Untitled-14BOGOR TODAY – Kota Bogor memiliki tiga destinasi wisata baru. Ketiganya adalah Desa Tradisional Katulampa, Kawasan Kuliner Batu Tulis dan Festival Raden Saleh. Ketiga desti­nasi wisata di atas merupakan potensi pusaka dan kebudayaan yang dimiliki Kota Bogor yang belum banyak diketahui oleh khalayak ramai.

Ketiganya merupakan temuan dari hasil riset mahasiswa Universitas Prasetiya Mulia, Jakarta. Demikian dijelaskan oleh Yudo Har­tono, perwakilan Universitas Prasetya Mulya, Jakarta, saat bertemu dengan Walikota Bogor Bima Arya, Senin (18/4/2016) di Ruang Tamu Walikota Bogor.

“Potensi pusaka dan kebudayaan Kota Bo­gor dapat dimaksimalkan untuk city branding. Juga ada potensi lain yang dimiliki Kota Bogor yang masih belum dikenal khalayak ramai, salah satu Raden Saleh yang karya seninya ter­kenal hingga ke manca negara,” papar Yudo.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Selasa 16 April 2024

Bima Arya menyambut baik hasil paparan potensi destinasi wisata di atas. Kedepan, Bima mengharapkan dapat dimatangkan menjadi sebuah konsep yang siap di-launch­ing pada Hari Jadi Bogor (HJB). Bima berharap konsep yang ada nanti dikoordinasikan den­gan Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Eko­nomi Kreatif Kota Bogor serta panitia Hari Jadi Bogor (HJB).

Nama besar Raden Saleh belum banyak diketahui masyarakat. Berdasarkan wikipe­dia, Raden Saleh Sjarif Boestaman adalah pe­lukis Indonesia beretnis Arab-Jawa yang mem­pionirkan seni modern Indonesia. Lukisannya merupakan perpaduan romantisme yang sedang populer di Eropa saat itu dengan elemen-elemen yang menunjukkan latar be­lakang Jawa sang pelukis.

BACA JUGA :  Cegah Gula Darah Naik dengan Ubah Gaya Hiduo Sehat, Simak Ini

Ciri romantisme muncul dalam lukisan-lukisan Raden Saleh yang mengandung para­doks. Gambaran keagungan sekaligus kekeja­man, cerminan harapan (religiusitas) sekaligus ketidakpastian takdir (dalam realitas). Ekspre­si yang dirintis pelukis Perancis Gerricault dan Delacroix ini diungkapkan dalam suasana dramatis yang mencekam, lukisan kecoklatan yang membuang warna abu-abu, dan ketegan­gan kritis antara hidup dan mati.

Raden Saleh terutama dikenang karena lukisan historisnya, Penangkapan Pangeran Diponegoro, yang menggambarkan peristiwa pengkhianatan pihak Belanda kepada Pan­geran Diponegoro yang mengakhiri Perang Jawa pada 1830. Sang Pangeran dibujuk un­tuk hadir di Magelang untuk membicarakan kemungkinan gencatan senjata, namun pi­hak Belanda tidak memenuhi jaminan kes­elamatannya, dan Diponegoro pun ditangkap.

(Abdul Kadir Basalamah)

============================================================
============================================================
============================================================