Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, menantang sejumlah masyarakat yang menilai bahwa soal UN di Kota Bogor. Tak tanggung-tanggung Ia siap mundur dari jabatannya bila ditemukan adanya kebocoran soal UN.
Oleh : Abdul Kadir Basalamah
[email protected]
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Edgar SuratÂman, memastikan tidak ada kebocoran soal ujian nasional (UN) baik berbaÂsis kertas maupun komputer. Jika keÂbocoran soal benar terjadi dan bisa dibuktikan, Edgar siap mundur dari jabatannya.
Hal ini disampaikan Edgar saat dikonfirmasi terkait dugaan kebocorÂan jawaban di salah satu SMA favorit di Kota Bogor. Menurutnya, hal terseÂbut baru sebatas issue belaka dan beÂlum bisa dibuktikan kebenarannya. “Jabatan bagi saya bukan segalanya, saya siap mundur,” katanya kemarin.
Dinas Pendidikan Kota Bogor sudah mengawal distribusi soal UN. Soal ujian nasional berbasis komputÂer (UNBK) didistribusikan langsung melalui server dari kementerian, sementara untuk berbasis kertas diÂkawal petugas pengamanan.
Menurutnya, issue ini sudah berÂlangsung dari tahun ke tahun. Hanya saja, tidak ada pembuktian yang jelas sehingga tidak bisa ditindaklanjuti. “Saya sendiri yang memantau saat soal datang. Saya langsung membuka itu disaksikan wartawan dan satuan pendidikan. Saya juga berdoa supaya ada petunjuk bimbingan, ” kata dia.
Kabar ada bocornya soal UNBK bermula dari curahan hati dosen Institut Pertanian Bogor, Ernan Rustandi di akun Facebook-nya. Curhatan itu muncul karena anaknya yang bersekolah di SMAN 1 Kota BoÂgor, menjadi salah satu korban dari kebocoran itu.
Ernan Rustiadi, dosen ilmu perÂtanian di Institut Pertanian Bogor (IPB), menumpahkan kekesalannya terkait dugaan kecurangan dalam ujian nasional yang dialami anaknya.
Ernan yang juga pernah menjaÂbat sebagai dekan fakultas pertanian mengunggah kisah anaknya melalui akun Facebook Sabtu (9/4) lalu serÂta telah dibagikan ratusan kali dan mendapat respons langsung dari Menteri Pendidikan Anies Baswedan.
Dalam statusnya di Facebook, Ernan menuding adanya kebocoran soal ujian di SMA 1 Bogor dan bahwa anaknya sempat diejek teman-temannya karena ‘sok jujur’ dan tidak mau menggunakan bocoran jawaban.
Berikut tulisan Ernan di laman Facebook dia (tanpa diedit):
Percayalah, “kejujuran dan inÂtegritas di dunia pendidikan” adalah barang publik yg paling berharga dimiliki bangsa ini. Ketika kita gaÂgal mempertahankannya maka kita sama2 akan gagal memanen generasi penerus hasil dari proses berkualitas.
Anakku duduk di bangku kelas 3 SMA I Bogor, saat ini tengah menÂempuh ujian nasional, berbasis komÂputer (UNBK) begitu risau. Bbrp hari lalu pulang ujian menangis karena setelah ujian hari itu dia mencocoÂkan jawaban dg teman2nya, jawaÂbannya tdk sebaik teman2nya yang memiliki bocoran soal. Dia khawatir masuk dalam kelompok bernilai terÂburuk karena teman2nya sdh memiÂlik bocoran jawaban. Malam ini dia meminta pertimbanganku apakah besok di hari minggu perlu mengiÂkuti saran gurunya utk mengambil bocoran soal yg akan dibagikan guru di sekolahnya?
Sebagai mantan dekan di IPB yg terlibat dalam seleksi mahasiswa baru, saya tahu betul tidak ada perguruan2 tinggi besar yang mau dibodohi dengan menggunakan hasil ujian UN dalam seleksi mahaÂsiswanya, karena nilai UN tdk konÂsisten dengan indikator2 prestasi siswa lainnya. Anakku menjadi lebih tenang karena kedua orangtuanya mendukung anaknya untuk memilih kejujuran. Namun masalah berikutÂnya sekarang dia di “bully” banyak teman2nya karena sbg minoritas dia jadi sasaran ejekan karena dianggap “sok” jujur.
Saya akui, saya menceritakan ini ke khalayak umum tanpa melakukan pencarian fakta di lapangan. Tapi cerita ini sdh diketahui oleh khalayak banyak sejak lama. Pihak yang berÂwenang di negeri ini terus membiarÂkan kejadian ini terulang.
Inilah tragedi atas harta (barang publik) yang terlalu berharga untuk kita diamkan tergerus waktu, harta itu adalah “kejujuran dan integritas di dunia pendidikan”.
Dalam kapasitas sy sbg orangÂtua saya pertaruhkan kejujuran itu di rumah sendiri. Para pejabat yang berwenang, dengan kapasitasnya masing2 ayolah bertindak. Cegahlah guru2 ikut larut dalam ketidakjuÂjuran. Tindak tegas para pembocor soal jawaban….Ayo bertindak.
Dalam kolom komentar, akun miÂlik Menteri Pendidikan, Anies BasweÂdan memberikan keterangan sebagai berikut:
“Perlu diketahui bahwa soal hari Senin dan Selasa sudah masuk ke server (sudah disinkronisasi) karena soal UNBPT ditengarai banyak telah diketahui oleh peserta, maka soal akan diganti (server akan disingkroÂnisasi lagi) oleh sebab itu bapak/ibu wali kelas harap memberikan kepada siswa jangan belajar dari soal bocorÂan, tapi harus belajar dari soal yang lain karena ada kemungkinan besar berubah,†paparnya.
(Yuska)