Pirelli melansir tujuh jenis ban yang bisa digunakan pebalap jalan mengarungi GP ForÂmula 1 musim 2016 ini. Untuk menanÂdai karet bundar berwarna hitam itu, Pirelli pun menandainya dengan warna berbeda tergantung jenis komponnya.
Dari tujuh tipe ban itu dibagi menÂjadi dua kelompok, yakni ban kering (slick) dan ban basah. Ban kering ada lima jenis, antara lain hard, medium, soft, super soft dan ultra soft. SedangÂkan ban basah ada dua jenis yaitu interÂmediate dan wet.
Agar mudah membedakan, Pirelli memberikan warna berbeda. Misalnya untuk ban kering bertipe hard punya label warna jingga, medium berwarna putih, soft berwarna kuning, super soft berwarna merah dan ultra soft berwarÂna ungu.
Sementara untuk ban basah, ban inÂtermediate punya label warna hijau dan biru untuk ban wet. Selain lewat warna, ban ini bisa dibedakan dari ban kering dengan adanya alur di badannya sebÂagai jalur air.
Dari semua ban jenis kering, ultra soft (ungu) punya kompon yang paling lunak. Ban ini punya daya cengkeram paling kuat, tapi juga paling cepat habis tergerus aspal.
Secara berurutan, ban punya komÂpon yang lebih keras ke super soft, soft, medium, dan hard. Semakin keras komÂpon ban, maka semakin menurun daya cengkeramnya namun di lain sisi punya ketahanan yang lebih tinggi terhadap gerusan aspal.
Sementara di ban basah, ban tipe wet punya kompon yang lebih lunak ketimbang intermediate. Ban wet diÂgunakan ketika trek benar-benar terÂgenang air dan bisa ‘memecah’ air samÂpai 65 liter per detik. Sementara ban intermediate dipakai ketika lintasannya masih cukup kering atau tak ada genanÂgan. Ban ini bisa ‘memecah’ air sampai 25 liter per detik.
Dari seluruh tipe itu, tak semuanÂya bisa dipakai pebalap tiap serinya. Musim ini, Pirelli menyediakan tiga jeÂnis ban bertipe kering per balapan alih-alih dua seperti sebelumnya.
Mulanya untuk tiap akhir pekan, Pirelli akan menentukan jenis ban yang digunakan. Misalnya untuk balapan di Bahrain nanti, ban kering yang dipakai adalah medium (putih), soft (kuning), dan supersoft (merah).
Lantas pebalap akan punya jatah 13 set ban untuk dipakai mulai dari latihan sampai balapan. Dari 13 set itu, tiga di antaranya ditentukan oleh Pirelli.
Dua dari tiga set itu nantinya diguÂnakan untuk balapan. Sementara satu set lainnya yang merupakan ban denÂgan kompon terlunak, untuk dipakai saat Q3. Pebalap kemudian beÂbas memilih komposisi 10 set ban tersisa, tergantung strategi dan preferÂensi masing-masing.
Aspal Abrasif
GP Bahrain dikenal amat menggerus ban. Manor Racing pun menyiapkan empat set ban terkeras di seri ini untuk masing-masing pebalapnya, Rio HaryÂanto dan Pascal Wehrlein. Jumlah itu yang terbanyak dialokasikan oleh satu tim untuk para pebalapnya.
Masing-masing akan punya empat set ban medium, lima set ban soft, dan empat set ban supersoft untuk dipakai sepanjang akhir pekan. Pirelli memang mengeset ban medium sebagai ban terÂkeras di seri ini, diikuti ban soft dan suÂpersoft.
Sebagai perbandingan, Mercedes cuma mengalokasikan satu set ban meÂdium untuk masing–masing pebalapÂnya, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, dengan tambahan enam set ban soft dan supersoft. Sementara duo Ferrari, Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen, mengalokasikan tiga set ban medium, namun juga menyiapkan enam set ban supersoft seperti rivalnya di Mercedes.
Alokasi ban ini memang sudah sepatutnya berbeda-beda, tergantung strategi tim. Manor yang di balapan pembuka lalu sedikit bermasalah denÂgan tingkat degradasi ban yang cukup tinggi, wajar menyiapkan ban kompon terkeras dengan jumlah paling banyak.
“Itulah hal pertama yang harus diÂperbaiki di Bahrain nanti: membuat ban awet lebih lama. Secara umum kami makin optimistis. Kami hanya perlu membuat beberapa perubahan pada set up ban agar bisa lebih kompetitif,” ujar Wehrlein sebelumnya.
“Seperti yang telah kami katakan, lintasan dengan lebar seperti landasan pesawat terbang dan run-off seluas padang rumput adalah ciri khas sirkuit ini,” ungkap Pirelli dalam situs resminya.
“Tapi sirkuit ini juga menghadirÂkan sejumlah tantangan, pertama dan paling utama adalah aspal yang sangat menggerus, yang jadi tantangan besar untuk ban. Ditambah lagi suhu sangat tinggi yang benar-benar menguji baik mesin maupun sistem pendingin moÂbil.”
Untuk Rio, driver kelahiran SurakarÂta ini jelas mengincar hasil lebih baik di Bahrain setelah gagal finis karena probÂlem mesin di Australia lalu. Dia punya bekal bagus karena pernah juara di trek ini pada Sprint Race, saat masih berkipÂrah di GP2 musim lalu.
“Ini akan sedikit lebih mudah bagi Rio karena ia berpengalaman dari tahun sebelumnya di Bahrain. Bahkan waktu balapan di Australia jika tidak ada maÂsalah mungkin Rio akan mendapat hasil yang baik. Saya harap Rio bisa mengaÂlahkan rekan setimnya,” kata manajer Rio, Piers Hunissett, beberapa waktu lalu.
(Rishad/Net)