DRAMAGA TODAY – Larangan operasional ojek yang dikeluar­kan Rektorat Institut Pertanian Bogor (IPB) menuai protes keras. Sedikitnya 100 pengojek dari berbagai wilayah mengge­lar unjuk rasa di halaman kam­pus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Senin (14/3/2016).

Larangan ini dilakukan IPB sejak sebulan terakhir dengan alasan tengah menerapkan pro­gram Green Campus. Pendemo datang dengan mengendarai sepeda motor. Setiba di hala­man kampus, mereka menge­lar aksi teatrikal. Seorang pen­gojek dibungkus kain kafan lalu berbaring di tengah jalan.

“Ini sebagi simbol sulitnya menjadi rakyat kecil. Rektrorat IPB tak punya hati nurani, mereka tega mematikan usaha kami sebagai pengojek,” teriak Suryaman, salah satu pende­mo, kemarin.

BACA JUGA :  Sarapan dengan Tumis Tahu Goreng Bumbu Cabe, Dijamin Keluarga Suka

Sudah sebulan ini pintu uta­ma Kampus IPB diportal. Pen­gojek yang biasa mengantar dan menjemput mahasiswa IPB pun tak bisa masuk kampus.

“Padahal, kami sudah ada sejak 1986 dan kini ada 220 pengojek yang mengandalkan hidup dari penumpang di Kam­pus IPB,” ungkap Usup, pengo­jek.

Diterapkannya Green Cam­pus membuat pengojek akan dikaryakan dengan gaji Rp 800 ribu sebulan. “Gaji segitu tak cukup buat memmenuhi kebutuhan tiga anak dan satu istri. Makanya kami menolak,” ujarnya.

BACA JUGA :  8 Kebiasaan Pagi yang Sederhana Bantu Bikin Bahagia dan Produktif Setiap Hari, Jangan Lupa Diterapkan

Sejumlah mahasiwa yang melihat aksi ini langsung men­dukung pengojek. Mereka minta rektorat meninjau kebali kebijakan pelarangan berop­erasi pengojek. “Kami menolak implementasi Green Campus, karena ini hanya kapitalisasi aset pendidikan saja,” ujar Luhur Nugroho, mahasiswa.

Pelarangan ini, lanjutnya, akan membawa kerugian bagi maha­siswa, yakni rektor telah melaku­kan tindak komersialisasi pendidi­kan dengan label Green Campus yang dinilai belum layak diimple­mentasikan karena master plan dan perizinanya belum ada. “Kami juga menyesalkan adanya tarif untuk green transportation serta tarif parkir kendaraan yang berbayar,” tandasnya.

(Abdul Ka­dir basalamah)

============================================================
============================================================
============================================================