PYONGYANG TODAY – Korea Utara (Korut) akan melakukan uji coba nuklir kelima dalam waktu dekat, kemungkinan sebelum kongres partai pada awal Mei. Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, melapork­an hal tersebut pada Minggu (17/4), mengutip sumber pemerintah Kor­sel, berdasar pengamatan akan aktivitas di sekitar situs uji coba. “Dibanding bulan lalu, frekuensi kendaraan, tenaga kerja dan pera­latan meningkat dua sampai tiga kali lipat baru-baru ini,” lapor Yon­hap, mengutip beberapa sumber pemerintahan.

Berita soal persiapan Pyong­yang untuk uji coba nuklir keem­pat ini muncul bertepatan dengan persiapan Korut untuk menga­dakan kongres partai komunis di awal Mei. Di tiap kongres partai, pemimpin Korut Kim Jong Un bi­asanya membanggakan diri atas prestasinya dalam membangun program sejata.

Kemungkinan Korut melakukan uji coba nuklir kelima dalam beber­apa minggu ini, telah meningkat sejak gagalnya peluncuran rudal pada Jumat lalu.

Sebelumnya, Korut telah melakukan uji coba nuklir keempat pada Januari dan peluncuran roket jarak jauh pada Februari, yang disu­sul sanksi baru PBB. Militer Korsel mengatakan pemerintah Korut se­cara teknis siap untuk uji coba nuklir tambahan, tergantung pada keputu­san politik dari pemimpinnya.

Kementerian pertahanan Ko­rea Selatan mengatakan tidak bisa mengonfirmasi laporan tersebut tetapi menegaskan Korut dapat melakukan uji coba nuklir baru ka­pan saja.

Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat akan merespons keras jika Korea Utara (Korut) kem­bali melakukan uji coba nuklir. Hal ini disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken beberapa hari setelah kegagalan Korut melun­curkan apa yang diyakini AS seb­agai rudal balistik jarak menengah.

Sebelumnya pada Januari lalu, Korut melakukan uji coba nuklir ke­empatnya dan meluncurkan roket jarak jauh pada Februari lalu. Hal tersebut merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB.

Dewan Keamanan PBB kemudi­an melakukan voting atas resolusi mengenai sanksi-sanksi baru PBB yang lebih berat terhadap Korut. Resolusi yang drafnya diajukan AS dan China tersebut, disetujui den­gan suara bulat oleh DK PBB pada awal Maret lalu.

Blinken mengatakan seperti di­lansir kantor berita Reuters, Senin (18/4/2016), Korut akan jatuh ke lubang yang lebih dalam jika terus melakukan provokasi. “Akan ada tambahan respons keras jika terjadi uji nuklir Korut berikutnya,” tutur Blinken kepada para wartawan dalam kunjungan ke Tokyo untuk bertemu pejabat-pejabat senior pemerintah Jepang.

Ditegaskan Blinken, aksi pro­vokasi Korut tersebut tak bisa diterima. Dikatakannya, AS akan mempertimbangkan sejumlah ke­mungkinan soal respons keras terha­dap Korut. Namun dia menambah­kan, masih terlalu dini untuk lebih spesifik soal itu.

(Yuska Apitya/net)

============================================================
============================================================
============================================================