Untitled-18JAKARTA, TODAY — Harga minyak mentah In­donesia atau Indonesia Crude Price (ICP) ter­us mengalami perbaikan. Setelah merangkak naik sebesar USD 1,4 per barel pada Februari lalu, ICP kembali mengalami melonjak USD 5,27 per barel pada bulan berikutnya.

Tim Harga Minyak Mentah Indonesia men­catat ICP Maret mencapai USD 34,19 per barel, melonjak 18,2 persen dibandingkan harga Februari yang sebesar USD 28,92 per barel. Peningkatan harga minyak mentah Indonesia ini sejalan dengan perkemban­gan harga beberapa minyak mentah utama di pasar Inter­nasional. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) sepanjang Maret naik sebesar USD 7,37 menjadi USD 37,99 per barel. Minyak jenis Brent juga naik USD 6,26 menjadi USD 39,79 per barel.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga minyak dunia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Perta­ma, produksi minyak mentah pada Februari yang mengalami penurunan. Berdasarkan pub­likasi Organisasi Negara-Nega­ra Pengekspor Minyak (OPEC), ada penurunan suplai minyak mentah dunia sebesar 0,21 juta barel per hari menjadi 95,73 juta barel per hari sepanjang bulan lalu.

BACA JUGA :  Resep Membuat Ayam Bakar Kecap untuk Menu Buka Puasa yang Menggugah Selera

Laporan International Energy Agency (IEA) juga menunjukkan hal yang sama. Sepanjang Maret 2016, ter­jadi penurunan suplai minyak mentah dari negara–negara OPEC sebesar 90 ribu barel per hari menjadi 32,61 juta barel per hari. “Ini disebabkan penurunan produksi oleh Irak, Nigeria dan Uni Emirat Arab serta penahanan produksi oleh Arab Saudi,” kata Tim Harga Minyak dalam keterangan res­minya, Selasa (5/4/2016).

Penurunan produksi ter­lihat dari berkurangnya jum­lah penggunaan rig. Laporan Baker Hughes pada Maret 2016 menyatakan penggunaan rig dunia pada Februari 2016 menurun 200 rig menjadi 1.695 rig dibandingkan bulan sebelumnya.

Nilai tukar dolar Amerika Seikat juga ikut mempenga­ruhi harga minyak. Berdasar­kan ICE US Dollar Index (DXY), tren nilai tukar mata uang do­lar Amerika Serikat dibanding­kan enam mata uang mayori­tas dunia turun sebesar 3,80 poin dari 98,37 menjadi 94,57 dibandingkan Februari 2016.

Menteri Perminyakan Qa­tar Muhammad Saleh As-Sada juga menyatakan produsen minyak dunia akan mengerem laju produksinya. Para pro­dusen minyak baik anggota maupun di luar OPEC, akan bertemu di Doha pada 17 April mendatang. Pertemuan ini akan mendiskusikan rencana untuk menahan laju produksi minyak dunia. Terdapat 15 negara OPEC dan Non-OPEC yang menguasai 73 persen suplai minyak mentah dunia, mendukung pertemuan di Doha, Qatar.

BACA JUGA :  Lahirkan Generasi Emas pada 2045, Siti Chomzah Ajak Kepala PAUD se-Kabupaten Bogor Optimalkan Gerakan Transisi PAUD SD 

Penurunan harga juga di­pengaruhi oleh meningkat­nya konsumsi minyak dunia. Mengacu laporan EIA (Energi Information Administration) Amerika Serikat pada minggu ketiga Maret 2016, stok produk minyak di negara tersebut mengalami penurunan karena konsumsinya bertambah. Stok gasoline turun 9,9 juta barel dibandingkan akhir Februari 2016, sedangkan stok distil­lates turun sebesar 1,3 juta barel.

Untuk kawasan Asia Pa­sifik, peningkatan harga min­yak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi faktor lain. Pertama, meningkatnya impor minyak mentah negara Tion­gkok dari Kuwait sebesar 2,1 persen menjadi 250 ribu barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya. Utilisasi kilang di Jepang juga meningkat 1 persen, menjadi 543.509 kiloliter per hari.

(Yuska Apitya/CNN)

============================================================
============================================================
============================================================