Untitled-11PUPUS sudah harapan Juergen Klopp untuk menghadirkan trofi pertama bagi Liverpool musim ini. The Reds kalah secara dramatis lewat adu penalti usai bermain imbang 1-1 selama 120 menit dari Manchester City dalam Final Capital One Cup di Stadion Wembley, Minggu (28/2/2016) malam WIB.

Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Dalam babak tos-tosan, The Citizen menang 3-1 berkat kepahlawanan Willy Caballero dibawah mistar gawang City yang berhasil mementahkan tiga eksekutor The Reds, Liver­pool, yakni Lucas Leiva, Phillipe Coutinho dan Adam Lallana. Hanya eksekutor pertama, Emre Can yang berhasil menyarang­kan bola.

Sementara di kubu City, algojo pertama, Fernandinho sepakannya membentur mistar gawang Mignolet. Setelah itu, berurutan, Jesus Navas, Sergio Aguero dan Yaya Toure berhasil menyarangkan bola, meski Mi­gnolet mampu membaca setiap tendangan dengan baik.

City unggul lebih dulu lewat gol Fernandinho di awal babak kedua. Tapi, Liverpool mampu mencetak gol balasan lewat sepakan Coutinho tujuh menit jelang waktu normal habis. Skor 1-1 lantas bertahan hingga wasit meniup peluit panjang sehingga laga harus dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.

Di masa extra time, kedua tim sama-sama tidak mampu mencetak gol. Pemenang lan­tas harus ditentukan lewat adu penalti. Dalam babak adu pen­alti, kiper City, Willy Caballero tampil gemilang dengan meng­gagalkan tiga penalti Liverpool. City pun akhirnya menang 3-1 dalam adu penalti dan berhak atas trofi Piala Liga Inggris.

Peluang terbaik Liverpool untuk meraih trofi di musim ini berakhir dengan kegagalan. Tunduk dari Manchester City melalui adu penalti, menurut manajer Juergen Klopp, The Reds sudah memberikan terbaik yang bisa mereka lakukan.

“Saya kecewa, tentu saja, dengan hasil akhirnya. (Tapi) puas dengan banyak hal yang saya lihat di pertandingan ini. Kami mencoba segalanya, kami mencetak gol. Kami punya kes­empatan pada beberapa situasi lainnya. Itu sebuah ketidakber­untungan, tapi ini adalah salah satu cara untuk kalah di final,” ucap Klopp usai pertandingan.

“Manchester City tak seha­rusnya mencetak gol, kami har­us memberikan perlawanan dan bisa melakukannya. Di banyak kesempatan kami bermain den­gan baik. Tak penting apa yang saya katakan sekarang, itu tak akan mengubah hasilnya,” lan­jut dia di BBC.

BACA JUGA :  Warga Desa Cemplang Bogor Diteror Maling, Satu Bulan 5 Kali Aksi Pencurian

Liverpool mencatatkan penguasaan bola lebih besar, mencapai 61% seperti dilansir whoscored dengan akurasi um­pan sebesar 79%. Sedang City cuma punya tingkat akurasi sebesar 70%. Tapi harus diakui City mampu memanfaatkan minimnya penguasaan bola dengan efisien. Mereka punya lebih banyak percobaan den­gan 20 tembakan, tujuh di anta­ranya tepat sasaran. Sementara Liverpool melepaskan 16 upaya dan cuma empat mengarah ke gawang.

Liverpool akan kembali bertemu dengan City pada em­pat hari ke depan di ajang Liga Inggris. Klopp berharap skuat­nya bisa bangkit meraih hasil yang lebih baik pada laga itu. “Kami semua harus merasakan­nya sekarang. Anda bisa ter­jatuh, tapi yang penting adalah bagaimana Anda bangkit. Kami tidak bisa mengubah pertand­ingan ini, kami harus terus me­langkah dan kami akan melang­kah,” tuntas Klopp.

Bravo Caballero

Willy Caballero jadi pahla­wan kesuksesan Manchester City menjuarai Piala Liga Ing­gris. Manuel Pellegrini puas pili­hannya menurunkan Caballero membuahkan hasil. Posisi Cabal­lero di bawah mistar gawang City kerap mendapat sorotan. Selalu tampil dalam lima pertandingan City menuju ke final Piala Liga Inggris, kiper berusia 34 tahun itu tak pernah mencatat clean sheet dan kemasukan enam gol.

Caballero kembali mendapat kepercayaan dari Pellegrini untuk mengawal gawang City dalam laga final melawan Liver­pool. “Saya lebih baik kehilangan gelar daripada kata-kata saya. Banyak media yang menunggu untuk mengkritik saya jika Willy Caballero membuat kesalahan,” ujar Pellegrini kepada Sky Sports seperti dilansir BBC.

“Saya sangat percaya kepada Caballero. Saya sangat senang untuk semua pemain dan staf, tapi terlebih untuknya (Caballe­ro) karena dia pantas mendapat­kannya,” lanjut Pellegrini.

“Kami bekerja sangat keras. Saya tidak ingat Willy melaku­kan satu penyelamatan selama 90 menit. Mereka menyamakan skor di delapan menit akhir dan tidak mudah bagi saya untuk membuat perubahan tapi kami mengakhiri dengan lebih baik,” katanya menambahkan.

Ini adalah gelar Piala Liga Inggris keempat untuk City. Bagi Pellegrini, ini adalah kali kedua dia mengantar The Citi­zens menjuarai Piala Liga Ing­gris setelah yang pertama pada 2013/2014.

Caballero sendiri mengaku tidak melakukan persiapan khu­sus jelang pertandingan ini. “Ini fantastis untuk semua pendu­kung City. Saya mencoba meli­hat penalti tadi malam (sebelum pertandingan), tapi intuisi yang membuat saya bisa melakukan­nya. Ini pekan yang berat buat saya, tapi kami sudah berbicara dan meyakini kalau saya akan bisa melakukannya. Ini adalah trofi pertama untuk saya dan un­tuk keluarga saya di Argentina,” kata Caballero.

BACA JUGA :  Sarapan Sehat dan Bergizi dengan Tumis Udang Sayuran yang Simple dan Lezat

Kiper 34 tahun itu diboyong City dari Malaga pada tahun 2014 dengan harga 6 juta pound­sterling. Dia adalah pelapis Joe Hart, dengan baru tampil di 12 pertandingan sepanjang musim ini. Dalam seluruh kesempatan main tersebut ada 17 gol tercipta ke gawangnya.

Kapten Liverpool, Jor­dan Henderson kecewa gagal meraih trofi Piala Liga Inggris. Tapi di lain sisi dia merasa bang­ga karena timnya sudah tampil habis-habisan. Kalah lewat ba­bak tos-tosan diakui Henderson amat mengecewakan, tapi di lain sisi dia menilai tim sudah mengerahkan segala upaya hingga mampu membawa laga ke tahap tersebut. Liverpool sendiri bisa dibilang menjadi tim yang lebih berinisiatif, mengin­gat City lebih banyak menunggu sepanjang laga.

“Kami ingin mengatakan maaf karena tidak memenangi pertandingannya dan kami sangat kecewa. Tapi di saat ber­samaan, saya sangat bangga dengan rekan setim saya karena saya merasa sepertinya kami telah memberikan segalanya, kami mengerahkan segalanya di lapangan, dan cuma itu yang bisa Anda minta,” kata Hender­son di situs resmi klub.

“Untuk kalah di adu pen­alti itu sangat mengecewakan, tapi harus ada seseorang yang menang. Kami bisa mengambil banyak hal positif dan semoga lain kali kami ada di sini, kami bisa mengangkat trofi,” tam­bahnya.

Lebih jauh, pemain 25 tahun itu percaya timnya bisa menun­taskan musim dengan percaya diri berbekal sejumlah hal positif di laga malam tadi. “Saya cuma merasa sangat bangga dengan semua rekan setim saya dan merasa sepertinya mereka akan belajar dari pengalaman ini. Saya sangat percaya diri akan itu dan berharap kami bisa menun­jukkannya,” imbuhnya.

“Kami harus terus bekerja keras untuk tetap berkembang dan kalau kami menampilkan performa seperti itu, kami akan lebih banyak menang daripada kalah dan saya berharap kami bisa menuntaskan musim den­gan tangguh,” demikian Hen­derson. (*/Net)

============================================================
============================================================
============================================================