02_infiniti_qx_sportKaum wanita sangat rentan mengalami anemia atau kekurangan zat besi. Karena gejalanya mirip, yaitu rasa lelah dan pusing, banyak orang mengira anemia dan tekanan darah rendah adalah kondisi yang sama.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Menurut penjelasan dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD(K), seseorang disebut mengalami anemia apabila kadar hemoglobinnya (sel darah merah) rendah. Pada wanita nilai normal he­moglobin 12-16 gr/dl, pria 13,5-18 gr/dl. “Secara klinis biasanya pasien terlihat pucat dan lemas,” kata Ari dalam su­rat elektronik.

Penyebab anemia bermacam-macam, bisa karena produksi yang rendah, karena perdarahan, kekuran­gan zat besi, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat, anemia karena penghancuran berlebih atau anemia karena penyakit kronis misal kanker.

Wanita hamil dan menyusui adalah kelompok pertama yang berisiko anemia. Peningkatan volume darah membutuhkan lebih banyak zat besi untuk diberikan ke bayi atau janin, demi pertumbuhan organ tu­buhnya.

Kondisi lain yang juga kadang kala terjadi pada wanita adalah hipotensi atau tekanan darah rendah. Masyara­kat sering menggunakan istilah darah rendah.

BACA JUGA :  7 Tips Menetralisir Tubuh usai Makan yang Bersantan saat Lebaran

Hipotensi yaitu suatu keadaan dimana tekanan darah hanya 90 mmHg/60 mmHg atau kurang. Kondi­si ini dapat menyebabkan gejala pus­ing, sempoyongan, terutama saat tiba-tiba melakukan perubahan posisi tubuh (misalnya saat tiba-tiba berdiri dari posisi tidur).

“Jika tekanan darah seseorang 90/60 mmHg atau kurang, sudah bisa disebut mengalami hipotensi. Ke­jadian hipotensi lebih banyak dialami para wanita dari pada pria karena berhubungan dengan perdarahan (menstruasi/melahirkan) atau ke­hamilan yang juga bisa menyebabkan terjadinya hipotensi,” papar Ari.

Karena kondisi anemia dan hipo­tensi ini sering tumpang tindih atau sekilas mirip, kadang kala seseorang dengan kondisi hipotensi mengon­sumsi zat besi. Padahal, hal itu tepat.

“Pasien sama-sama merasakan lemah, pusing dan seperti melayang. Kadang kala penyebabnya bisa sama. Pasien dengan anemia karena perda­rahan bisa juga mengalami tekanan darah rendah. Saya beberapa kali mendapatkan pasien yang sebena­rnya kadar hemoglobin normal tetapi mempunyai tekanan darah rendah mengosumsi zat besi yang sebena­rnya tidak tepat,” kata staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

BACA JUGA :  Kalap Makan Daging saat Lebaran, Coba 5 Makanan Ini yang Bisa Menurunkan Darah Tinggi

Sembarangan mengonsumsi su­plemen zat besi harus dihindari kare­na kadar zat besi yang tinggi dalam darah bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Beberapa kondisi yang bisa me­nyebabkan tekanan darah rendah atau darah rendah adalah kehilangan cairan atau darah misalnya muntah-muntah hebat, mecret atau diare, perdarahan baik melalui saluran cer­na atas maupun saluran bawah yang terjadi tiba-tiba, perdarahan melalui vagina, infeksi berat atau gangguan pada jantung.

Ada obat-obatan yang menyebab­kan terjadinya penurunan tekanan darah antara lain obat anti darah tinggi, obat penenang atau obat di­uresis (untuk merangsang buang air kecil).

“Jangan menjadi dokter buat diri sendiri karena keluhan bisa sama tetapi penyebabnya berbeda. Kalau beda penyebab tentu beda obatnya,” katanya.

============================================================
============================================================
============================================================