JAKARTA, TODAYÂ – Tim Transisi berencana menggelar kompetisi, kabarnya Agustus mendatang. PerÂsiapan terus dilakukan, di antaranya memoles syarat aturan main yang disebut akan berisikan lima aspek UnÂdang-undang RI dan lima aspek dari Konfederasi Sepakbola Asia (AFC).
Pada pekan kedua bulan ini Tim Transisi telah mengundang klub-klub ISL dan Divisi Utama untuk memaparÂkan rencana menggelar kompetisi liga. Ada 40 klub yang hadir, namun cuma Semen Padang yang merupakÂan klub ISL. Pendaftaran pun sudah mulai dibuka dan berakhir Mei menÂdatang, untuk kemudian dilakukan verifikasi pada Juni-Juli mendatang.
“Yang kami mau benahi aturan mainnya dulu. Ini belum masuk ke kompetisi. Ada beberapa syarat aturan main yang harus disiapkan klub-klub. Lima aspek UU dan lima aspek AFC. Itu diselesaikan dulu. Kalau itu sudah, barulah kami lihat berapa banyak klub yang lolos verifikasi itu,” kata salah satu anggota Tim Transisi, Cheppy T. Wartono, saat ditemui di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senayan, Jakarta, Senin (21/3/2016).
Menurut Cheppy, yang akan divÂerifikasi dalam konteks UU RI adalah akta pendirian PT klub, NPWP, jamiÂnan kesehatan untuk para pemain, izin kerja untuk para tenaga kerja asÂing dari pihak keimigrasian, dan bukÂti pembayaran pajak. Selain itu klub yang berpartisipasi juga diwajibkan mengikuti lima aspek klub profesionÂal sesuai FIFA dan AFC.
“Nanti kalau verifikasi sudah diÂpenuhi, harapan kami kompetisi bisa digelar Agustus. Tetapi kembali lagi memang (semua) tergantung pemerintah untuk mengizinkan ini. Katanya ada kendala dengan MahkaÂmah Agung, tapi bukan berarti kami tidak menjalankan ini. Kami tetap jalan mekanisme ini. Sebentar lagi kami akan kirim email dan klub-klub untuk memenuhi aspek ini. Sebab memenuhi ini tidak gampang, tiga bulan saja belum tentu diselesaikan klub,” ujar Cheppy.
Persyaratan itu, lanjut Cheppy, memang tak mudah untuk dipenuhi seluruhnya. Itu mengapa ada keÂmungkinan memberi toleransi meski pihaknya juga tak ingin kecolongan. “Maka itu kami akan diskusikan denÂgan salah satu federasi mana yang bisa ditoleransi. Tapi itu pun harus ada jaminan karena toleransi ini suÂdah ada sejak tahun 2003. Ini kan artinya bukan toleransi lagi. Ini yang kami mau tegaskan.”
“Yang jelas, titik berat dari perÂsyaratan ini adalah perubahan ini bisa terjadi jika klub mau berubah, mau mandiri, dan tidak berganÂtung. Jadi tidak ada klub ke depanÂnya kalau ada rapat tidak dikasih ongkos. Sebab, dengan atau tanpa kita (Tim Transisi) klub memang haÂrus berubah. Apa yang kami lakuÂkan ini adalah mengeksekusi aturan yang sudah dibuat. Kalau kemarin tidak dieksekusi, nah sekarang kami eksekusi. Nah, kalau ini semua sudah transparan harapannya bisa memÂbantu pendataan klub sampai ke peÂmain,” tandasnya.
(Imam/net)