PT Bank Rakyat IndonesiaTbk (BRI) akan kembali menerÂbitkan surat utang senilai Rp 4,4 triliun guna memenuhi keÂbutuhan likuiditas tahun ini. Pendanaan tersebut diharapkan mampu memperkuat penyalurankredit perseroanyang ditarÂgetkan tumbuh sekiÂtar 13-15 persenpada tahun ini.
Oleh : Winda Herviana
[email protected]
Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo menjelaskan, penerbitan obligasi tersebut merupakÂan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi Berkelanjutan I BRI dengan target dana Rp12 triliun.
Sebelumnya, BRI telah melunÂcurkan obligasi berkelanjutan I BRI Tahap I Tahun 2015 senilai Rp 3 triliun, dan obligasi berkelanjutan I BRI Tahap II TaÂhun 2016 senilai Rp 4,65 triliun.
Haru mengatakan, untuk mencegah hilanÂgnya potensi pendapatan dari bunga, BRI akan menggenjot pendapatan non bunga (fee based income) dan menurunkan biaya dana (cost of fund). Dengan cara itu ia berÂharap pertumbuhan kredit taÂhun ini mencapai 13 hingga15 persen.
“Cost of fund dan NPL (Non PerformÂing Loan) akan kita coba turunkan, sementara fee based income kita naikkan,†ujar Haru keÂpada CNN Indonesia.
Menurutnya, penyaluran kredit BRI pada tahun ini akan lebih banyak difokuskan untuk mendukung segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Sebagai informasi, BRI baru saja memangÂkas suku bunga kredit sektor UMKM, dari 12,75 persen per tahun menjadi 9,75 persen per tahun. Suku bunga tersebut berlaku terhitung sejak 1 Mei 2016 khusus untuk debitur baru. “Mikro masih bertahan karena memang ada kebijakan pemerintah misalnya KUR,†jelasnya. (net)