang, sangat rentan untuk ditempeli oleh parpol atau kekuatan politik tertentu,” jelasnya.

BACA JUGA :  Goguma Latte with Jelly, Minuman Segar yang Legit dan Creamy

Arahan dari Jokowi, lanjut Pra­mono, agar proses bisa dilakukan dengan hati-hati dan mengutamak­an efektivitas serta sinergi dengan BUMN lainnya.

“Presiden memberikan arahan agar holding ini dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan sinergi dan membuat BUMN itu men­jadi lebih gesit dan tidak terbebani dari hal-hal yang non profit,” ujar Pramoni.

Keenam sektor tersebut adalah pertambangan, energi, jalan tol, pe­rumahan, perbankan dan konstruk­si. Untuk memperkuat pembentukan holding, Presiden akan menyiapkan Peraturan Pemerintah (PP) sebagai landasan hukum. “Dalam jangka panjang akan menjadi kekuatan be­sar seperti Temasek di Singapura atau negara lainnya,” tukasnya.

Pada kesempatan ini, Jokowi juga aktif memberikan masukan dan arahan terhadap program holding BUMN. Arahan ini diberikan kepada Menteri BUMN Rini Soemarno saat rapat terbatas di Istana Negara.

Jokowi, lanjut Rini, memandang pembentukan holding atau penge­lompokan BUMN per sektor bisa mendorong efisiensi.

BACA JUGA :  Nasi Goreng Cumi dan Telur, Masakan Simple yang Menggugah Selera Keluarga

“Presiden sangat mendukung, yang penting holdingnisasi ini kan betul-betul meningkatkan efisiensi, memberikan tambahan kemam­puan untuk pendanaan sehingga menuju kemandirian secara finan­sial. Dan tentunya yang paling uta­ma juga adalah efisien,” kata Rini usai rapat terbatas Holding BUMN di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/2/2016).

Rini membenarkan ada 6 sektor yang menjadi fokus program holding BUMN. Dari sektor tersebut, holding BUMN bidang jalan tol dan konstruk­si yang bakal menjadi prioritas.

“Yang paling utama terus terang memang sektor jalan tol, sektor kon­struksi. Karena konstruksi kan juga banyak sekali ya karya-karya. Kita konsentrasikan lebih dulu ke yang membangun jalan tol karena kan me­mang kita membutuhkan betul pem­biayaan untuk pembangunan jalan tol di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan juga di Sulawesi,” paparnya.

Pembentukan holding saat ini dalam proses analisa secara hukum. Rini memastikan holding khusus tol bisa tuntas di 2016. “Insya Allah jalan tol bisa selesai,” sebutnya. (net|dtc)

============================================================
============================================================
============================================================