DISKUSI dengan teÂman lama selalu meÂnyenangkan. Apalagi jika teman tersebut suÂdah lama tak bertemu, sekalinya bersua sudah berubah ke arah yang lebih maju, lebih baik, dan lebih kaya. Ada sesuatu yang berharga dan membuat kita bisa belajar tentang kehiduÂpan yang tak pernah kita temukan teorinya.
Dalam diskusi yang terjadi kemarin, seÂorang teman pengusaha yang pada tahun 1998 silam sudah berjaya di bisnis properti, dia berkisah mimpi buruknya jatuh terpuruk sebagai pengusaha. ”Saya uang untuk maÂkan aja susah. Sehari bisa makan sekali suÂdah untung,” katanya.
Pengalaman pahitnya jatuh dari puncak kejayaan, membuat teman yang satu ini berubah total. Dulu dia pemarah dan tuÂkang berkelahi. Temannya minuman beralÂkohol dan turunannya. Kini meski dia sudah kembali berjaya, justru lebih religius, gemar berbagi dan membantu sesama. “Perjalanan hidup yang saya lalui mengajarkan bahwa orang yang berhak disebut kaya ternyata bukan mereka yang begelimang harta, tetapi orang kaya adalah mereka yang mau memÂbagikan sebagian hartanya kepada orang lain yang membutuhkan seperti anak yatim piatu, kaum duafa dan semacamnya,” ujar sahabat yang telah sukses belajar dari keÂbangkrutan itu.