Untitled-3”SALAM Pramuka” begitu semboyan khas yang biasa diucapkan para anggota pramuka saat menyapa dan bertatap muka atau pun mengawali sambutan. Istilah pramuka merupakan perpaduan dari Praja Muda Karana yang bermakna prajurit pemuda yang tangguh, mandiri, dan memiliki keterampilan hidup tinggi.

Oleh : Latifa Fitria
[email protected]

Gerakan kepemudaan ini memang me­miliki sejarah panjang dan idealisme yang sempat menjadi favorit, bukan sekedar mengenakan seragam cokelat lengkap dengan atributnya. Namun, terdapat makna khusus di balik itu. Gerakan pramuka merupakan pendidikan watak dan kepribadian yang disebut nation and character building.

Gerakan pramuka secara resmi diperkenal­kan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tang­gal 14 Agustus 1961 yang juga diperingati sebagai hari lahirnya gerakan pramuka. Gerakan ini telah dicanangkan pada 14 Agutus 1961. Visi ger­akan pramuka sebagai wadah pilihan dan solusi andal masalah kaum muda.

Merunut filosofi atau pemaknaan pramuka zaman dulu dan kini, seperti dikatakan Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat tak ada yang berbeda. Meski demikian, terdapat proses aktualisasi sebagai bagian dari penyesuaian terhadap arus perkembangan za­man.

”Eksistensi pramuka dari dulu hingga sekarang sama saja untuk melakukan pembi­naan pendidikan karakter melalui Dasa Darma Pramuka yang terdiri dari 10 poin dengan motto Tri Satia, Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubak­tikan,” ujar Ade Sarip.

Seiring fenomena anak muda sekarang, ban­yak siswa sekolah yang kurang aktif dan antu­sias dengan gerakan pramuka. Mereka memiliki solusinya, di antaranya dengan diperlukan penambahan jumlah pembina atau guru di bidang kepramukaan se­hingga mereka bisa menjadi guru dan menjadi contoh dalam kegiatan kepramukaan.

”Kemudian, dengan membuat program atau kegiatan yang menarik, baik di tingkat siaga, penggalang, penegak, baik yang terstruktur dari kwarcab, kwaran maupun gugus depan (gudep) tertentu yang secara rutin melaksanakan keg­iatan lomba,” jelas Ade.

Ade menambahkan, bahwa gerakan pramu­ka dapat menekan masalah kenakalan remaja yang marak akhir – akhir ini. Soal ini, Ade me­milih menangkalnya dengan melakukan silah­turahmi antara nggota pramuka dan melakukan kegiatan yang positif seperti lomba ketangkasan, pertemuan antar pengurus Dewan Kerja Cabang (DKC) dan lain – lain.

”Termasuk kita akan melaksanakan kemah pelajar untuk menciptakan dan meningkatkan kebersamaan antar pelajar, khususnya mereka yang anggota pramuka,” imbuhnya.

Pria yang juga menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor ini mengajak, agar pramu­ka dapat mengikuti perkembangan muda – mudi. Saat ini, hampir setiap orang, bahkan peserta didik memiliki alat komunikasi smart­phone. Anak – anak yang lahir antara tahun 1990-an hingga 2000-an merupakan generasi cyber.

Mereka selalu online hingga 24 jam. Bah­kan, peran mereka saat ini menjadi citizen jour­nalism yang selalu memperbaharui statusnya dalam media sosial. Mereka selalu mengungkap­kan hal – hal yang dilihat dan dira­sakan saat ini juga. Sehingga, sudah sepatutnya pramuka mampu menangkap fenomena ini.

Menurutnya, ini tantangan bagi pembina pramuka untuk selalu kreatif dalam membina peserta didik di gugus depan, dan dengan bang­ga mengaku sebagai anggota Pramuka.

Saat diminta tanggapan mengenai pramuka, Ade menekankan gerakan ini harus bertrans­formasi sesuai dengan kebutuhan anak muda zaman sekarang agar tidak kuno dalam era digi­tal saat ini tapi tetap berlandaskan Satya Darma Pramuka.

”Tentu sangat setuju, kalau pun tidak semua modernisasi dianggap lebih hebat dan yang di­anggap kuno tak perlu. Namun, kegiatan rutin pramuka yang menggunakan digital seperti Jambore On The Air (JOTA) dan Jambore On The Internet ( JOTI) tingkat nasional dan internasi­onal,” tambahnya.

Sehingga, sambungnya, anggota pramuka selain mampu menggunakan internet juga bisa bergaul dan mengenal dengan anggota pramuka di luar negeri. Interaksi ini dianggap penting se­bagai bagian dari upaya membuka ruang penge­tahuan dan informasi secara global.

Disamping itu, Ade juga menegaskan pramu­ka mengajak generasi muda untuk senantiasa merefleksikan makna pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila selalu menjadi landasan dalam setiap kegiatan dengan slogan Satu Pramuka Satu Indonesia dan Satu NKRI.

”Tidak ada kata dan kegiatan yang dilakukan kecuali untuk mempertahankan pancasila seb­agai ideologi,” tutupnya mengakhiri perbincan­gan.

(Latifa Fitria)

============================================================
============================================================
============================================================