LAHORE TODAYÂ – Sedikitnya 69 warga sipil tewas dan ratusan lainÂnya terluka karena sebuah ledakan di taman yang padat pengunjung di kota Lahore, Pakistan. Kebanyakan korban adalah anak-anak. Kelompok Taliban Pakistan, Jamaat-ul-Ahrar, menyatakan melakukan serangan tersebut.
Juru bicara kelompok itu menÂgatakan mereka secara sengaja menÂargetkan masyarakat Kristen. Tariq Fatimi, penasehat perdana menteri Pakistan mengatakan kepada BBC serangan seperti ini adalah kejaÂhatan yang mempengaruhi semua kemanusiaan, apakah di Lahore, PeÂshawar, Brussels ataupun Paris.
Semua rumah sakit besar di sekiÂtar daerah tersebut dalam keadaan darurat untuk menangani para korÂban, lapor media setempat. Lahore adalah ibukota Punjab, provinsi terÂbesar dan terkaya Pakistan. Kota ini juga merupakan markas politik PerÂdana Menteri Nawaz Sharif.
Pakistan mengalami sejumlah kejadian kekerasan terkait Taliban, masalah sektarian dan kegiatan keÂlompok penjahat.
Presiden Joko Widodo menyamÂpaikan bahwa Indonesia mengutuk keras serangan bom di Lahore, PakiÂstan, pada Minggu (27/3/2016) tenÂgah malam itu. “Indonesia mengutuk keras serangan bom di Lahore. Teror atas nama apapun tidak dibenarÂkan. Dukacita mendalam untuk koÂrban, rakyat Pakistan,†tulis Jokowi melalui akun Twitter resminya, @jokowi, pada Senin (28/3/2016).
Berselang beberapa menit, pemerintah Indonesia melalui KeÂmenterian Luar Negeri juga mengeÂcam keras pengeboman di Lahore. “Indonesia mengecam keras tindak teror di Lahore, Pakistan pukul 20.00 waktu setempat. Menlu RI atas nama Pemerintah dan rakyat InÂdonesia menyampaikan simpati dan duka yang mendalam pada korban dan keluarga korban,†kata Kemlu RI melalui akun Twitter @Portal_KeÂmlu_RI.
Bom bunuh diri tersebut terÂjadi di arena parkir taman hiburan Gulshan-e-Iqbal Park, Lahore, temÂpat di mana umat Kristen merayakan Paskah. Puluhan ambulans pun langÂsung memenuhi taman tersebut unÂtuk mengangkut korban yang kebanÂyakan merupakan perempuan dan anak-anak. “Total korban meninggal sudah meningkat hingga 69. Operasi penyelamatan terus dilakukan,†ujar seorang petugas penyelamat dari pemerintah Punjab.
Menteri Luar Negeri Retno MarÂsudi memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menÂjadi korban serangan bom bunuh diri di Lahore, Pakistan, pada Minggu (27/3) waktu setempat. Untuk terus memantau, tim KBRI akan berangkat dari Islamabad menuju Lahore pada Senin (28/3/2016).
“Saya sampaikan kepada PresÂiden Jokowi, kami sudah melakukan komunikasi dengan duta besar kami di Islamabad. Sampai tadi pagi kami berkomunikasi, sejauh ini memang belum ada korban WNI,†kata Retno ditemui di Kompleks Istana KepresÂidenan usai bertemu dengan PresÂiden Joko Widodo. Retno menjelasÂkan hari ini tim dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di IslamÂabad akan berangkat ke Lahore unÂtuk memastikan tidak adanya koÂrban WNI. Selain itu, kunjungan juga dilakukan untuk mempererat koordinasi dengan pihak otoritas seÂtempat, terutama karena di wilayah Lahore ada mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di sana. “KoÂmunikasi juga sudah kami lakukan dengan para kelompok mahasiswa untuk memastikan apakah ada yang merasa kehilangan teman dan sebÂagainya,†kata Retno.
Selain itu, KBRI juga telah mengimbau WNI di Lahore untuk tetap tenang dan meningkatkan keÂwaspadaan terhadap perkembangan situasi serta menghindari pusat-pusat keramaian yang rawan menÂjadi sasaran serangan.
(Yuska Apitya/net)