Untitled-18Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, menantang sejumlah masyarakat yang menilai bahwa soal UN di Kota Bogor. Tak tanggung-tanggung Ia siap mundur dari jabatannya bila ditemukan adanya kebocoran soal UN.

Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Edgar Surat­man, memastikan tidak ada kebocoran soal ujian nasional (UN) baik berba­sis kertas maupun komputer. Jika ke­bocoran soal benar terjadi dan bisa dibuktikan, Edgar siap mundur dari jabatannya.

Hal ini disampaikan Edgar saat dikonfirmasi terkait dugaan kebocor­an jawaban di salah satu SMA favorit di Kota Bogor. Menurutnya, hal terse­but baru sebatas issue belaka dan be­lum bisa dibuktikan kebenarannya. “Jabatan bagi saya bukan segalanya, saya siap mundur,” katanya kemarin.

Dinas Pendidikan Kota Bogor sudah mengawal distribusi soal UN. Soal ujian nasional berbasis komput­er (UNBK) didistribusikan langsung melalui server dari kementerian, sementara untuk berbasis kertas di­kawal petugas pengamanan.

Menurutnya, issue ini sudah ber­langsung dari tahun ke tahun. Hanya saja, tidak ada pembuktian yang jelas sehingga tidak bisa ditindaklanjuti. “Saya sendiri yang memantau saat soal datang. Saya langsung membuka itu disaksikan wartawan dan satuan pendidikan. Saya juga berdoa supaya ada petunjuk bimbingan, ” kata dia.

Kabar ada bocornya soal UNBK bermula dari curahan hati dosen Institut Pertanian Bogor, Ernan Rustandi di akun Facebook-nya. Curhatan itu muncul karena anaknya yang bersekolah di SMAN 1 Kota Bo­gor, menjadi salah satu korban dari kebocoran itu.

Ernan Rustiadi, dosen ilmu per­tanian di Institut Pertanian Bogor (IPB), menumpahkan kekesalannya terkait dugaan kecurangan dalam ujian nasional yang dialami anaknya.

BACA JUGA :  Film Kiblat Menuai Kontroversi, MUI Beri Alasannya

Ernan yang juga pernah menja­bat sebagai dekan fakultas pertanian mengunggah kisah anaknya melalui akun Facebook Sabtu (9/4) lalu ser­ta telah dibagikan ratusan kali dan mendapat respons langsung dari Menteri Pendidikan Anies Baswedan.

Dalam statusnya di Facebook, Ernan menuding adanya kebocoran soal ujian di SMA 1 Bogor dan bahwa anaknya sempat diejek teman-temannya karena ‘sok jujur’ dan tidak mau menggunakan bocoran jawaban.

Berikut tulisan Ernan di laman Facebook dia (tanpa diedit):

Percayalah, “kejujuran dan in­tegritas di dunia pendidikan” adalah barang publik yg paling berharga dimiliki bangsa ini. Ketika kita ga­gal mempertahankannya maka kita sama2 akan gagal memanen generasi penerus hasil dari proses berkualitas.

Anakku duduk di bangku kelas 3 SMA I Bogor, saat ini tengah men­empuh ujian nasional, berbasis kom­puter (UNBK) begitu risau. Bbrp hari lalu pulang ujian menangis karena setelah ujian hari itu dia mencoco­kan jawaban dg teman2nya, jawa­bannya tdk sebaik teman2nya yang memiliki bocoran soal. Dia khawatir masuk dalam kelompok bernilai ter­buruk karena teman2nya sdh memi­lik bocoran jawaban. Malam ini dia meminta pertimbanganku apakah besok di hari minggu perlu mengi­kuti saran gurunya utk mengambil bocoran soal yg akan dibagikan guru di sekolahnya?

Sebagai mantan dekan di IPB yg terlibat dalam seleksi mahasiswa baru, saya tahu betul tidak ada perguruan2 tinggi besar yang mau dibodohi dengan menggunakan hasil ujian UN dalam seleksi maha­siswanya, karena nilai UN tdk kon­sisten dengan indikator2 prestasi siswa lainnya. Anakku menjadi lebih tenang karena kedua orangtuanya mendukung anaknya untuk memilih kejujuran. Namun masalah berikut­nya sekarang dia di “bully” banyak teman2nya karena sbg minoritas dia jadi sasaran ejekan karena dianggap “sok” jujur.

BACA JUGA :  Tinjau Lokasi Bencana di Kota Bogor, Dedie Rachim Pastikan Logistik Terakomodir

Saya akui, saya menceritakan ini ke khalayak umum tanpa melakukan pencarian fakta di lapangan. Tapi cerita ini sdh diketahui oleh khalayak banyak sejak lama. Pihak yang ber­wenang di negeri ini terus membiar­kan kejadian ini terulang.

Inilah tragedi atas harta (barang publik) yang terlalu berharga untuk kita diamkan tergerus waktu, harta itu adalah “kejujuran dan integritas di dunia pendidikan”.

Dalam kapasitas sy sbg orang­tua saya pertaruhkan kejujuran itu di rumah sendiri. Para pejabat yang berwenang, dengan kapasitasnya masing2 ayolah bertindak. Cegahlah guru2 ikut larut dalam ketidakju­juran. Tindak tegas para pembocor soal jawaban….Ayo bertindak.

Dalam kolom komentar, akun mi­lik Menteri Pendidikan, Anies Baswe­dan memberikan keterangan sebagai berikut:

“Perlu diketahui bahwa soal hari Senin dan Selasa sudah masuk ke server (sudah disinkronisasi) karena soal UNBPT ditengarai banyak telah diketahui oleh peserta, maka soal akan diganti (server akan disingkro­nisasi lagi) oleh sebab itu bapak/ibu wali kelas harap memberikan kepada siswa jangan belajar dari soal bocor­an, tapi harus belajar dari soal yang lain karena ada kemungkinan besar berubah,” paparnya.

(Yuska)

============================================================
============================================================
============================================================