Untitled-19BOGOR, TODAY — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan, persiapan Ujian Nasional (UN) untuk SMA dan SMP dikebut dan dimatangkan. Mulai Senin kema­rin, distribusi soal sudah dilaku­kan ke sejumlah daerah.

Kepala Pusat Penilaian Pen­didikan Kementerian Pendi­dikan dan Kebudayaan Nizam mengatakan, persiapan Ujian Nasional 2016 sudah hampir tuntas. Soal ujian untuk SMA dan SMP, yang pelaksanaannya mulai 4 April, sudah didistribusi­kan. “Saat ini soal ujian nasional sampai di tingkat provinsi,” kat­anya di kantor Kementerian Pen­didikan dan Kebudayaan, Senin (28/3/2016).

Menurut Nizam, waktu dis­tribusi naskah ujian dari provin­si ke setiap kabupaten/kota ber­beda-beda. Hal itu disesuaikan dengan kondisi di masing-mas­ing daerah. Ada beberapa dae­rah yang lebih suka pengiriman­nya mendekati hari pelaksanaan ujian nasional. Alasannya, di lokasi mereka tidak ada tempat penyimpanan soal. “Pengiriman tergantung masing-masing daerah. Untuk daerah yang sulit medannya, kami kirim sejak dua pekan lalu,” ujarnya.

Untuk ujian nasional berbasis kom­puter (UNBK), Nizam mengatakan, distribusi dilakukan tiga hari sebelum pelaksanaan ujian nasional. “Bahkan untuk UNBK di DKI Jakarta pengiriman baru dilakukan H-1,” tuturnya.

Ujian nasional 2016 diikuti 7,6 juta siswa tingkat SMP dan SMA. Dari jumlah itu, terdapat 927 ribu siswa yang mengi­kuti ujian nasional berbasis komputer. Jumlah itu naik dari 107 ribu siswa yang mengikuti ujian berbasis komputer ta­hun lalu. Jumlah sekolah berbasis kom­puter pun naik dari 554 sekolah tahun lalu menjadi 4.402 sekolah tahun ini.

Tahun ini, ujian nasional tingkat SMA berlangsung pada 4-6 April. Un­tuk SMK/sederajat dilaksanakan pada 4-7 April 2016. Untuk tingkat SMP, ujian diselenggarakan pada 9-12 Mei 2016, se­dangkan paket B dilaksanakan pada 9-11 Mei 2016.

BACA JUGA :  Gulai Nangka Muda Bumbu Kuning, Menu Makan Lezat dengan Aroma Menggugah Selera

Nizam mengimbau para siswa tidak mencari cara untuk berbuat curang. Peserta ujian harus percaya pada hasil belajarnya. Nizam mengingatkan tahun ini akan ada indeks integritas yang me­nilai tingkat kejujuran sekolahnya. “Ha­rus budayakan kerja keras. Kalau tidak, nanti hanya akan jadi generasi pecun­dang,” tuturnya.

Nizam juga mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta perusahaan provider telekomunikasi menjelang pelaksanaan ujian nasional 2016. “Kami secara khusus berkirim surat kepada PLN dan provider untuk pelaksanaan ujian nasional,” katanya.

Kementerian Pendidikan meminta kepada PLN agar tidak memberlakukan pemadaman listrik bergilir di sekolah-sekolah selama waktu ujian nasional ber­langsung. Koneksi internet juga diharap­kan tak terganggu sejak tiga hari sebelum pelaksanaan ujian nasional hingga sehari setelah pelaksanaan. “Kami pun sudah melakukan antisipasi bila cuaca meng­hambat nanti,” ucap Nizam.

Nizam mengatakan para siswa yang melaksanakan ujian berbasis komputer sudah diberi cara-cara mengantisipasi jika listrik padam. Misalnya, bila kom­puter tiba-tiba mati pada soal keempat dan listrik menyala kembali, siswa di­minta melanjutkan di soal di mana soal itu berhenti. “Yaitu di soal keempat,” kata dia.

Ujian nasional berbasis komputer pun akan dilaksanakan di lima sekolah Indonesia di luar negeri yang terdapat di Singapura, Malaysia, Arab, Belanda, dan Moskow. “Sembilan sekolah Indo­nesia lain melakukan ujian nasional berbasis kertas,” ujar Nizam.

BACA JUGA :  Resep Membuat Mango Sago di Rumah Dijamin Anti Gagal

Sementara itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor mengkhwatirkan listrik padam saat pelaksanaan UN berbasis online sehingga dapat menim­bulkan kekacauan. “Semua persiapan jelang UN berbasis online sudah oke. Cuma satu yang kita khawatirkan PLN. Jika pasokan listrik ke sekolah terhenti, maka otomatis akan menggangu fungsi server sehingga proses pelaksaan UN terganggu,” ucap Kadisdik Kota Bogor, Edgar Suratman, Senin (28/3/2016).

Menurutnya, meski sekolah sudah mengantisipasi dengan menyediakan genset, tapi bukan solusi dari persoalan yang bakal terjadi. “Sebab konstanitas genset juga sering tak stabil, tetap saja mengganggu fungsi server,” ujarnya seraya menyebutkan, pihaknya menye­diakan 100 komputer untuk ujian on­line yang dibagi tiga shift, satu shift satu jam pelajar.

Pada pelaksanaan UN nanti, dari 141 sekolah SMA sederajat, hanya 28 di an­taranya menggelar UN berbasis online. Sedangkan 113 sekolah lainnya masih menerapkan UN berbasis kertas ujian. “Saat try out nasional dari Kementerian Pendidikan di 28 sekolah SMA itu, ber­jalan lancar. Mudah-mudahan pada hari H juga tidak ada masalah,” harapnya.

Sesuai surat edaran Kementerian Pendidikan, pelaksanaan UN berbasis online dan kertas ujian tinggat SMA dan MAN akan dilaksanakan pada tanggal 4-11 April mendatang, sedangkan SMK pada 4-7 April.

Sedangkan siswa yang bakal mengi­kuti UN sebanyak6.656 pelajar SMA yang disebar di 282 ruangan, 11.797 siswa SMK dengan 456 ruangan, 1.073 siswa MA dengan 64 ruangan. “Setiap ruangan akan diawasi dua orang pengawas dan dilengkapi CCTV,” tutupnya.

(Yuska Apitya Aji)

============================================================
============================================================
============================================================