Untitled-10SELALU ada hikmah dibalik kesusahan. Mungkin itulah kalimat yang cocok disematkan pada Manchester United musim ini. The Red Devils memang terseok-seok akibat cederanya sejumlah pemain inti.

Oleh : RISHAD NOVIANSYAH
[email protected]

Namun, itu justru memberi kesempatan para pemain muda unjuk gigi. Bukan tak mungkin jika generasi Class of ’92 yang sukses meraih treble winner, bisa terulang kembali.

Badai cedera yang menghan­tam skuat Manchester United merupakan berkah bagi sejumlah pemain tim U-21 dan pemain je­bolan akademi. Gara-gara badai itulah sejumlah pemain muda jadi mendapatkan kesempatan tampil.

Keberhasilan manchester United menggasak Arsenal, 3-2 dalam lanjutan Liga Inggris, Min­ggu (28/2/2016) lalu, tak lepas dari peran pemain muda. United setidaknya memiliki setidaknya 10 pemain muda potensial yang patut diwaspadai tim lawan.

Dari 10 pemain tersebut, Se­tan Merah memainkan beberapa diantaranya pada musim lalu. Tujuh pemain muda lainnya diberi kesempatan tampil oleh Louis van Gaal pada musim ini. Segelintir dari pemain tersebut mendapat kesempatan untuk un­juk gigi manakala United kehilan­gan dua striker andalan mer­eka, Anthony Martial dan Wayne Rooney yang dibekap cedera.

Namun, tidak sedikit yang dijual atau dipinjamkan ke klub lain. Sepanjang sejarah, United memang identik dengan pengembangan pemain muda. Salah satu skuad paling terke­nal mereka, The Busby Babes, juga kebanyakan mencuat dari akademi setelah dilatih oleh Sir Matt Busby dan tangan kanan­nya, Jimmy Murphy.

Lalu, ada juga masa di mana Class of ‘92 menjadi tulang pung­gung United di era 90-an dan be­berapa tahun setelahnya ketika nama-nama seperti John O’Shea, Wes Brown, Jonny Evans dan Danny Welbeck membantu tim meraih berbagai gelar di peng­hujung era 2000-an.

Musim ini, tradisi terus ber­lanjut. Setidaknya, United selalu menyertakan satu pemain dari akademi di dalam skuad yang bertanding (starting XI atau cadangan). Sudah lebih dari 75 ta­hun rekor itu bertahan dan sudah lebih dari 3.000 pertandingan di­lalui dengan catatan tersebut.

Musim lalu, ada nama-nama seperti Jesse Lingard, Paddy McNair dan Tyler Blackett, yang dipromosikan ke tim utama. Musim ini, ada nama-nama sep­erti Cameron Borthwick-Jackson, Donald Love, Marcus Rashford dan Joe Riley yang bergantian mendapatkan menit bermain.

Uniknya, sama seperti Mc­Nair dan Blackett musim lalu, para pemain muda jebolan aka­demi itu juga mendapatkan de­but lantaran cederanya sejum­lah pemain utama.

Borthwick-Jackson, misalnya. Ia dipercaya menjadi bek kiri pada beberapa pertandingan setelah beberapa penghuni pos tersebut, yakni Luke Shaw dan Marcos Rojo, cedera panjang. Hasilnya, tidak jelek. Dari 7 kali bermain di Liga Primer musim ini, Borthwick- Jackson membuat 1 assist dan 5 kali mengkreasi peluang.

Pada laga melawan FC Midtjylland, Jumat (26/2/2016) dinihari WIB, Louis van Gaal, juga terpaksa menurunkan be­berapa pemain muda lantaran cederanya beberapa pemain utama. Pengecualian ada pada sosok Guillermo Varela dan Re­gan Poole, mengingat keduanya bukanlah jebolan akademi, me­lainkan dibeli dari tim lain dan bermain untuk tim U-21 United sebelum ini. Namun, jebolan akademi lainnya, yakni Riley, dinilai tampil apik.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Yang paling mencuat tentu saja Marcus Rashford. Penyerang berusia 18 tahun itu “tidak senga­ja” berada di starting XI setelah penyerang United, Anthony Mar­tial, cedera pada saat pemanasan sebelum pertandingan.

“Saya tak punya pilihan lain, jadi Rashford harus bermain. Ala­san awal kenapa dia ada di bench juga karena dia adalah pelapis ideal untuk Martial,” ujar Van Gaal seperti dilansir Guardian.

Rashford kemudian mencetak dua gol pada laga melawan Midtjylland itu. Ia cukup jeli meli­hat ruang di dalam kotak penalti. Dua penyelesaian akhirnya lewat dua sepakan datar yang berbuah gol juga terbilang bagus.

Kebiasaan LVG

Filosofi permainan LVG mungkin saja tak berjalan mulus bersama The Red Devils. Tapi, perlu diingat, pria Belanda itu selalu konsisten dalam memberi porsi menit bermain pada pe­main. Terbukti dengat kinclong penampilan Marcus Rashford.

Rashford bisa jadi meru­pakan pesepakbola yang pal­ing banyak menghiasi media Inggris dalam sepekan terakhir. Padahal, kecuali suporter MU, mungkin tak banyak orang yang mengenal siapa remaja 18 tahun itu sebelum The Red Devils men­jamu Midtjylland di leg kedua babak 32 besar Liga Europa.

Wajar saja, baru di laga itu Rashford diberi kesempatan main oleh Louis van Gaal di skuat utama. Kemunculan dia sebagai starter di laga itu juga sebuah kebetulan: menjadi pengganti Anthony Martial yang cedera saat pemanasan.

Rashford dapat sanjungan dalam laga itu karena ikut mem­bantu MU meraih kemenangan 5-1. Tapi sensasi yang lebih besar dibuat Rashford tiga hari kemu­dian saat dia kembali jadi starter ketika ‘Setan Merah’ menjamu Arsenal. Dua gol dan satu assist melambungkan namanya ke tempat yang dia belum pernah dia bayangkan sebelumnya.

“Pemain-pemain muda ker­ap tampil oke di pertandingan pertama. Pertandingan kedua beda lagi. Marcus bermain bagus di kedua pertandingan itu. Jadi dia itu spesial,” sanjung Van Gaal usai kemenangan atas Arsenal.

Van Gaal memang tahu benar bagaimana berhadapan dan menghadapi pemain muda. Se­jak awal kariernya sebagai pela­tih, ia selalu punya kepercayaan besar untuk mereka yang masih berada di level akademi klub.

Thomas Muller, Bastian Sch­weinsteiger dan David Alaba adalah pemain-pemain muda Bayern Munich yang pada awal kariernya diberi kesempatan un­juk diri bersama tim utama. Van Gaal bahkan merupakan sosok yang mengubah Schweinsteiger dari seorang winger menjadi mid­fielder dan menggeser Alaba dari lapangan tengah menjadi bek kiri.

Di Barcelona, ia juga meru­pakan sosok yang mengorbitkan Xavi Hernandez, Andres Iniesta dan Thiago Motta. Bagaimana ketiga nama tersebut kemudian menjalani karier yang luar bi­asa gemilang adalah bukti kalau Van Gaal seperti punya indera keenam untuk mencium bakat-bakal besar pada pemain muda.

Cerita sukses terbesar Van Gaal bersama pemain belia ten­tu saja terjadi saat dia masih mel­atih Ajax Amstedam. Menjuarai Liga Champions dengan menga­lahkan AC Milan, Van Gaal me­mimpin Ajax yang diisi oleh tu­juh pemain berusia di bawah 22 tahun dan tiga remaja: Clarence Seedorf (19), Nwankwo Kanu (19) dan Patrick Kluivert (18).

BACA JUGA :  Cah Kangkung Ikan Asin, Menu Makan Sederhana saat Tanggal Tua

“Jika seorang pemain bisa melakukannya, maka saya akan memilih dia. Jika usianya lebih tua, itu tak masalah buat saya. Itu bukan hal yang paling pent­ing. Usia tidaklah penting,” cetus Van Gaal sebelum dia resmi ber­gabung dengan The Red Devils, seperti dikutip dari Eurosport.

Kembali ke MU, badai cedera pemain disebut-sebut jadi ma­salah besar yang harus dihadapi Van Gaal. Di sisi lain dia mungkin sedikit bersyukur karena ada kes­empatan lebih untuk menurunkan sekaligus beberapa pemain muda.

Di sepanjang 2015/2016 ada lima remaja yang diberi kesem­patan oleh Van Gaal untuk main di skuad utama, plus lima pe­main lainnya dengan usia di atas 20 tahun. Jika ditotal, Van Gaal sudah ‘meluluskan’ 14 pemain akademi MU untuk merasakan bermain di skuat utama.

Jesse Lingard dipinjamkan ke Leicester, Birmingham dan Brighton selama era kepelati­han Sir Alex Ferguson dan David Moyes. Louis van Gaal kemudian memainkannya saat MU mengh­adapi Swansea, 16 Agustus 2014. Dia mencetak lima gol dalam 23 penampilan di Liga Inggris.

Kemudian bek bertahan Ty­ler Blackett mendapat kesem­patan tampil saat MU kalah 2-1 menghadapi Swansea City pada 16 Agustus 2014. Pemain 21 ta­hun itu kemudian dipinjamkan ke Glasgow Celtic musim ini.

Saidy Janko merupakan pemain timnas Swiss U-21 yang beroperasi sebagai bek sayap di wilayah kanan tim. Dia mendapatkan kesempatan tampil saat MU menghadapi MK Dons di ajang Capital One Cup (Piala Liga Inggris) pada 26 Agustus 2014.

Setelah muncul dari bangku cadangan di kekalahan 4-0, An­dreas Pereira mendapat kesem­patan tampil menggantikan Juan Mata selama 13 menit manakala United mengalahkan Tottenham Hotspurs dengan skor 3-0. Pe­main Belgia 20 tahun itu tampil sebanyak sembilan kali dan mencetak gol kemenangan saat Unit­ed mengalahkan Ipswich Town, 3-0 pada 23 September 2015.

Reece James mendapat kes­empatan tampil selama 90 me­nit saat United menghadapi MK Dons di Piala Liga Inggris, 26 Agustus 2014, tapi sayang sang pemain tidak banyak memberi kontribusi bagi timnya. Van Gaal menjual pemain 22 tahun tersebut ke Wigan, dimana dia mendapat menit bermain.

Paddy McNair mencetak de­butnya ketika United mengha­dapi West Ham United di ajang Liga Inggris, 27 September 2014. Pemain bertahan asal Irlandia Utara telah empat kali tampil dari bangku cadangan dan be­lakangan kerap menjadi pemain cadangan utama LvG.

Tom Thorpe, pemain bertah­an asli Manchester ini sebelumnya merupakan kapten MU U-21. Dia mendapat kesempatan tampil di tim utama ketika United menga­lahkan West Ham, 2-1 pada 27 Sep­tember 2014. Musim panas lalu, dia dijual ke Rotherham setelah ti­dak pernah lagi dimainkan. (*/Net)

============================================================
============================================================
============================================================