DSC07183Siapa bilang usaha di pinggir ja­lan tidak bisa sukses? Saat ini hampir semua tempat usaha atau bisnis yang berada di dekat jalan pasti mudah mendapat­kan penghasilan lantaran konsumen mu­dah menjangkau tempat tersebut.

Seperti Firgi Sport yang berjualan menggunakan mobil di pinggir jalan, tentunya sangat mudah dijangkau lo­kasinya, dan diketahui oleh konsumen. Maka tak heran apabila harga tanah di pinggir jalan terutama jalan lintas kota dan provinsi cukup mahal, hingga pulu­han juta per meter perseginya mengin­gat prospek usaha di pinggir jalan cukup menjanjikan.

Adalah Edi Anizar, yang dulunya karyawan di sebuah perusahaan, dia pil­ih membuka usaha Firgi Sport sejak 2011 lalu. Saat ia masih menjadi karyawan, gaji yang diterima tak sebesar dari hasil usa­hanya di Firgi Sport. “Dari tahun 1996- 2000 saya menjadi karyawan, namun saat saya membuka usaha ini dari sore hingga malam penghasilannya lebih ban­yak dibanding saya bekerja di kantoran. Penghasilan dari Firgi Sport bisa melebi­hi gaji saya bekerja menjadi karyawan, bagaimana kalau saya membuka dari pagi hingga malam, pasti hasilnya lebih banyak. Maka dari itu saya mefokuskan untuk jualan saja,” ungkap Edi kepada Bogor Today.

Dari memiliki satu mobil untuk ber­jualan, kini Edi memiliki dua mobil un­tuk membuka usaha Firgi Sport. “Saya lagi mencari orang yang dipercaya untuk membuka Firgi Sport lagi,” katanya. Firgi Sport kini membuka usahanya di area pinggir Jalan Sudirman samping Taman Peranginan, dan Jalan Pandu Raya dekat Masjid Al Muttaqin.

Firgi Sport menjual sandal dan sepatu lokal maupun impor. Dengan harga Rp. 25.000 untuk sandal, sedangkan sepatu Rp. 100.000-Rp. 400.000. Untuk mem­buka usahanya, Edi memerlukan modal awal Rp. 80.000.000 untuk membeli mobil bekas, dan produk. Kini Firgi Sport dapat meraup omset rata-rata Rp. 40.000.000 setiap bu­lannya.

“Saat ini saya terkendala Sat­pol PP, memang saya salah ber­jualan di pinggir jalan seperti ini, tapi mohon kesadarannya untuk pemerintah sediakan tem­pat untuk kami berjualan. Jan­gan membuat taman terus yang hanya dijadikan tempat ajang pa­caran bagi anak muda. Kalaupun membayar untuk sewa toko kami juga mau. Tetapi lihat dagangan kita seperti apa, jangan terlalu mahal sewa tokonya. Boleh membuat taman tapi juga diberi tempat untuk jualan,” tan­dasnya.

(Hesti Amelia)

============================================================
============================================================
============================================================