Persib-Juara-ISl-2014aJAKARTA, TODAY– Setahun setelah pembekuan PSSI, para pelatih ber­harap kompetisi segera digulirkan. Sehingga kapanpun pembekuan di­cabut oleh pemerintah dan FIFA, tim nasional tak akan kesulitan mencari pemain.

Ketiadaan kompetisi selama masa pembekuan PSSI disesalkan oleh barisan pelatih. Apalagi setelah situasi itu berlangsung selama satu tahun. Nil Maizar, pelatih Semen Padang menanti aksi konkrit pemer­intah yang sudah membekukan PSSI demi perbaikan organisasi sepakbola tanah air itu.

“Saya mendapatkan informasi ka­lau Presiden RI Jokowi mengatakan bahwa masalah PSSI akan selesai se­belum bulan Mei. Itu menarik buat saya, artinya mudah-mudahan ma­salah pesepakbola sebelum bulan Mei akan berakhir,” kata Nil Maizar dalam perbincangan dengan detik­Sport.

Dirinya berharap agar sepak­bola kembali normal. Kasihan para pemain. Anak-anak muda tidak bisa tampil mulai dari U-16, U-17, U-21, U-23 sampai SEA Games dan Asian Games jadi tidak jelas.

“Untuk PSSI, saya tidak bisa berkomentar. Pemerintah sudah mu­lai memberikan pernyataan seperti itu: sebelum Mei akan selesai. Jadi, mereka yang akan tahu seperti apa,” tutur pria asal Payakumbuh, Suma­tera Barat itu.

BACA JUGA :  Kang Jaya Cup Mini Soccer Turnamen, Cegah Maraknya Kenakalan Remaja

Kompetisi menjadi salah satu poin yang diharapkan segera digu­lirkan. Sebab, kapanpun timnas bisa tampil lagi di ajang internasional, pemerintah ataupun PSSI tak akan kelimpungan. “Tahun ini seharus­nya timnas bisa ikut di AFF. Pada 2014 kemarin Indonesia sudah gagal, 2012 gagal, tahun ini bagaimana?” ucap Nil Maizar.

Membentuk pemain dan skuat yang bagus itu salah satunya melalui kompetisi. Kalau tidak, tidak bisa. Kalau kompetisi jalan, pembinaan bisa berjalan. Pelatih bisa memilih pemain yang bagus dari kompetisi untuk masuk ke timnas.

Rahmad Darmawan yang kini menangani T-Team di Malaysia malah berharap tak hanya kompe­tisi yang bergulir tapi pemerintah segera mereformasi PSSI sesuai ren­cana agar pembekuan tak berlarut-larut.

“Menurut saya segera cabut pembekuan atas PSSI supaya secara otomatis suspending FIFA terhadap PSSI juga dicabut. Selanjutnya, apa-apa yang menjadi keinginan bersama (pemerintah dan PSSI) untuk mem­bangun sepakbola Indonesia lebih baik ya kembalikan kepada statuta FIFA,” kata Rahmad.

BACA JUGA :  Jadwal Pertandingan Wakil Indonesia di Final Swiss Open 2024

“Itu demi timnas kita bisa ber­main lagi di level kompetisi AFC/ FIFA. Mau tidak mau kita juga harus menghormati segala aturan didalam­nya.

Mereformasi sepakbola tetap harus mengacu pada tatanan Stat­uta FIFA. saat ini yang paling tepat adalah duduk bersama untuk mem­bicarakan hal-hal tentang keinginan masing-masing pihak seperti apa.

“Jujur kritik saya ingin pemerin­tah itu berlaku seperti seorang ayah terhadap anaknya (PSSI), selesaikan dengan musyawarah mufakat tidak harus meneruskan sikap tidak mau kalahnya terhadap keputusan penga­dilan dan MA,” imbuhnya.

Untuk itu pertama pemerintah harus masuk di Adhoc yang sudah setujui FIFA sebagai mediasi untuk menyuarakan kemauan Pemerintah dan PSSI dalam mereformasi sepak­bola Indonesia.

(Imam/net)

============================================================
============================================================
============================================================