JAKARTA TODAYÂ – Kasus penangÂkapan Bupati Ogan Ilir, Ahmad WaÂzir Nofiandi (27), terkait pengguÂnaan sabu-sabu membuat Badan Narkotika Nasional (BNN) kian genÂcar memburu kepala daerah nakal di Indonesia. BNN menjadwalkan tes urine massal kepada seluruh kepala daerah di Indonesia.
Kepala Badan Narkotika NaÂsional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso, mengatakan, InÂdonesia sudah darurat narkoba. “Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kami agendakan semua bupati, walikota dan gubernur serta pejabat tinggi dites urine,†kata dia, kemarin.
Buwas-sapaan akrabnya juga mempertanyakan lolosnya BuÂpati Ogan Ilir Ahmad Wazir NofiÂadi dalam pilkada. â€Ada beberapa yang sedang kami intai, tetapi tidak bisa kami sebutkan sekaÂrang,†kata Budi.
Terkait penggunaan sabu-sabu oleh kepala daerah, Menteri KoorÂdinator Politik dan Keamanan (PolÂhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mensinyalir Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi (AWN) tidak hanya sebÂagai pengguna. Luhut menduga AWN sebagai pengedar sabu-sabu. “KatÂanya jadi dealer (pengedar), bukan hanya pengguna,†ujar Luhut.
Menanggapi ancaman BNN unÂtuk melakukan tes urine massal, Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengaku siap. “Saya siap. Ini langÂkah dan komitmen bagus dari Pak Budi Waseso. Negara dan bangsa kita memang sudah dalam taraf darurat narkoba,†kata dia, kemarin petang.
Politikus PAN ini juga mengusulÂkan, tes urine ini tidak hanya untuk kepala daerah saja. “Menteri dan peÂjabat tinggi di birokrat juga semestiÂnya dites,†kata dia.
Terpisah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mendukung penuh langkah Badan Narkotika Nasional (BNN) yang tidak pandang bulu memberantas narkoba termasuk di kalangan pejabat daerah. Ganjar pun memperingatkan bawahannya agar tidak berurusan dengan narkoba.
“Tidak hanya kepala daerah, semuanya. Tidak hanya urine, ada teknologi yang lebih canggih lagi dari BNN, bisa dilakukan. Saya orang yang ikut geram, kan itu kejadian di SumaÂtera Selatan, masih muda, kan harapan orang banyak. Saya dukung sepenuhÂnya langkah BNN,†kata Ganjar usai menghadiri Peringatan Hari Jadi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ke-66 Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Alun-alun Kabupaten Pati, Rabu (16/3/2016).
Ganjar menegaskan, jika sudah masuk wilayah publik terutama peÂjabat daerah, segala gerak akan terÂbatas termasuk dalam menggunakan anggaran maupun gaya hidup yang melibatkan narkoba maupun obat terlarang. “Seluruh kepala daerah hati-hati, jangan gunakan kewenanÂgan dengan salah, jangan gunakan uang negara dengan keliru, jangan narkoba! Ini diingatkan betul agar soal moralitas, integritas, bisa terjaga betul, susila termasuk,†tandasnya.
Politisi PDIP itu juga memperinÂgatkan bahwa keburukan pasti akan terbongkar apalagi jika sudah menÂjadi prilaku buruk sehari-hari. Hal itu juga termasuk kecurangan pada proses pendaftaran menjadi calon kepala daerah misalnya soal data keÂsehatan. “Gusti Allah mengingatkan dengan caranya. Kalau bicara hukum tidak selesai, ternyata diselesaikan di belakang, ternyata proses yang dulu dicurigai, hari ini terbongkar (kasus Bupati Ogan Ilir). Tidak usah ditutup-tutupi, kalau sudah jadi prilaku mesti konangan (ketahuan).
Mereka seolah merasa aman pada lingkungan kekuasaan. Tapi hari ini siapa yg bisa melindungi,†terang Ganjar. “Pak Buwas itu buas betul, artinya masuk-masuk luar biÂasa. Dia punya kemampuan reserse, daya intipnya luar biasa. Jadi waktu ngobrol sama saya, tak dukung penuh, dan memang harus ekstra ordinary. 40 orang mati setiap hari karena narkoba, mau jadi apa, terus mau jadi kepala daerah, bernarkoba ria?†katanya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mempersilakan Badan Narkotika Nasional melakukan tes urine terhadap semua kepala dan wakil kepala daerah di Indonesia. BNN dapat melakukan tes urine tanpa didahului pemberitahuan.
“Tidak perlu ada instruksi dari Mendagri supaya kepala dan wakil kepala daerah melakukan tes narkoÂba. Kalau sifatnya instruksi, mereka yang biasa memakai narkoba bisa siap-siap lebih dulu untuk mengakali hasil tes narkoba,†kata Tjahjo di Jakarta, kemarin. “Kalau ketahuan positif ya langsung pecat lah. Kami tiÂdak main-main kalau soal narkoba,†tandasnya.
(Yuska Apitya Aji)